AdvertisementAdvertisement

Ekonomi Syariah Berpotensi Jadi Arus Baru di Indonesia

Content Partner

Pembicara dan panelis menyampaikan materinya dalam diskusi panel MUI dengan tema Peran Ekonomi Syariah dalam Arus Baru Ekonomi Indonesia di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Senin (24/7).

Hidayatullah.or.id – Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Ma’ruf Amin mengatakan ekonomi syariah dapat menjadi arus baru ekonomi Indonesia.

Hal itu disampaikan beliau dalam Diskusi Panel “Peran Ekonomi Syariah Dalam Arus Baru Ekonomi Indonesia” di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Senin (24/7).

Dia menegaskan, ekonomi syariah mampu mendorong pengembangan ekonomi secara menyeluruh dan mendorong kemitraan/kerjasama antara pengusaha besar dan pengusaha kecil.

“Era baru ekonomi Indonesia ini ditandai dengan hadirnya tiga hal utama. Pertama, lahirnya Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) yang dipimpin langsung oleh Bapak Presiden RI,” katanya.

Kedua, lanjutnya, pencanangan Jakarta sebagai Pusat Ekonomi dan Keuangan Syariah Dunia. Dan, ketiga, arus baru ekonomi Indonesia yang didukung oleh ekonomi syariah.

“Untuk mendorong ekonomi syariah ini, saat ini tengah dilakukan pembenahan-pembenahan. Bukan hanya sektor keuangan syariah saja yang dilakukan pembenahan tetapi juga pada sektor lainnya termasuk sektor bisnis dan wisata syariah,” kata Kiai Ma’ruf.

Menurutnya, arus baru ekonomi Indonesia ini juga merupakan momentum perubahan paradigma ekonomi yang semula lebih banyak menggunakan pendekatan dari atas ke bawah (top-down), maka di waktu mendatang akan lebih di dorong pendekatan dari bawah ke atas (bottom up).

Oleh karena itu, tambahnya, ke depan ekonomi nasional harus ditopang kuat oleh ekonomi umat, bukan seperti sebelumnya yang hanya ditopang oleh segelintir konglomerat.

“Potensi kita terbesar, tapi riil marketnya masih kecil. Jadi bagaimana mengubah riil market sesuai potential market,” kata Kiai Ma’ruf.

Kiai Ma’ruf menilai, hadirnya komitmen pemerintah menunjukkan kesungguhan dalam upaya mendorong percepatan tumbuh dan kembangnya ekonomi syariah ini.

Pemerintah secara intensif membenahi beberapa peraturan perundangan yang dinilai menjadi faktor penghambat kebijakan percepatan tersebut.

Apabila komitmen pemerintah dapat berjalan dengan mulus, kata dia, maka dapat dipastikan Indonesia akan menjadi pemain dan sekaligus pasar ekonomi syariah yang memiliki prospek cerah.
Karena selain Indonesia menjadi potensial market dengan jumlah penduduk Muslim yang besar, juga karena ekonomi syariah memberikan manfaat ekonomi bagi para pelakunya.

Peran MUI dalam merumuskan fatwa diharapkan dapat menjadi stimulan, akselerator, dan integrator dalam mendorong pengembangan ekonomi dan keuangan syariah.

Mulai dari sisi peraturan perundang-undangan, terbentuknya lembaga dan keuangan syariah, prodi di perguruan tinggi, dan pembentukan kurikulum mulai dari pendidikan dasar hingga perguruan tinggi. Masyarakat madani akhirnya membentuk arus baru ekonomi syariah di Indonesia.

“Saat ini adalah momentum emas untuk seluruh pihak secara bersama-sama melakukan gerakan ekonomi syariah secara nasional sebagai arus baru kebijakan ekonomi nasional,” katanya.

Sementara itu, Gubernur Bank Indonesia, Agus D.W. Martowardojo pada kesempatan yang sama mengatakan Bank Indonesia terus mendorong peran ekonomi syariah dalam mendukung pertumbuhan dan ketahanan ekonomi nasional.

Diskusi yang dilaksanakan pihaknya bersama Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini diharapkan dapat menghasilkan suatu kerangka kerja nyata yang dapat diimplementasikan bagi kemajuan perekonomian Indonesia.

Ekonomi syariah dinilai Agus merupakan salah satu jawaban atas permasalahan ekonomi yang masih terdapat di Indonesia, yaitu kesenjangan sosial.

“Sistem ekonomi syariah merupakan sistem ekonomi yang menjunjung tinggi keadilan, kebersamaan, dan keseimbangan dalam pengelolaan sumber daya,” kata Agus.

Dia menerangkan, ekonomi syariah juga dilengkapi dengan mekanisme distribusi harta kepada masyarakat miskin serta dorongan partisipasi masyarakat untuk berkontribusi bagi kepentingan publik, sehingga bersifat inklusif.

Seirisan dengan itu, Ketua Departemen Kewirausahaan dan Koperasi DPP Hidayatullah Hamzah Akbar yang turut hadir sebagai undangan dalam acara tersebut menyatakan optimismenya pertumbuhan positif ekonomi syariah di Indonesia.

Hamzah juga mengapresiasi gagasan Gubernur BI yang ingin memantapkan peran global Indonesia dalam kancah sistem ekonomi syariah dan memberi kestabilan ekonomi khususnya beberapa negara di Timur Tengah.

“Pada prinsipnya baik pemateri maupun para panelis berjalan sangat normatif, namun tentunya tetap dalam semangat memantapkan arus baru perekonomian syariah di Indonesia,” kata Hamzah.

Diskusi panel ini diselenggarakan dalam rangka memberi draf konsep ekonomi syariah dalam Milad 42 MUI yang selanjutnya bisa menjadi rekomendasi ke pemerintah untuk menata ekonomi indonesia ke depan. (ybh/hio)

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Indeks Berita Terbaru

Membangun Generasi Islami Berdaya melalui Pesantren Masyarakat Cibuntu

KUNINGAN (Hidayatullah.or.id) -- Pengurus Persaudaraan Dai Indonesia (PosDai) baru-baru ini melakukan anjangsana silaturrahim ke komunitas warga binaan Pesantren Masyarakat...
- Advertisement -spot_img

Baca Terkait Lainnya

- Advertisement -spot_img