BATAM (Hidayatullah.or.id) — Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Asosiasi Pengusaha Hidayatullah (APHIDA) Muhammad Faisal Tamrin berbagi tips dan motivasi kewirausahaan dalam acara Seminar Entrepreneurship di hadapan mahasiswi kelas takhassus Perguruan Tinggi Hidayatullah (PTH) di Batam, Sabtu, 23 Sya’ban 1443 (26/3/2022).
Acara seminar yang bertempat di lantai 2 Aula Gedung Asia Raya atau Gedung Rektorat IAI Abdullah Said Batam ini dilaksanakan dimulai Pukul 09:30 sampai selesai yang dibuka oleh Ketua Departemen Dakwah Kampus Utama Hidayatullah Batam Ust. Rahmat Ilahi Hadits.
Pada kesempatan tersebut Muhammad Faisal juga sekaligus mensosialisasikan program-program APHIDA yang dapat dikerjasamakan dengan Program Studi (Prodi) Manajemen Bisnis Syariah, Fakultas Ekonomi Islam pada Institut Agama Islam Abdullah Said (IAIAS) Batam.
Faisal yang juga alumni angkatan III Madrasah Aliyah Radhiyatan Mardhiyah (Marama) Putra Hidayatullah Gunung Tembak ini memulai seminar dengan menyampaikan dasar tauhid sebagai pegangan seseorang yang bergerak di bidang entrepreneur dengan menyitir Qur’an Surat al Isra’ ayat ke 170:
“Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan”.
Kenapa harus menjadi entrepreneur adalah sebuah pertanyaan yang dilontarkan oleh alumnus Magister Hukum Universitas Indonesia (UI) ini sebagai pancingan kepada peserta seminar.
Kemudian Faisal melanjutkan bahwa karena Rasulullah shalallahu alaihi wasllam adalah seorang pengusaha, bahkan Istri Rasul juga seorang pengusaha, maka umatnya pun setidaknya tidaknya tak boleh mengabaikan pentingnya kewirausahaan.
“Ada empat sahabat Rasul adalah pedagang dan semua kaya raya. Ada sepuluh sahabat yang dijamin masuk surga pun ternyata hampir semua pedagang. Jika ditelaah lebih dalam lagi, maka akan ditemukan data yang sangat jelas tentang masuknya Islam ke nusantara juga lewat perdagangan,” kata Faisal.
Faisal lantas menekankan pentingnya berniaga, yang, bahkan oleh Rasulullah Muhammad SAW sendiri telah menegaskan bahwa berdagang merupakan pintu rezeki utama.
“Yang paling menggiurkan itu berada di perdagangan, karena kelipatan pendapatannya bukan perbulan tapi perhari sudah bisa ditaksir omzet pendapatannya. Yang apabila diselami lebih seksama kita akan sadar dengan itu semua posisi tangan di atas lebih baik dari tangan di bawah bisa diejawantahkan oleh seorang muslim,” kata mantan Pengurus Pusat Syabab (Pemuda) Hidayatullah periode 2005-2008 ini.
Faisal juga menjelaskan bahwa Allah SWT lebih menyukai Muslim yang kuat daripada yang lemah dan salah satu kategori kuat yang dimaksud adalah kuat dalam hal finansial karena narasi “hampir-hampir saja kefakiran itu menjerumuskan kita pada kekufuran” bisa menyebabkan orang untuk hasud kepada orang kaya.
“Sedangkan hasud akan memakan kebaikan, juga karena bisa mendorongnya untuk tunduk kepada mereka dengan sesuatu yang merusak kehormatannya dan membuat cacat agamanya,” kata Faisal.
Faisal juga menguraikan perihal potongan makna ayat Al Quran yang menjelasakan tentang “kamu tidak meninggalkan generasi yang lemah” sebagaimana dalam Surah an Nisa ayat 9. Dia mengatakan, salah satu kelemahan yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah lemah ekonominya.
“Makna ayat ini bisa menjadi pemicu untuk generasi muda menangkap makna yang terkandung di dalamnya untuk mengambil peran dalam entrepreneur ini,” kata bos PT Acacia Oktroi Biro ini.
Dia menambahkan, harta yang baik adalah yang dimanfaatkan untuk kemaslahatan dunia dan akhirat sebaimana sabda Nabi Muhammad shalallahu alaihi wa salam bahwa sebaik-baik harta adalah yang dimiliki oleh orang yang shaleh.
“Maka tantangan dan peluang entrepreneurship ini harus juga ditangkap oleh mahasiswa untuk mengambil langkah memulai membangun kemandirian ekonomi umat ini, dari kita untuk kita,” tutup pria yang mahir empat bahasa asing; Inggris, Perancis, Arab dan Korean ini.*/Lailman Abdullah