Hidayatullah.or.id – Semua anak bangsa harus saling mengingatkan agar menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) agar “kapal NKRI” ini tidak bocor atau tenggelam.
Hal tersebut disampaikan Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Dr. TGH. M. Zainul Majdi ketika menjadi pembicara dalam acara Tabligh Akbar dan Dialog Kebangsaan yang digelar Pondok Pesantren Hidayatullah Surabaya, Jawa Timur, Sabtu Malam (22/7/2017).
Saat itu, Gubernur TGB juga menjelaskan hadist yang mengilustrasikan umat manusia yang terbagi dalam dua kelompok dalam sebuah kapal yang berlayar mengarungi lautan.
Diuraikannya, bahwa kelompok pertama digambarkan berada di bagian bawah kapal dan ingin melubangi kapal supaya mudah untuk mendapatkan air tanpa memikirkan kelompok lain yang berada di atas kapal.
Kata dia, apabila kapal bocor dan tenggelam maka yang jadi korban adalah semua penumpang kapal. Bukan hanya pelaku atau kelompok yang melubangi kapal tersebut.
“Jika kapal yang berlayar itu diumpamakan NKRI, maka semua kelompok, semua etnis dan semua anak bangsa ini, harus saling mengingatkan untuk menjaga NKRI ini supaya tidak tenggelam,ā pesan TGB.
“Semua kelompok hendaknya menghadirkan kebaikan dalam kehidupan NKRI,” lanjutnya menegaskan.
Umat Islam yang mayoritas haruslah bersama sama umat lain dapat bekerja sama dalam bingkai NKRI, ujar TGB.
Diingatkannya kembali, bahwa perbedaan bukan hanya terjadi pada zaman ini saja. Namun sudah ada sejak zaman Rasulullah SAW. Karenanya, tegas dia, perbedaan tidak boleh dijadikan ajang menimbulkan perpecahan.
Di dalam Islam, kata TGB Zainul Majdi, setiap saat kita dituntun untuk selalu optimis dalam menghadirkan kebaikan. Untuk itu, TGB berpesan agar umat Islam selalu menebarkan kasih sayang dan kebaikan.
Diakhir tausiyahnya, TGB juga memberikan panduan menyikapi isu perpecahan ummat dan bangsa saat ini, yaitu dengan cara menjauhi saling berburuk sangka dan saling menyalahkan.
Kemudian, lanjutnya, ikatan sesama umat dan anak bangsa hendaknya didasari atas 5 pondasi, yakni: ad-din (agama), persaudaraan, hubungan kekerabatan, mahabbah atau saling mencintai dan kebersamaan dalam bingkai keberagaman. (ntb/prov/hum)