BALIKPAPAN (Hidayatullah.or.id) — Pondok Pesantren Hidayatullah Balikpapan menjadi tuan rumah program Energizing Green Space yang diinisiasi oleh PLN Unit Induk Pembangunan Kalimantan Bagian Timur (PLN UIP KLT).
Program ini, bagian dari Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) PLN, bertujuan untuk menciptakan ruang hijau yang produktif serta berkontribusi pada pelestarian lingkungan. Kegiatan ini sekaligus memperingati Hari Menanam Pohon Indonesia 2024.
Ketua Yayasan Pondok Pesantren Hidayatullah, KH Hamzah Akbar, menyambut baik inisiatif ini. Dalam sambutannya, Hamzah menyampaikan penghijauan ini akan menjadi warisan bagi generasi mendatang sekaligus menjadi sarana pembelajaran lingkungan yang nyata bagi para santri.
“Kolaborasi ini menjadi langkah penting dalam membangun kesadaran generasi muda santri akan pentingnya menjaga keseimbangan alam, khususnya melalui pemanfaatan ruang hijau yang lebih produktif,” katanya, seperti dalam keterangan diterima media ini, Jum’at, 27 Jumadil Awal 1446 (29/11/2024).
Inisiatif penghijauan semacam ini, jelas Hamzah, sangat relevan dalam konteks global menghadapi tantangan perubahan iklim. Dia menyebutkan, menurut data United Nations Environment Programme (UNEP), reboisasi adalah salah satu cara paling efektif untuk menyerap karbon dioksida dan mengurangi dampak gas rumah kaca.
Oleh karena itu, imbuhnya, kolaborasi antara sektor korporasi dan entitas sosial keagamaan, seperti yang dilakukan PLN dan Pesantren Hidayatullah, merupakan langkah strategis yang mendukung agenda lingkungan hidup nasional.
Menurutnya, kerjasama ini merupakan wujud nyata dari komitmen multi-pihak terhadap keberlanjutan. Tentu penting sekali kita menjaga kesinambungan program ini untuk generasi mendatang.
“Perawatan ruang hijau, termasuk yang telah lama dijaga di kampus Hidayatullah Gunung Tembak ini tidak hanya menjadi warisan fisik, tetapi juga menciptakan warisan intelektual yang mengakar pada santri, yakni pemahaman akan pentingnya menjaga alam sebagai amanah ilahi,” harap Hamzah.
Pondok Pesantren Hidayatullah, dengan tradisi keagamaannya yang kuat, jelas Hamzah, kini berkesempatan terus menguatkan perannya menjadikan ruang hijau sebagai laboratorium alam bagi para santri.
Dari sinilah, terang Hamzah, santri dapat memahami langsung konsep ekologi, pentingnya pohon bagi penyerapan karbon, hingga cara menjaga keanekaragaman hayati di kawasan pesantren.
Sebagai institusi dakwah dan pendidikan berbasis agama, Hidayatullah selama ini telah berperan aktif dalam pelestarian bumi serta memiliki posisi unik untuk mengintegrasikan nilai-nilai spiritual dan ekologis.
Dia menambahkan, konsep khalifah fil ardh (kepemimpinan manusia atas bumi) yang sering diajarkan dalam Islam mendapatkan aplikasinya melalui aktivitas penghijauan ini.
Tanam 2.000 Bibit Pohon Produktif
Sebanyak 2.000 bibit pohon buah produktif, seperti manggis, jeruk nipis, jeruk purut, jambu kristal, dan nangka, ditanam di lahan pesantren yang terletak di Gunung Tembak, Teritip, Balikpapan. Upaya ini dirancang untuk menghadirkan manfaat jangka panjang, baik sebagai penyedia udara bersih maupun sumber daya ekonomi lokal.
General Manager PLN UIP KLT, Raja Muda Siregar, bersama jajaran manajemen senior PLN hadir langsung dalam kegiatan tersebut. Dalam sambutanya, Raja menegaskan bahwa program ini adalah bentuk nyata kontribusi PLN terhadap pelestarian lingkungan dan mitigasi perubahan iklim.
“Hari ini kita tidak hanya menanam pohon sebagai simbol, tetapi juga menanam harapan. Harapan untuk masa depan yang lebih hijau, lebih sehat, dan berkelanjutan,” ujarnya.
Lebih lanjut, Raja menjelaskan bahwa program ini mendukung pencapaian beberapa Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB), khususnya TPB 13 tentang perubahan iklim dan TPB 15 yang berfokus pada pelestarian ekosistem darat. Dengan melibatkan institusi pendidikan berbasis pesantren, PLN memanfaatkan ruang kolaborasi untuk membangun kesadaran lintas generasi tentang pentingnya menjaga keseimbangan ekologi.
PLN UIP KLT, melalui Energizing Green Space, tidak hanya memberikan kontribusi lingkungan, tetapi juga memperkuat hubungan sosial dengan masyarakat lokal.
Raja menambahkan, inisiatif ini mencerminkan bagaimana pendekatan berbasis kolaborasi dapat menghadirkan solusi nyata bagi isu-isu global, seperti pelestarian lingkungan dan perubahan iklim.*/Adam Sukiman