AdvertisementAdvertisement

KH Samsuddin Ingatkan Hafalan Al-Qur’an sebagai Ikatan Hati Seumur Hidup

Content Partner

SURABAYA (Hidayatullah.or.id) — Pondok Pesantren Hidayatullah Surabaya kembali menegaskan komitmennya dalam mencetak generasi Qur’ani yang unggul melalui acara “Wisuda Tahfidz dan Tasyakuran Kelulusan” yang berlangsung di Gedung Luqman Al-Hakim lantai 3, Kampus Pesantren Hidayatullah Surabaya, Sabtu, 25 Dzulhijjah 1446 (21/6/2025).

Ketua Badan Pengurus Pesantren Hidayatullah Surabaya, KH. Samsuddin, MM., dalam sambutannya menyampaikan apresiasi kepada seluruh peserta wisuda, baik santri penghafal Qur’an maupun para lulusan tingkat SMP.

Ia menegaskan bahwa proses menghafal Al-Qur’an bukanlah sekadar prestasi intelektual semata, tetapi juga merupakan proses pematangan iman dan pembentukan karakter yang menjadi bekal utama dalam menjalani kehidupan di masa depan.

“Anak-anak kita bukan hanya sedang menapaki jalan ilmu, tetapi juga sedang mengokohkan pijakan iman yang akan menjadi bekal hidup mereka,” kata Ketua Departemen Organisasi Dewan Pengurus Pusat (DPP) Hidayatullah ini.

Kyai asal Pamekasan, Pulau Madura, ini mengingatkan, capaian hafalan Al-Qur’an para santri bukanlah sekadar target akademik belaka, tetapi lebih dari itu merupakan sebuah ikatan hati yang harus dijaga seumur hidup.

“Hafalan Al-Qur’an bukan hanya capaian akademik, tetapi ikatan hati yang harus dijaga seumur hidup,” ujarnya menegaskan.

Kegiatan ini mencakup dua agenda utama: pertama, Wisuda Tahfidz untuk santri kelas 7, 8, dan 9 yang telah berhasil menyelesaikan target hafalan Al-Qur’an; kedua, prosesi tasyakuran kelulusan untuk santri kelas 9 yang menandai selesainya pendidikan formal tingkat menengah di pesantren ini.

Suasana haru dan bangga mewarnai momen tersebut, dihadiri oleh jajaran Badan Pengurus Hidayatullah Surabaya, para guru, wali santri, serta seluruh santri lulusan.

Dalam kesempatan itu, KH. Samsuddin juga mengingatkan pentingnya peran keluarga dan lingkungan dalam menjaga semangat menghafal dan mengamalkan Al-Qur’an, terutama setelah santri menyelesaikan pendidikan formal.

Ia menegaskan bahwa proses pendidikan tidak selesai di ruang kelas, melainkan berlanjut di lingkungan keluarga dan masyarakat.

“Peran orang tua, keluarga besar, dan lingkungan sekitar sangat menentukan apakah hafalan itu tetap terjaga dan memberi manfaat dalam kehidupan mereka. Jangan biarkan hafalan ini menjadi sekadar memori, tetapi harus hidup dalam tindakan sehari-hari,” pesannya kepada seluruh wali santri yang hadir.

Lebih lanjut, KH. Samsuddin menegaskan bahwa kegiatan ini sebagai upaya meneguhkan pesan pesan kebaikan dari komitmen Hidayatullah Surabaya dalam menyiapkan generasi masa depan yang unggul dalam ilmu dan kokoh dalam iman.

Pesantren ini terang dia tidak hanya mengajarkan pengetahuan akademis dan hafalan Al-Qur’an semata, tetapi juga menanamkan karakter Islami yang kuat.

“Dengan mengintegrasikan pendidikan formal, tahfidzul Qur’an, dan pembentukan karakter Islami, Hidayatullah Surabaya berikhtiar mencetak generasi Qur’ani yang siap menghadapi tantangan zaman dengan akhlak dan nilai-nilai Islam yang kuat,” katanya.

Proses tahfidzul Qur’an yang dijalani para santri selama menempuh pendidikan di pesantren ini diharapkan menjadi fondasi kokoh dalam menghadapi berbagai dinamika zaman yang terus berubah.

Dia berharap, dukungan penuh dari para guru, orang tua, dan lingkungan sekitar akan menjadi kunci utama agar hafalan Al-Qur’an ini tidak hanya melekat di kepala, tetapi juga terimplementasi dalam sikap, perilaku, dan keputusan hidup para santri di masa depan.*/

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Indeks Berita Terbaru

Kunjungan Daerah DPW Maluku Utara Membangun Dakwah dari Pinggiran

MALUT (Hidayatullah.or.id) -- Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Hidayatullah Maluku Utara memulai rangkaian kunjungan pembinaan wilayah pada 17 Juli 2025...
- Advertisement -spot_img

Baca Terkait Lainnya

- Advertisement -spot_img