AdvertisementAdvertisement

Crowdfunding Blockchain untuk Transparansi Zakat Inovasi Laznas Baitul Maal Hidayatullah

Content Partner

JAKARTA (Hidayatullah.or.id) — Lembaga Amil Zakat Nasional (Laznas) Baitulmaal Hidayatullah (BMH) bersama dengan platform digital iBantu luncurkan platform crowdfunding berbasis blockchain berbagi.bmh.or.id dalam acara bertajuk “Berbagi di Era Digital: Transparansi dan Amanah untuk Masa Depan” di Jakarta, Kamis, 26 Jumadil Awal 1446 (28/11/2024).

Peluncuran ini menandai tonggak baru dalam pengelolaan zakat, infak, dan sedekah, dengan penerapan teknologi mutakhir guna meningkatkan transparansi dan kepercayaan publik.

Peluncuran ini dihadiri Pimpinan Bidang Koordinasi Nasional Baznas RI KH Achmad Sudrajat dan Prof. Nadratuzzaman Hosen, Pimpinan Bidang Inovasi Teknologi. Sinergi antara BMH dan iBantu dalam menciptakan platform ini menandai era baru transparansi dan kepercayaan dalam dunia filantropi.

Blockchain, teknologi yang menjadi basis platform ini, menawarkan sistem pencatatan terdesentralisasi yang memungkinkan setiap transaksi dicatat secara permanen, aman, dan transparan.

Teknologi ini memberikan keunggulan signifikan, seperti kemampuan memantau alur dana secara real-time hingga mencapai penerima manfaat zakat. Hal ini diharapkan menjawab tantangan transparansi, yang sering menjadi sorotan dalam lembaga filantropi.

“Ini merupakan inovasi,” ujar Achmad Sudrajat dalam sambutannya. Ia menegaskan bahwa pengelolaan zakat tidak lagi bisa dilakukan secara konvensional. “Tantangan ke depan membutuhkan kreativitas tingkat tinggi. Tidak mungkin kita bermain secara konvensional,” imbuhnya.

Achmad menekankan bahwa jutaan mustahik (penerima zakat) menunggu kontribusi nyata dari lembaga-lembaga amil zakat. Karena itu, inovasi melalui teknologi informasi adalah keharusan.

Kebutuhan akan inovasi di sektor filantropi bukan hanya tuntutan zaman, tetapi juga respon terhadap ekspektasi masyarakat yang semakin tinggi akan transparansi dan akuntabilitas.

“Kita harus adaptif dengan perkembangan teknologi. Inovasi ini akan memperkuat amanah kita kepada masyarakat,” katanya. Dengan teknologi blockchain, publik kini dapat memastikan bahwa dana yang mereka salurkan akan sampai kepada penerima yang berhak dengan transparan.

Sudrajat menambahkan, zakat memiliki makna yang mendalam, yaitu ziyadatul khair (bertambahnya kebaikan). Banyak yang berpikir bahwa zakat mengurangi harta. Padahal, tegasnya, justru sebaliknya. Dalam konsep ilahi, zakat bertumbuh dan membawa keberkahan, baik bagi yang memberi maupun yang menerima.

“Saat bayar zakat, uang terkurangi dong. Padahal nggak. Karena, yang namanya zakat pasti konsep ilahinya an nubuw wa ziyadatil khair wa tazkir wa tazkiyah. Bertumbuh dan tertambahnya kebaikan,” tandasnya.

Prof. Nadratuzzaman Hosen yang menyatakan pentingnya adaptasi teknologi dalam memperkuat amanah kepada masyarakat.

Langkah Strategis Hadapi Masa Depan

Pada kesempatan yang sama Ketua Dewan Pengurus BMH, Firmanza, menjelaskan bahwa penerapan teknologi ini merupakan langkah strategis dalam menghadapi tantangan kemiskinan di masa depan.

“Tahun-tahun ke depan akan menjadi ujian luar biasa. Namun, ini juga menjadi peluang untuk memperkuat sistem filantropi agar lebih efisien dan transparan, sehingga mereka yang berada di bawah garis kemiskinan dapat menerima manfaat secara langsung dan tepat sasaran,” jelas Firmanza.

Dia berharap platform crowdfunding berbasis blockchain ini dapat menjadi model bagi semua pihak, termasuk pemerintah, BAZNAS, masyarakat, dan lembaga amil zakat lainnya. Ia optimistis teknologi ini akan diimplementasikan lebih luas di masa mendatang.

Dengan dukungan teknologi blockchain, Firmanza menambahkan, BMH memastikan bahwa setiap rupiah yang disumbangkan akan dikelola dengan amanah, memberikan manfaat optimal bagi masyarakat yang membutuhkan, sekaligus membangun kepercayaan yang lebih besar antara lembaga amil zakat dan masyarakat.

Ciptakan Dampak Lebih Besar

Presiden Direktur iBantu, Damar Hulan Osman, menyampaikan bahwa kerja sama ini mencerminkan komitmen kedua lembaga dalam menciptakan inovasi berbasis teknologi untuk memperluas dampak sosial filantropi.

“Dengan kebersamaan, kita bisa mewujudkan mimpi besar, menjadikan setiap langkah kolaborasi ini sebagai amal jariyah yang memberikan manfaat bagi umat sekaligus menjadi warisan berharga di masa depan,” ujar Damar.

Menurutnya, filantropi adalah cerminan cinta dan kepedulian, yang lebih dari sekadar kewajiban. “Filantropi menghubungkan hati yang memberi dengan jiwa yang menerima. Setiap kebaikan, sekecil apa pun, memiliki kekuatan untuk mengubah dunia,” tambahnya.

Damar juga menekankan pentingnya memanfaatkan teknologi dalam mewujudkan ekosistem filantropi yang lebih baik. “Platform ini adalah simbol dedikasi dan inovasi untuk menciptakan filantropi yang lebih transparan, aman, dan berdampak besar,” katanya. (ybh/hidayatullah.or.id)

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Indeks Berita Terbaru

Marriage is (not) Scary, Ibadah Terpanjang yang Menyatukan Keberkahan dan Tantangan

SEJAK remaja, saya selalu menjadi tempat curhat orang-orang di sekitar, dari teman dekat hingga kenalan singkat. Entah karena saya...
- Advertisement -spot_img

Baca Terkait Lainnya

- Advertisement -spot_img