Hidayatullah.or.id – Dewan Pengurus Wilayah Hidayatullah Bali kembali menggelar acara training perkaderan Marhalah Ula dirangkai dengan pelatihan pembelajaran Al Qur’an metode GRAND MBA yang diikuti oleh perwakilan utusan dari berbagai Dewan Pengurus Daerah (DPD) di Pulau Destinasi Wisata tersebut yang berlangsung di Kampus Pesantren Hidayatullah Denpasar, beberapa waktu lalu.
Ketua DPW Hidayatullah Bali, Ustadz Abdullah Salim, M.Pd.I, dalam sambutannya mengatakan dalam suatu masyarakat perubahan sosial budaya akan selalu ada dan terjadi silih berganti karena masyarakat selalu melakukan interaksi dengan masyarakat lain.
Perubahan itu, lanjut Abdullah Salim, dapat disebabkan karena adanya faktor dari dalam kebudayaan masyarakat itu sendiri yaitu seperti bertambah dan berkurangnya penduduk, penemuan-penemuan baru dan pertentangan antar masyarakat itu sendiri.
“Selain faktor dari dalam masyarakat itu sendiri, juga ada faktor dari luar yang mempengaruhi perubahan dalam masyarakat misalnya pengaruh dari kebudayaan lain. Adanya pengaruh dari kebudayaan yang menimbulkan perpaduan dan percampuran kebudayaan,” kata Salim.
Berangkat dari kesadaran akan tantangan dakwah itu, maka menurut Salim, kiprah dakwah yang inovatif di Bali harus terus digalakkan. Tantangan ini menjadi “vitamin’ bagi para aktivis dakwah terkhusus Hidayatullah Bali.
“Beragam aktivitas dakwah terus digelar untuk lebih memperluas jangkauan dan kuantitas binaan. Karena itu diperlukan langkah-langkah rekrutmen dan pembinaan. Salah satu langkah pembinaan yakni melakukan pengkaderan,” imbuhnya.
Menurut Salim, pengkaderan inilah yang akan menjadi spirit baru bagi jamaah yang telah bergabung dan terlatih. Salah satu langkah kongkrit dalam menata jamaah dalam bingkai daurah. Daurah inilah yang baru-baru ini dilaksanakan di Pondok Pesantren Hidayatullah Denpasar.
Abdullah Salim mengajak kepada para kader dan Muallim MBA untuk senantiasa mengasah diri, bermuhasabah dan banyak-banyak berinteraksi dengan Al-Qur’an, karena Al Qur’an merupakan petunjuk hidup orang-orang beriman,
Sementara itu, Ustadz Sakhnan, Lc selaku Instruktur pelatihan Muallim MBA, menjelaskan dua pelaksanaan kegiatan ini merupakan langkah taktis untuk memberikan pemahaman kepada kader akan pentingnya mengenali lebih jauh akan kelebihan Sistematika Wahyu yang menjadi landasan pelayanan kepada ummat.
“Juga dikuatkan oleh kiranya setelah ini hadir, muallim-muallim khususnya untuk Ibu-Ibu dan remaja putri yang sangat terbatas dan banyak permintaan,” kata Sakhnan.
Dalam sambutan pembukaan dan penutupan, Ustadz Fery Indarto selaku Pembina Yayasan Al Islam Hidayatullah Bali, mengajak kepada peserta Marhala Ula dan Muallim MBA untuk terus istiqomah dalam mempelajari Al Qur’an.
Beliau mencontohkan saat ini di salah satu masjid di Kota Denpasar, ia punya halaqah MBA yang istiqomah sampai saat ini sudah masuk Surah Ar-Ra’du.
“Istiqomahlah dalam berdakwah, karena hidup ini hanya sekali dan kematian merupakan sebuah keniscayaan, Hiduplah dengan perbanyak amal shaleh, Itulah bekal kita ketika menghadapi pengadilan yang Maha Adil dari Allah SWT di Yaumil Akhir,” tutur beliau.
Ustadz Ahkom, seorang dai asal Kabupaten Jembrana yang didaulat panitia untuk menyampaikan pesan dan kesan selama mengikuti dauroh berkisah.
“Saya sudah agak lama bergabung dengan Hidayatullah, tetapi baru di Marhala Ula ini mengetahui mengapa setiap kajian-kajian di Hidayatullah selalu diulang-ulang Iqra dan Sistematika Wahyu,” aku Ahkom.
“Saya secara pribadi menyampaikan terima kasih kepada para ustadz yang mengisi jadwal dalam pelatihan ini. Karena dengan ikutnya saya disini sehingga saya lebih termotivasi lagi untuk bergabung dan siap berjamaah dengan segala konsekuensinya. Pemaparan dalam setiap sesi itulah yang memberikan gambaran utuh tentang manhaj ini,” ujar Ahkom dengan serius.
Acara ini terlaksana berkat kerjasama pengurus DPW Hidayatullah Bali dan Pengurus DPD Hidayatullah Kota Denpasar yang didukung oleh Baitul Maal Hidayatullah, Yayasan Al Islam, Jaringan Pendidikan Integral Hidayatullah, Syabab Hidayatullah, Mushida dan Kophida.
Kegiatan ini berlangsung selam tiga hari sejak hari Sabtu dan berakhir pada hari Senin yang diikuti sebanyak 62 orang yang terdiri dari Peserta Marhala Ula 23 orang, dan Muallim MBA sebanyak 39 orang dengan rincian muallim ikhwan 21 orang dan muallim akhwat sebanyak 18 orang. */ Yusran Yauma