JAKARTA (Hidayatullah.or.id) – Bank Muamalat Indonesia (BMI) terus berbenah untuk menjadi lebih baik. Komitmen tersebut ditunjukkan Bank umum pertama di Indonesia yang menerapkan prinsip Syariah Islam ini salah satunya dengan mengundang ulama dan tokoh Islam untuk mendapatkan masukan.
Pertemuan yang digelar di gedung Muamalat Tower Jakarta itu berlangsung khidmat. Hadir dalam kesempatan itu Ustadz Yusuf Mansur, Pengurus PBNU KH. Manarul Hidayat, Ketua DPP Hidayatullah Ust Nashirul Haq, Ustadz Subhan Bawazir dari kalangan Salafi, dan dai kondang KH Abdullah Gymnastiar.
Ketua Bidang Ekonomi DPP Hidayatullah Asih Subagyo yang turut hadir dalam pertemuan tersebut, menceritakan, pertemuan didahului makan siang bersama selepas shalat Jumat, dengan menu spesial nasi kebuli.
“Disantap secara lesehan di sebuah ruangan. Dimana jajaran direksi bersama manajemen puncak, berbaur dalam suasana yang hangat dan akrab,” kata Asih.
Asih mengaku menikmati silaturrahim tersebut. Bukan saja hidangannya, melainkan juga environment yang dibangun dan dibentuk oleh sang nahkoda, Ahmad Kusna Permana (AKP) yang baru 2 bulan menjabat itu.
“Nampak tak berjarak. Berhimpun dalam joke-joke segar, tetapi serius, berisi dan berbobot,” kisah Asih.
Masih menurut Asih dalam catatannya yang dikutip redaksi, AKP dalam kesempatan tersebut bercerita sebagai nahkoda baru, sejak ditunjuk dalam RUPS dan menginjakkan kaki di tempat barunya ini. AKP berazzam akan mengembalikan institusinya ke khittah (akar) dasar pendiriannya. Yaitu, tumbuh dan berkembang bersama umat.
“Sehingga, divisi yang menangani urusan ini, diperbesar wewenang dan cakupan kerjanya. Bahkan, kedepan, unit ini yang akan akan jadi core business-nya. Intinya bagaimana bisnis yang dibangun inline dan dalam satu tarikan nafas dinamika umat,” kata Asih mengutip AKP.
“Semangatnya (AKP) untuk merangkul komponen umat Islam sungguh luar biasa. Beliau berniat untuk mengundang dan mengunjungi simpul-simpul umat. Sebagai langkah awal, masjid direnovasi,” kata Asih.
AKP tak mau jika ruangannya lebih bagus dibanding masjid. Kegiatan pengajian, setiap hari diadakan sebelum jam kantor digalakkan. Bahkan, AKP langsung mengontrol dari tiap-tiap lantai. Memastikan semua running well. Shalat lima waktu beliau tegakkan di Masjid.
Bahkan, tidak segan-segan beliau jadi imam shalat rawatib. Bukan waktu bacaan sirr, tetapi saat bacaan jahr. Maghrib dan Isya. Bacaannya indah, tahsinnya bagus pula. Dan pada saat itu, beliau bisa mengambil mic, untuk memberi kultum, demikian ungkap Asih.
“Tadi sempat beliau ungkapan bahwa, beliau ingin mengundang banyak ulama ke kantornya. Biar menjadi rumah bagi umat Islam. Sebuah keinginan yang tulus agar, ada nasihat, masukan demi perbaikan bersama,” kata Asih.
Dalam kesempatan tersebut, Asih juga ikut urun rembuk. Menurut Asih, masih banyak hal yang harus diperbaiki agar bisa kembali ke Khiththah tersebut. Dari aspek mendasar, substantif, sampai ke soal teknis, termasuk dari sisi layanannya.
“Semuanya secara komprehensif harus diperbaiki. Disaat beliau dan jajarannya terus memperbaiki diri, maka umat juga perlu di edukasi (di tarbiyah) untuk paham persoalan juga. Sehingga klop. Disini peran ulama menjadi demikian penting,” ujar Asih.
Namun, lanjut Asih, semuanya ini akan terus berlomba dan berpacu dengan waktu. Sebab, kompetitor juga tidak mau kalah, terus memperbaiki diri.
“Ini positif, fastabiqul khairat. Jika semua didasari demi kebaikan umat maka umat yang akan diuntungkan dengan layanan terbaik tersebut. Dengan semangat, motivasi, ghirah dan pengalaman beliau, meski butuh waktu, Insya Allah cita-cita mulia tersebutakan menjadi kenyataan. Apalagi jika melihat semangat direksi lainnya, serta manajer dan stafnya. Nampaknya tidak terlalu lama bakal terwujud,” imbuh Asih.
Asih menyampaikan selamat bertugas Pak AKP. Dia berharap semoga keinginan BMI untuk kembali ke Khiththah, yang berarti akan berpihak ke umat, dan tetap dalam koridor syar’i, profesional dan merujuk regulasi yang ada dimudahkan oleh Allah SWT.
Hadirin lainnya yang juga Relationship Manager PT Bank Muamalat Indonesia, Iman Ni’matullah, punya cerita menarik. Kata Iman, kehadiran AKP sebagai CEO Bank Muamalat telah berhasil menghadirkan semangat baru bagi seluruh Insan Muamalat.
Orang-orang lama yang pada awalnya mulai lunglai dan bekerja sekedar menyelamatkan nafkah keluarganya kini bangkit dan menyingsingkan lengan bajunya untuk berjuang tidak sekedar untuk penghidupan diri, tapi lebih dari itu, yaitu misi dan nilai Ilahi.
Pak AKP, begitu inisialnya, memulai kerja dengan mengeluarkan instruksi untuk mempercantik masjid.
“Malu, ah, masak masjidnya kalah bagus dibanding ruang direksinya,” kata Imam sebagaimana didengarnya langsung ketika AKP memerintahkan pengurus DKM untuk merombak masjid kantor di lantai 20 sebagai puncak tertinggi Muamalat Tower.
Bukan hanya fisik masjid yang dipercantik, Permana mengajak seluruh karyawan untuk menghentikan aktivitas kala adzan berkumandang. Ia sendiri yang kerap jadi imam. Nasabah dan para tamu pun diminta untuk turut serta.
Olahragawan serba bisa ini pun memberikan arahan kepada seluruh karyawan untuk mengadakan pengajian mingguan setiap Jumat pagi.
AKP berpesan kepada semua jajaran Bank Muamalat untuk menjadikan perusahaan ini bukan sekedar tempat bekerja, tapi juga untuk thalabul ilmi. Ia pun berkeliling menginspeksi berbagai lantai untuk memastikan arahannya ditaati. (ybh/hio)