AdvertisementAdvertisement

Hidayatullah Model Gerakan Pengembangan Masyarakat Islam Berkelanjutan

Content Partner

Ilustrasi: Santriwati Pondok Pesantren Hidayatullah Yukum Jaya, Lampung Tengah, memanen hasil tani di kebun pesantren / dok

JAKARTA (Hidayatullah.or.id) – Hidayatullah berpotensi menjadi sebuah “model” bagi gerakan pengembangan komunitas Islam yang berkelanjutan (Islamic sustainable community development) untuk masa depan.

Hal tersebut sebagaimana benang merah dari temuan dalam jurnal ilmiah internasional berjudul “Reconsidering the Modern Nation State in the Anthropocene: A Muslim’s perspective” karya peneliti Wardah Alkatiri, Ph.D, yang diterbitkan dalam jurnal Scripta Instituti Donneriani Aboensis Vol. 28 (2018)

Diantara benang merah riset tersebut, bahwa Hidayatullah muncul sebagai kelompok Islam Indonesia yang ‘kecil’ tapi ‘berdaya’ sehingga berpotensi besar untuk dikembangkan menjadi sebuah ‘model’ bagi gerakan ‘Islamic sustainable community development’ untuk masa depan.

Dalam hal ini, Hidayatullah tampil kontras dibanding kelompok Islam mainstream Indonesia yang jauh lebih besar ukurannya namun justru karenanya malah sulit bergerak untuk membuat terobosan baru yang seringkali harus bertentangan dengan sistem politik-ekonomi-budaya dominan demi pemberdayaan anggotanya.

Dari jurnal ilmiah tersebut, Hidayatullah tampil sebagai contoh kelompok Islam yang bisa membalik image negatif tentang gerakan jihad sebagaimana biasanya ditampilkan oleh media internasional, termasuk media-media besar di Indonesia.

Sebagaimana telah menjadi tradisi di lingkungan, setiap lokasi-lokasi tempat berdiri Hidayatullah lebih familiar isebut dengan “kampus”. Inilah pula yang menjadi ciri khas Hidayatullah dalam melakukan kiprah keberlangsungan pengembangan masyarakat Islam.

Kampus bagi Hidayatullah bukan berarti sebuah lingkungan perguruan tinggi seperti umumnya dipahami, namun sebuah lingkungan untuk pengembangan kapasitas diri baik spiritual maupun intelektual sebagai “universitas kehidupan” yang di dalamnya terdapat sekolah, masjid, komplek perumahan, dan asrama para santri/pelajar. Atau boleh pula hanya berupa alam terbuka yang masih belum tergarap, terutama kampus-kampus perintisan.

Dalam risetnya, peneliti menemukan bahwa tidak seperti orang awam dalam masyarakat Indonesia pada umumnya, anggota Hidayatullah telah berhasil melakukan tidak saja melahirkan tenaga kerja dan menciptakan bursa kerja sebagaimana menurut definisi filsuf Hannah Arendt (1985) mengenai teorinya tentang manusia. Hidayatullah juga telah melakukan kiprah nyata yang lebih bermakna di ranah publik.

Dengan demikian, Hidayatullah terus mengembangkan kiprah maslahat yang berkelangsungan di masyarakat. Meskipun Hidyatullah juga harus berhadapan dengan masalah yang berkembang di masyarakat Indonesia pada umumnya.

Jurnal ilmiah internasional ini bisa didapatkan di Scripta Instituti Donneriani Aboensis Scripta diterbitkan oleh the Donner Institute di Abo, Finlandia.

Dengan tampilnya Hidayatullah di forum masyarakat ilmiah internasional ini diharapkan bisa menjadi motivasi bagi pimpinan dan semua anggota Hidayatullah untuk tetap istiqomah menjalankan pembangunan komunitas (community development) sesuai dengan cita-cita Islam demi menegakkan keadilan sosial dan menjadi rahmat bagi alam semesta. (ybh/hio)

 

- Advertisement -spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img

Indeks Berita Terbaru

KH Hamim Thohari Tekankan Pentingnya Penyucian Jiwa dalam Pendidikan Kader

JAKARTA (Hidayatullah.or.id) -- Ketua Dewan Pertimbangan (Wantim) Hidayatullah, KH. Hamim Thohari, M.Si, meluangkan waktunya menghadiri acara Majelis Reboan Hidayatullah...
- Advertisement -spot_img

Baca Terkait Lainnya

- Advertisement -spot_img