SABAH (Hidayatullah.or.id) – Menindaklanjuti pembicaraan kerjasama di bidang pendidikan dan sosial pada bulan November 2017 dan Bulan Januari 2018 yang lalu, pada hari Senin tanggal 19 Maret 2018 Hidayatullah kembali menyambangi Konsulat RI di Tawau, Sabah, Malaysia.
Rombongan Hidayatullah kali ini dipimpin oleh Kepala Departemen Pendidikan DPP Hidayatullah Amun Rowi, M.Pd yang disertai jajaran DPW Hidayatullah Kalimantan Utara sebagai tetangga yang berbatasan langsung dengan Tawau.
Jajaran DPW Hidayatullah Kalimantan Utara hadir yakni Ketua Ust. H. Nur Yahya Asa, Kadep Pendidikan Ust. Abd. Ghoffar, dan Ketua PW Syabab (Pemuda) Hidayatullah Kaltara, Mazlis B. Mustafa, SE.
Rombongan Hidayatullah mendapatkan sambutan hangat dari pihak Konsulat RI Tawau yang dipimpin oleh Firma Agustina, Konsulat Muda RI di Tawau yang menangani Bidang Pendidikan, Sosial dan Budaya (Pensosbud). Turut serta dalam penyambutan tersebut adalah LO Polri, Bapak Ahmad Fadilan dan dan para aktivis gerakan Sabah Bridge.
Dalam pengantarnya, Ust. H. Nur Yahya Asa menerangkan bahwa program kerjasama yang digodok selama ini selalu mengalami perkembangan yang menarik dan diharapkan semakin besar membawa manfaat kepada calon peserta didik dari anak TKI (Tenaga Kerja Indonesia) yang ada di wilayah bagian Tawau.
“Program yang kita bawa kali ini adalah pengembangan dari program yang kita bicarakan dalam dua pertemuan sebelumnya tanpa menganulir yang sudah pernah disampaikan,” kata Nur Yahya.
Sebagai laporan bahwa program beasiswa pendidikan anak TKI yang awalnya hanya untuk disekolahkan di lembaga pendidikan Hidayatullah Kaltara, berkembang lagi dapat disekolahkan di lembaga pendidikan Hidayatullah Kaltim dan kali ini, para peserta didik dapat disekolahkan di lembaga pendidikan Hidayatullah Jakarta.
Pertemuan semakin menarik ketika Ust. Amun Rowi menjelaskan secara seksama tujuan dan format dari program tersebut. Saking menariknya, pertemuan yang hanya diperkirakan berlangsung selama satu jam menjadi tiga jam.
Amun mengatakan, program beasiswa Pendidikan Hidayatullah untuk anak TKI yang semula hanya menjadi gawean Hidayatullah Kaltara kini menjadi program pendidikan nasional Hidayatullah. Amun menyebutkan Hidayatullah membuka sedikitnya kuota 50 orang penerima beasiswa.
“Dan kita akan sekolahkan mereka mulai dari tingkat SLTA hingga lulus S-1 sesuai dengan bakat dan keahlian secara gratis. Insya Allah beasiswanya akan difasilitasi oleh Laznas Baitul Maal Hidayatullah (BMH),” papar Amun Rowi yang menjelaskan.
Untuk membantu menyeleksi, mensosialisasikan dan menindaklanjuti tawaran beasiswa tersebut, Konsulat RI Tawau mengajak Sabah Bridge, gerakan relawan guru utusan Kemdikbud RI penerima penghargaan Hasan Wirajuda Award.
Akan diadakan seleksi beasiswa dari pihak Hidayatullah melalui Sabah Bridge dalam waktu yang masih dibicarakan. Bagi yang lolos akan diberikan beasiswa penuh dari jenjang SMA sampai jenjang perguruan tinggi milik Hidayatullah.
Tujuan sekolah penerima beasiswa adalah Pesantren Hidayatullah di Nunukan untuk 20 siswa (jurusan Aliyah), Bulungan untuk 20 siswa (jurusan SMA Formal IPA) dan Cilodong, Depok untuk 10 siswa (jurusan SMA formal IPA dan IPS).
Sedangkan perguruan tinggi yang berada di bawah naungan Hidayatullah ada 5 yang tersebar di Malang, Surabaya dan Batam.
Selain itu, mereka juga berkesempatan untuk mengikuti seleksi sekolah di universitas ternama di Mesir dan Turki yang telah bekerja sama dengan Hidayatullah.
Amun Rowi menjelaskan jika ada lulusan yang berprestasi maka pihak Hidayatullah akan merekomendasikan untuk bekerja di badan usaha yang dimiliki oleh Hidayatullah. Beliau menambahkan bahwa Hidayatullah telah memiliki badan usaha yang bergerak dalam berbagai bidang, seperti, kontraktor, multimedia, broadcasting dan lain-lain sehingga lulusan Hidayatullah dapat ikut mengelolanya.
Pihak Konsulat RI Firma Agustina menyambut antusias.“Baru kali ini ada mitra yang menawarkan program beasiswa pendidikan yang bisa menjamin peserta didik mulai dari SLTA hingga sarjana. Saya rasa setelah tiga pertemuan, inilah gongnya,” sambungnya penuh antusias.
Menurutnya, hal ini menunjukkan kerja sama dan peran serta positif masyarakat madani dalam hal ini Hidayatullah dalam pembangunan bangsa dan negara.
Apalagi kata dia masih banyak anak Indonesia yang ada di Sabah sangat bermimpi untuk melanjutkan pendidikan di Indonesia.
“Maka dengan adanya tawaran beasiswa dari Hidayatullah diharapkan bisa menjadi salah satu jalan keluar bagi mereka untuk mewujudkan mimpinya tersebut,” kata Firma Agustina.
Setali tiga uang dengan Firma Agustina, Ahmad Fadilan dari LO POLRI juga mengaku sangat senang dan menyambut positif kerjasama tersebut. Sebagai penegak hukum dan pengayom masyarakat, beliau tidak lupa mengingatkan agar semuanya tetap dilaksanakan dalam koridor hukum yang berlaku baik di Indonesia maupun Malaysia.
“Pekerjaan yang mulia ini harus dilaksanakan dengan baik pula agar semua berjalan dengan lancar ke depannya. Program ini akan sangat membantu dan menjadi escape exit yang baik bagi pemerintah yang sudah pusing memutus mata rantai permasalahan TKI di Malaysia,” katanya.
Sedangkan Sabah Bridge yang selama ini bergerak langsung ke ladang-ladang dan para mitra salur untuk membantu menyekolahkan anak TKI siap ikut mensukseskan program mulia ini.
“Kita akan kembali mensosialisasikan dan mempromosikan program ini ke semua jaringan relawan Sabah Bridge. Termasuk di dalam acara camp yang akan kita laksanakan tanggal 23 Maret ini di Kinabatangan. Setelah itu kita akan bekerjasama untuk melaksanakan seleksi calon peserta didik yang akan mendapatkan beasiswa,” jelas Koordinator Zona 2 Sabah Bridge, Aksar.
Program ini merupakan kerjasama pertama yang dilaksanakan antara Hidayatullah dengan Konsulat RI Tawau dan Sabah Bridge.
Kepala Departemen Pendidikan DPP Hidayatullah Amun Rowi berharap program ini menjadi bagian kontribusi signifikan dan membawa perubahan positif terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia bangsa Indonesia khususnya anak pejuang devisa di Malaysia. Pertemuan tersebut diakhiri dengan foto bersama dan acara ramah tamah. */Mazlis B. Mustafa