AdvertisementAdvertisement

Kemenangan Atas Pandemi Saat Ramadan?

Content Partner

Virus Covid-19 atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) adalah virus yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit karena infeksi virus ini disebut COVID-19. Virus Corona bisa menyebabkan gangguan ringan pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru yang berat, hingga kematian. Untuk Indonesia menurut pemerintah 582 orang telah dinyatakan meninggal dunia.

Virus ini ganas luar biasa, seluruh dunia dibuat kelimpungan dan sebagian malah sampai lumpuh, seperti Italia dan Inggris. Tetapi, di sisi lain kita bisa melihat bahwa virus ini pula membuat manusia kembali ke ‘awal’ sebagai makhluk lemah yang selama ini mungkin tak begitu disadari seiring perkembangan sains dan teknologi.

Kini manusia dipaksa melupakan kebisingan yang selama ini menemani mereka, bahkan sampai lupa jati diri mereka sendiri apa tujuan mereka diciptakan. Di beberapa Eropa dikabarkan telah diizinkan dikumandangkan Adzan.

Bahkan ada sebuah Negara di Eropa yang meminta imam masjid membacakan ayat Al-Qur’an. Sebuah pemandangan yang jika benar terjadi maka bias diambil hipotesis bahwa masyarakat Eropa mulai butuh kekuatan spiritual dalam hal ini kemukjizatan Al-Qur’an.

Dengan demikian ada semacam isyarat tidak langsung bahwa umat Islam harus bergerak dan terdepan menjawab pandemi ini. Nah, mungkinkah umat Islam sadar dan terpanggil untuk ini?

Momentum Kemenangan

Sebagaimana sejarah, Ramadhan selalu menjadi bulan berkah yang di dalamnya Allah turunkan beragam kemenangan untuk umat Islam. Mulai dari Perang Badar, Fathu Makkah, bahkan kemerdekaan bangsa Indonesia itu juga jatuh pada bulan Ramadhan.

Sebagai kaum muslimin tentu kita sangat antusias dengan kedatangan bulan suci Ramadhan menjadi. Pertanyaannya apakah bisa umat Islam menjadikan momentum Ramadhan sebagai kemenangan atas pandemi?

Tentu saja tidak ada sebuah kepastian, tetapi jika wabah ini disikapi dengan mental kembali membangun keimanan dan ketaqwaan insya Allah akan berhasil. Tinggal bagaimana secara spirit umat Islam benar-benar mengimplementasikan ketaqwaan kepada Allah.

Taqwa itu sederhana, mulai dari definisi menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya, hingga amal-amal konkret, seperti sedekah, infak, dan berbuat kebaikan kepada sesama.

Tentu ini sangat menantang, karena satu sisi secara ekonomi sekarang kondisinya memburuk. Orang yang biasa berpenghasilan akan mengalami penurunan. Di sini akan terjadi tarik-menarik dalam jiwa, infak tidak, sedekah tidak. Jika iman dan taqwanya kuat, maka ia akan memilih tetap berinfak, tetap bersedekah. Karena sedekah atau infak sangat baik kalau dilakukan di saat sempit dan masyarakat amat membutuhkan.

Dalam surat At-Talaq (65) ayat 2-3, Allah berfirman “Barangsiapa bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar (dari segala masalah). Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.”

Dalam ayat ini, Allah akan memberikan jawaban yang tidak terduga bagi setiap umatnya jika kita benar benar bertaqwa atas-Nya, termasuk persoalan wabah Covid-19. Apa senjata terbaik menghadapinya, tentu saja taqwa.

Situasi ini sebenarnya akan memudahkan umat Islam pada derajat tinggi yang menjadi tujuan disyariatkannya puasa itu sendiri, yakni taqwa.

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa,” (QS. Al-Baqarah [2]: 183).

Ketika umat muslim menjalankan ibadah puasa dengan serius serta bersungguh sungguh karena Allah pasti derajat taqwa kian dekat untuk diraih dan upaya menjalankan ibadah tidak bertentangan dengan protokol kesehatan yang dihimbau oleh pemerintah atas seruan physical distancing/social distancing.

Jadi, daripada sibuk mengurus isu-isu yang lain, sebaiknya umat Islam konsentrasi untuk mengisi Ramadhan dengan amal ibadah dengan sebaik-baiknya. Jika tulus dilakukan, ikhlas karena Allah, bukan tidak mungkin Allah akan angkat wabah ini. Pada saat itu terjadi, semoga mata dunia sadar bahwa Islam adalah solusi atas segala problematika kehidupan umat manusia. Langkah ini juga akan lebih mendorong optimisme hadir dan kita giat beribadah selama Ramadhan. Semoga saja Allah benar-benar tolong kita semua untuk menang atas wabah ini. Allahu a’lam.*


Nurhayati , Mahasiswi STIS HIdayatullah Jurusan Akhwal Syakhsiyyah

- Advertisement -spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img

Indeks Berita Terbaru

Pernikahan Mubarakah sebagai Jalan Suci Menuju Cinta Karena Allah

Ayah: "Mas, siapa nama calon istrimu?"Santri: "Belum tahu, Pak. Masih dalam musyawarah"Ayah: "Ini kurang tiga hari lagi menikah, kok...
- Advertisement -spot_img

Baca Terkait Lainnya

- Advertisement -spot_img