DALAM perjalanan menuju kemajuan dan kesuksesan, organisasi sering kali diperhadapkan dengan berbagai tantanggan dan rintangan. Akan tetapi pada saat yang bersamaan juga harus menghadapi momen penting yang memerlukan langkah-langkah berani dan lompatan besar.
Tidak cukup dengan berjalan seperti biasa, ataupun berlari yang berdimensi kecepatan dalam hitungan deret hitung. Akan tetapi kita membutuhkan sebuah lompatan yang bersifat eksponensial sebagaimana deret ukur. Lompatan kuantum (quantum Leap), dapat mewakili kondisi ini.
Di mana, lompatan kuantum adalah konsep yang merujuk pada perubahan yang signifikan, tidak sekadar perbaikan bertahap, dan seringkali melibatkan inovasi yang berdampak besar pada organisasi yang bersifat sesasat atau jangka pendek.
Lompatan kuantum mewakili dorongan untuk memecahkan batasan konvensional dan menciptakan terobosan baru yang mengubah lanskap organisasasi baik sosial maupun bisnis. Sehingga, dalam konteks organisasi, perubahan semacam ini dapat melibatkan transformasi budaya, pengenalan teknologi baru, peningkatan proses, atau perluasan visi dan misi.
Salah satu contoh yang dapat dijadikan model dari lompatan kuantum dalam organisasi adalah sebuah realitas ketika organisasi harus berpindah dari model tradisional ke model digital, karena memang tuntutan eksternal yang memaksa untuk itu.
Transisi ini melibatkan perubahan fundamental dalam cara organisasi beroperasi, berinteraksi dengan semua stakeholder, dan dalam menciptakan tata nilai baru. Contoh lain adalah ketika organisasi mengadopsi kebijakan berkelanjutan yang mencakup tanggung jawab sosial dan lingkungan.
Lompatan kuantum dalam hal ini mengarah pada perubahan yang mendalam dalam cara organisasi memandang dampak mereka terhadap masyarakat dan planet ini, yang bisa jadi akan menyelisihi dari kebiasaan yang ada dan berlaku.
Konsekswensinya, untuk melakukan lompatan kuantum mesti dimulai dari pengembangan organisasi melalui inovasi internal. Hal ini, bisa jadi melibatkan implementasi teknologi baru yang memungkinkan efisiensi yang lebih besar, atau restrukturisasi organisasi yang mempromosikan kolaborasi dan kreativitas.
Ketika organisasi mampu merancang lompatan kuantum yang berhasil, mereka dapat mencapai pencapaian yang signifikan dalam hal pertumbuhan, keunggulan kompetitif, dan dampak positif pada lingkungan mereka. Sehingga juga melibatkan perubahan strategi implementasi dalam pencapaian tujuan yang telah dirumuskan.
Tidak Mudah
Penting untuk diingat bahwa lompatan kuantum tidak selalu mudah, sebagaimana membuka telapak tangan. Atau dianggap tanpa risiko. Mereka dalam berbagai pelaksanaan, seringkali memerlukan investasi besar, perubahan budaya yang mendalam, dan kemampuan untuk beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan.
Namun, jika dilakukan dengan tepat, lompatan kuantum memiliki potensi untuk mengubah organisasi menjadi kekuatan yang mampu menghadapi tantangan masa depan dan menciptakan peluang yang belum pernah terjadi atau belum pernah dipikirkan sebelumnya.
Dalam dunia yang terus berubah dengan cepat, organisasi perlu terus berinovasi dan berani melompat ke depan untuk mencapai kemajuan yang signifikan.
Lompatan kuantum adalah sarana untuk menciptakan perubahan besar yang tidak hanya membantu organisasi bertahan, tetapi juga tumbuh dan berkembang dalam cara yang lebih baik.
Itulah mengapa lompatan kuantum menjadi elemen penting dalam membangun dan mengembangkan organisasi yang relevan dan berdaya saing di masa depan.
Namun, sehebat apapun lompatan kuantum yang dirumuskan, dalam perspektif Islam, maka tidak mungkin tanpa merujuk Al-Qur’an dan al-Hadits untuk memandu. Hal ini sebagaimana sabda Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam:
تَرَكْتُ فِيْكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوْا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا : كِتَابَ اللهِ وَ سُنَّةَ رَسُوْلِهِ
“Aku telah tinggalkan kepada kamu dua perkara. Kamu tidak akan sesat selama berpegang kepada keduanya, (yaitu) Kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya” (HR. Malik; Al-Hakim, Al-Baihaqi, Ibnu Nashr, Ibnu Hazm. Hadits ini disahihkan oleh Syaikh Salim Al-Hilali di dalam At-Ta’zhim wa Al-Minnah fi Al-Intishar As-Sunnah, hlm. 12-13).
Dengan demikian maka lompatan kuantum dalam organisasi Islam, tidak asal melakukan lompatan akan tetapi ada pijakan dan rujukan yang jelas, dan ini menjadi elemen yang sangat penting. Agar dalam melakukan lompatan itu tidak salah jalan (tersesat), namun masih dalam bingkai dan kerangka yang menuju kemenangan masa depan.
Karena darinya akan melahirkan kemampuan untuk beradaptasi dan menciptakan perubahan besar, dalam hal ini menjadi kunci untuk kelangsungan dan keberhasilan jangka panjang.
Oleh karenanya, organisasi tidak hanya berusaha untuk mempertahankan status quo, atau mempertahankan comfort zone (zona nyaman), tetapi juga mesti berani untuk berinovasi dan melangkah lebih jauh dengan lompatan besar.
Akhirnya, organisasi akan memiliki potensi untuk menciptakan perbedaan yang signifikan dalam daya saing, efisiensi, dampak sosial, dan pertumbuhan.
Lompatan kuantum tidak hanya memungkinkan organisasi untuk mengatasi tantangan saat ini, tetapi juga membuka peluang baru yang mungkin belum terpikirkan sebelumnya, memungkinkan mereka untuk menjadi pemimpin di bidangnya dan mewujudkan visi dan misi yang lebih besar dalam rangka menegakkan peradaban Islam. Wallahu a’lam.
*) Asih Subagyo, penulis adalah Ketua Bidang Pembinaan dan Pengembangan Organisasi Dewan Pengurus Pusat (DPP) Hidayatullah