AdvertisementAdvertisement

Membangun Peradaban Islam Melalui Penguatan Identitas, Refleksi dari DMW Hidayatullah DIY-Jatengbagsel

Content Partner

DAKWAH dan pembinaan kader merupakan arus utama dalam gerakan Hidayatullah. Sesuai dengan penekanan yang diutarakan oleh Ust. Muhammad Shaleh Utsman, Ketua Departemen Perkaderan DPP Hidayatullah, bahwa “Perkaderan itu termasuk arus utama dalam lembaga Hidayatullah, maka harus serius dalam mengurusnya.”

Hal ini menegaskan pentingnya kesinambungan dalam proses perkaderan melalui tahapan-tahapan yang telah dirancang khusus untuk membentuk kader yang tangguh, berintegritas, dan berkomitmen pada nilai-nilai Islam.

Sebagai realisasi dari visi tersebut, DPW Hidayatullah DIY-Jateng Bagian Selatan baru-baru ini mengadakan kegiatan Daurah Marhalah Wustha dengan tema “Transformasi Jati Diri Hidayatullah Menuju Terwujudnya Peradaban Islam.”

Kegiatan ini diadakan di Menara Qur’an Hidayatullah Karanganyar dan diikuti oleh para kader dari berbagai wilayah di DIY-Jateng Bagian Selatan, yang berlangsung selama 4 hari, 21-24 Rabiul Akhir 1446 (24-27/10/2024). Bimbingan langsung dari Dewan Murabbi Pusat dan Kadep Perkaderan DPP Hidayatullah menambah kedalaman dan keseriusan dalam kegiatan ini.

Salah satu nilai inti yang diharapkan dapat melekat pada setiap kader adalah konsep wasathiyah, yang berarti keseimbangan. Salah satu narasumber Dr. H. Tasyrif Amin, Ketua Dewan Murabbi Pusat (DMP) Hidayatullah, menekankan pentingnya konsep ini.

“Tidak lembek dan tidak berlebihan, berupaya menjadi penengah di antara kaum muslimin itulah di antara sikap wasathiyah Hidayatullah,” katanya, seraya mengimbuhkan nilai ini diharapkan menjadi karakter dasar setiap kader dalam menjalankan misi dakwah mereka di tengah masyarakat.

Kegiatan ini juga memfasilitasi pengembangan kualitas kader secara formal dan informal. Ketua DPW Hidayatullah DIY-Jateng Bagian Selatan, Ust. H. Abdullah Munir, mengajak kader untuk senantiasa meningkatkan kualitas mereka. Ia menegaskan, “Daurah ini bersifat formal, dengan kegiatan ini meningkatlah derajat kader secara formal, maka imbangilah dengan kualitas kader yang meningkat pula.”

Tidak hanya diisi dengan materi, daurah ini juga melibatkan kegiatan diskusi, presentasi, dan pembuatan makalah secara berkelompok, yang memacu semangat belajar dan membangun kebersamaan di antara peserta.

Meski dalam suasana yang kadang diselingi oleh suara hiburan alunan musik dangdut dari lingkungan sekitar, semangat peserta pelatihan tetap membahana.

Salah satu peserta bahkan setengah berseloroh mengajukan pertanyaan menarik dalam diskusi, “Bagaimana mengimplementasikan Jati Diri Hidayatullah saat mendengar tetangga dangdutan?” Dijawab dengan tenang oleh peserta yang lain, “Yang penting kita nggak ikut dangdutan.”

Diskusi berlanjut dengan perumusan strategi dakwah di tengah masyarakat yang berlandaskan pada nilai-nilai Sistematika Wahyu, yaitu penguatan tauhid, dakwah dengan akhlak mulia, penguatan diri melalui tazkiyatun nafs, ikhlas karena Allah, dan dakwah yang terstruktur.*/Herim

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Indeks Berita Terbaru

Pesan dari Tabligh Akbar Hidayatullah Karo, Jaga Kerukunan dan Bentengi Akidah Umat

BRASTAGI (Hidayatullah.or.id) -- Pondok Pesantren Hidayatullah Karo selenggarakan Tabligh Akbar yang bertempat di Masjid Muhammad Cheng Hoo, Kecamatan Berastagi,...
- Advertisement -spot_img

Baca Terkait Lainnya

- Advertisement -spot_img