DEPOK (Hidayatullah.or.id) — Gerakan dakwah harus ditopang dengan gerakan ekonomi keumatan. Oleh karena itu, para kader dakwah Islam, pesan Pemimpin Umum Hidayatullah Ustadz Abdurrahman Muhammad, harus berpikir bagaimana membangun ekonomi keummatan.
“Ekonomi keummatan harus benar-benar digerakkan. Sebab Allah Ta’ala menyampaikan kepada kita, kita harus menopang gerakan ini dengan ekonomi,” ujar Ustadz Abdurrahman dalam taujihnya saat membuka Rapat Kerja Nasional Hidayatullah 2020 secara virtual, Selasa (29/12/2020).
“Kalau kita berada di lingkungan nelayan bagaimana nelayan itu diberdayakan, demikian juga kalau ada di lingkungan peternak dan petani, berdayakan semuanya,” imbuhnya.
Semangat membangun ekonomi keumatan itu harus dikuatkan dan sangat penting untuk segera diwujudkan. “Yang penting kita sehat, sehingga kuat berjuang, ditopang dengan ekonomi yang kuat,” ujarnya.
Selain mendorong penguatan ekonomi umat, Ustadz Abdurrahman juga menegaskan pentingnya para kader meneguhkan posisinya sebagai insan beriman yang berpikir di atas nilai-nilai Al-Qur’an. Hal itu diwujudkan dengan sikap dan perilaku gemar memberi sebanyak-banyaknya.
“Memang ada perbedaan cara berpikir, antara orang beriman dengan orang yang menerapkan pemikiran liberal, maupun pemikiran kiri. Orang beriman landasan berpikirnya adalah keimanan kepada wahyu Allah Ta’ala.
Wahyu adalah yang menghadirkan kesadaran diri kita sebagai hamba Allah. Apapun yang kita lakukan itu dalam rangka memberikan kontribusi terhadap perjuangan, memberi kontribusi,” urainya.
Karena itu, sikap mental insan beriman tidak sama dengan yang tidak beriman.
“Tidak seperti paradigma yang dibangun kaum liberal, yang hanya dibangun di atas interes materialisme, positivisme, dan sekularisme. Yang hanya berpikir bagaimana mengambil keuntungan sebanyak-banyaknya untuk diri dan kelompoknya tanpa peduli terhadap mudharat yang ditimbulkan,” imbuhnya menegaskan.
Oleh karena itu, semakin hari kader Hidayatullah harus semakin yakin dengan janji Allah dan terus melatih diri gemar berbagi, memberi sebanyak-banyaknya untuk perjuangan.
“Melalui wahyu, prinsip kita bagaimana memberikan sebanyak-banyaknya manfaat. Ketika kita memiliki spirit yang baik, bagaimana kita memberikan manfaat dimana kita berada. Ketika kita mendapatkan sesuatu maka cara berpikir kita bagaimana kita memberikan sebanyak-banyaknya sesuatu itu,” ujarnya, yang membuka rakernas bertema “Konsolidasi Idiil, Organisasi dan Wawasan Menuju Terwujudnya Standardisasi, Sentralisasi dan Integrasi Sistemik” itu.
Sementara Ketua Umum DPP Hidayatullah Nashirul Haq atau yang akrab disapa UNH dalam sambutannya, menjelaskan, forum ini menjadi ajang pembuktian ketaatan dan loyalitas kader.
“Alhamdulillah, kita bersyukur, kita (masih) merasakan ketaatan dan gelora perjuangan para kader. Dari kampus induk ada 60 orang ditugaskan. Berarti identitas kelembagaan masih bisa dijaga. Ditambah rejuvenasi yang berlangsung saat ini,” ujarnya.
Pada Rakernas ini UNH menegaskan loyalitas dan ketaatan kader akan diukur. “Rakernas ini yang dominan adalah sosialisasi hasil keputusan Musyawarah Majelis Syuro (MMS). Ketaatan dan loyalitas kader adalah komitmennya dalam melaksanakan amanah dari keputusan Musyawarah Majelis Syuro yang disampaikan di forum ini,” tegasnya.
Lebih jauh, UNH menegaskan bahwa dalam upaya tersebut mainstream organisasi harus terus diutamakan. “Gerakan mainstream (dakwah dan tarbiyah) harus diutamakan, bahkan menjiwai dan menjadi ruh seluruh program kerja kita,” imbuhnya.
Rakernas kali ini berlangsung di Kampus Utama, Pesantren Hidayatullah Depok, Jawa Barat dengan tetap menerapkan protokol kesehatan dalam upaya mencegah penyebaran Covid-19.*/Imam Nawawi