BALIKPAPAN (Hidayatullah.or.id) — Tauhid Uluhiyah yang mengesakan Allah Subhanahu wa ta’ala dengan mendekatkan diri kepada-Nya (taqarrub ilallah) hendaklah diwujudkan dalam bentuk kepedulian sosial agar memberikan manfaat bagi umat.
“Tauhid Uluhiyah sebagai kekuatan moral harus diwujudkan dalam bentuk kepedulian sosial,” Pemimpin Umum Hidayatullah Ust. H. Abdurrahman Muhammad.
Hal itu disampaikan beliau ketika memberikan taushiah pada acara Madrasah Murabbi daring yang digelar Dewan Murabbi Pusat (DMP) yang diikuti ratusan utusan murabbi wilayah dari berbagai daerah di Indonesia, Sabtu, 22 Rajab 1445 (3/2/2024).
Ia mensinyalir, dengan adanya kepedulian nyata dalam gerakan sosial akan menumbuhkan spirit himmatul ‘aliyah untuk terus meninggikan ajaran Islam yang menjadi solusi dalam setiap sendi sendi kehidupan.
Himmatul ‘aliyah adalah konsep ajaran Islam yang mendorong umatnya untuk mencapai puncak keunggulan dalam berbagai aspek kehidupan.
Dengan memiliki himmatul ‘aliyah, umat Islam diberi dorongan untuk tidak hanya memenuhi standar minimum, tetapi juga untuk meraih keunggulan dan kesempurnaan dalam segala hal.
Himmatul ‘Aliyah berasal dari bahasa Arab yang terdiri dari dua kata, yaitu “himma” yang berarti tekad atau keinginan yang kuat, dan “aliyah” yang berarti tinggi atau tingkat tertinggi.
Secara harfiah, Himmatul ‘aliyah dapat diartikan sebagai tekad untuk mencapai tingkat yang paling tinggi atau keunggulan.
Karena itu, jelasnya, setiap muslim memiliki semangat untuk mendaraskan kepedulian sosial dan selalu antusias menjadi bagian dari solusi dengan dibarengi bekal spiritual.
“Kalau ada tantangan maka harus ada semangat. Selesai rapat bukan istirahat tapi kerja. Orang yang shalat malam adalah orang yang siap menghadapi hari yang panjang dan menantang,” katanya.
Demikian pula dengan berbagai ikhtiar kebaikan yang dilakukan hendaklah berorentasi kepada Allah SWT. “Siapa yang mengharapkan bertemu Allah maka akan dipertemukan dengan Allah. Ini puncak kenikmatan,” imbuhnya. (ybh/hidayatullah.or.id)