Hidayatullah.or.id — Musyawarah Nasional (Munas) V Syabab Hidayatullah yang digelar di Kota Depok, Jawa Barat, selama 3 hari (28 Februari – 2 Maret) sukses digelar. Munas ini memutuskan Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Syabab Hidayatullah diamanahkan kepada Naspi Arsyad, Lc.
Munas Syabab Hidayatullah yang digelar di Gedung HITC, Komplek Pondok Pesantren Hidayatullah, Kota Depok, Jawa Barat, mengusung tema “Transformasi Idealisme Gerakan Pemuda Menuju Indonesia Bermartabat”, ini berlangsung alot. Kendati suasana “panas” acapkali menyeruak di arena sidang, suasana tetap berlangsung tertib penuh keakraban.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Syabab Hidayatullah Naspi Arsyad dalam pidato pelantikannya menuturkan bahwa ia sangat berat menerima amanah ini. Jika bisa menolak, ia mengatakan pasti akan menolak.
Namun bagaimana pun, kata alumni Universitas Islam Madinah (UIM) ini, sebagai kader ia mengaku harus mengikuti garis komando yang telah menjadi kultur lembaga ini.
“Mohon doa dan dukungan dari kita semua. Kalau saya dilihat keliru atau salah mohon diingatkan. Mari bersama-sama kita memikul amanah ini,” katanya seraya menyebutkan amanah ini sebagai wadah berproses untuk menjadi lebih baik.
Sementara itu, di sela-sela kesibukannya, Pimpinan Umum Hidayatullah KH. Abdurrahman Muhammad hadir dan bersilaturrahim dengan peserta musyawarah. Pada kesempatan tersebut, beliau sempat memberi tauhsiah setelah beberapa waktu sebelumnya baru tiba dari Kota Bontang, Kalimantan Timur.
“Saya bersemangat untuk hadir, bukan hanya karena wujud apresiasi orangtua kepada anak, tapi ini wujud syukur pada Allah. Sebab Hidayatullah ke depan ada di tangan anak-anak muda hari ini,” kata pimpinan membuka ceramahnya.
Beliau mendorong kader muda Hidayatullah senantiasa membangun tradisi ibadah dan berfikir. Tradisi berfikir, terangnya, adalah membangun budaya beriqra’ dan haus akan ilmu pengetahuan yang ditopang dengan ibadah intensif. Perintah beriqra’, jelas beliau, merupakan doktrin yang dimiliki generasi Hidayatullah.
“Saya rindu ingin melihat wajah wajah generasi muda Hidayatullah yang akan bergerak lebih baik, penuh semangat, lebih profesional. Memang itu harus dilakukan. Karena karakter zaman ini secara aksiomatik harus seperti itu,” tandasnya.
Di tempat yang sama, Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Hidayatullah, Dr Abdul Mannan, MM, mengingatkan Syabab Hidayatullah untuk tidak terjebak pada pragmatisme dan praktik-praktik gelap demokrasi. Abdul menegaskan bahwa Hidayatullah harus menjaga kultur sentralisasi komando (Sam’an Wa Tho’atan) sebagaimana dipraktikkan oleh pendahulu yang terbukti telah mengantar organisasi ini terus bertumbuh dan berwibawa.
Rekrutmen kader tidak akan efektif kalau syabab tidak efektif dan efesien. Abdul mengimbau, semua potensi harus diakomodir dan dimaksimalkan. Nasib 5 sampai 10 tahun Hidayatullah ke depan ditentukan oleh pemuda Hidayatullah.
“Hidayatullah butuh kader pelopor sekaligus penggerak sebagai kekuatan inti organisasi dan umat. Semua adalah perjalanan untuk mendapatkan bentuk yang terbaik dengan melibatkan segala potensi syabab menuju gerbang keridhaan Allah Ta’ala,” tandasnya.
Ketua Panitia Munas V Syabab Hidayatullah, Rahmat Ilahi Hadits, mengatakan helatan musyawarah dan silaturrahim nasional ini adalah sekaligus sebagai momentum rekonstruksi dan revitalisasi gerakan Syabab Hidayatullah. Momentum Munas kali ini diharapkan menjadi ruang resolusi dan identifikasi dari berbagai problem yang dihadapi gerakan kepemudaan yang telah memasuki usia satu dekade lebih ini.
“Pemuda tidak berfokus pada alasan karena sudah pasti alasan itu selalu benar. Tapi pemuda selalu fokus pada solusi, walaupun solusi tidak selalu benar,” tandas Rahmat.
Musyawarah Nasional Syabab Hidayatullah ini terselenggara atas dukungan banyak pihak diantaranya PP Hidayatullah, Laznas BMH, HiTC, Mushida, Yayasan Marhamah Hidayatullah Depok, PT Totalindo Rekayasa Telematika, dan lain-lain.* (ybh/hio)