Hidayatullah.or.id – Dewan Pengurus Daerah (DPD) Hidayatullah Kupang menggelar acara Rapat Kerja Daerah (Rakerda) bertempat di Masjid Hidayatullah Kampus Dua, Pondok Pesantren Hidayatullah Batakte, Kabupaten Kupang NTT dan dibuka pada Jum’at (25/03/2016).
Hadir dalam kegiatan ini Anggota DPD RI Perwakilan NTT Syafrudin Atasoge S.Pd, Pengurus DPW-DPD Hidayatullah NTT, Imam Masjid se-Kota Kupang, ibu-ibu Majlis Taklim Kota dan Kabupaten Kupang. Total keseluruhan yang hadir tidak kurang dari 300 Jama’ah.
Acara ini di dukung oleh, DPW-DPD Hidayatullah NTT, Muslimat Hidayatullah, Zaidan ElektroniC-ell, dan Percetakan Darvesh.
Selain dibarengi dengan acara pembagian sembako kepada para muallaf dan kaum dhuafa di wilayah ini, Rakerda ini juga dirangkai dengan dialog para Muallaf bersama Syafrudin Atasoge. Sebanyak 100-an muallaf binaan Hidayatullah NTT mendatangi kegiatan ini.
Dalam dialog para Muallaf bersama Syafruddin Atasoge. Seorang yang dituakan bernama Zainudin mewakili muallaf menyampaikan unek unek seputar beragam problem yang dihadapi oleh umumnya muallaf di kawasan tersebut.
Kata Zainuddin, muallaf eks Timor Timur di NTT masih kerap mendapatkan perlakukan diskriminatif dari pihak-pihak tertentu. Termasuk mereka masih dianggap orang kelas dua meskipun sebagai WNI.
“(Masih ada kasus) Rumah ibadah kami tidak diperkenankan menyalakan alat pengeras saat adzan berkumandang. Ada waktu waktu tertentu rumah ibadah kami dilempari saat kami menunaikan sholat Jumat atau tarawih ketika bulan Ramadhan,” beber dia.
Umumnya mereka adalah para muallaf pengungsi dari Timor Leste sejak tahun 1998. Hari ini pengaduan baru disampaikan oleh para muallaf kepada pihak pemerintah dalam hal ini kepada anggota DPD RI Perwakilan NTT.
Ketua DPW Hidayatullah Nusa Tenggara Timur (NTT), Ustadz Usman Manang, S.Sos.I dalam sambutannya mengatakan pihaknya terus memberikan perhatian khusus terhadap masalah umat dan lebih-lebih soal muallaf di kawasan tersebut.
Sementara itu Safrudin Atasoge mengingatkan bahwa jabatan yg diemban saat ini adalah momentum untuk melayani umat Islam di daerah NTT sehingga kepentingan dan keperluan umat Islam bisa disampaikan lewat SMS maupun telepon.
“Saya siap ditegur atau bahkan dimarah-marahin oleh bapak-ibu sekalian ketika ada persoalan yg belum terselesaikan berkaitan dengan kepentingan umat Islam. Misal ada undang undang yg berkaitan dengan rumah ibadah, ketika ada anggaran untuk itu tapi kemudian, tidak ada umat Islam yang duduk di Kursi DPD maka sudah pasti anggaran itu akan dialihkan kepada kelompok-kelompok tertentu,” katanya.
“Semoga amanah ini dapat kami jalankan dengan sebaik baiknya. Pinta doa dari jama’ah,” ujar senator asal NTT yang biasa disapa dengan panggilan Syaf ini.*/Abu Zain Zaidan