AdvertisementAdvertisement

Terus Melangkah karena Allah adalah Sebaik-baik Pengatur Rencana

Content Partner

KETIKA menyadari betapa luas dan kokohnya hegemoni kaum kafir di seluruh dunia dewasa ini, seorang tokoh nasional berdoa di Masjidil Haram, “Ya Allah, menangkan Islam dengan caramu!”.

Beliau merasa segala daya dan kekuatan kaum muslimin seperti tiada artinya di hadapan musuh-musuhnya. Kita kalah dalam berbagai bidang, tertinggal dalam segala segi. Seolah-olah, tiada jalan lagi untuk menang. Kita bagaikan hidangan prasmanan yang dikeroyok dari segala penjuru.

Namun, beliau juga mengerti, dunia ini tidaklah berjalan begitu saja. Ada Tuhan Maha Perkasa yang mengaturnya. Dan, alhamdulillah, kita beriman kepada Tuhan itu, sedangkan mereka memusuhi-Nya. Maka, kita punya satu poin penentu, yakni dukungan Allah.

Renungkanlah, berapa banyak bayi yang disembelih Fir’aun untuk melenyapkan seorang anak yang diramalkan bakal meruntuhkan kerajaannya. Namun, Allah justru mengantar bayi itu ke pangkuan Fir’aun sendiri. Dikirimkan-Nya bayi Musa, yang terhanyut di sungai tidak diketahui siapa orangtuanya, kepada seorang wanita yang sendirian tanpa anak.

Siapa yang mengendalikan aliran Sungai Nil sehingga tidak menenggelamkan kotak (tabut) itu sebelum ditemukan? Siapa yang menjatuhkan simpati dan kasih sayang ke dalam hati istri Fir’aun sehingga bersedia mengasuhnya? Siapa yang mengendurkan kewaspadaan Fir’aun sehingga tidak mencurigai bayi yang dipungutnya? Maka, sempurnalah takdir yang telah ditetapkan, dan Allah-lah sebaik-baik pengatur rencana. (Al-Fawa’id, karya Ibnu Qayyim).

Ingatlah kata-kata Sultan Nuruddin Mahmud Zanki (w. 569 H), seorang penguasa muslim yang shalih dan gemar berjihad melawan tentara Salib. Suatu kali seorang penasehatnya berkata, “Demi Allah, jangan membahayakan diri Anda sendiri. Jika Anda tertimpa sesuatu yang tidak diinginkan di medan perang, maka tidak ada seorang muslim pun melainkan pasti terkena akibat buruknya.”

Sultan Nuruddin Mahmud Zanki menjawab, “Siapa Mahmud ini, sehingga pantas dikatakan seperti itu pada dirinya? Siapa yang telah menjaga negeri-negeri ini sebelum itu? Bukankah Dia Allah yang tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain-Nya?” (Ad-Daris fi Tarikh al-Madaris, I/468-469).

Benar. Kita tidak boleh lupa: dunia ini bukan arloji; setelah selesai dibuat pabrik, ia dilepaskan berdetak sendiri. Tetapi, ada Allah yang selalu memperhatikan dan mengurusnya. Dia tidak pernah mengantuk atau tidur, dekat dengan hamba-hamba-Nya, mendengar setiap permohonan mereka, dan bahkan Dia lebih dekat dibanding urat leher mereka sendiri. Dia tidak akan diam membiarkan agama-Nya dinistakan. (Qs. ar-Rahman: 29; al-Baqarah: 186, 255; Ghafir: 19; al-An’am: 59-61; Qaaf: 16-18; ar-Ruum: 47).

Perhatikanlah, betapa rencana Allah tak tertandingi rekayasa manusia. Ketika tokoh-tokoh muslim dan para da’i diusir oleh penguasa sekuler dari negeri asalnya dan terpaksa berhijrah, atau jutaan imigran muslim memasuki Dunia Barat dengan berbagai sebab, sebenarnya sebuah sejarah baru sedang ditulis.

Disana mereka tinggal, eksis, berkembang, dan terus berdakwah. Maka, ketika para wanita kafir enggan hamil dan melahirkan karena takut kehilangan keseksian tubuhnya, di saat bersamaan jutaan generasi muslim lahir disana. Ketika para remaja Barat terjerat seks bebas, narkoba, dan terlena oleh kemewahan, di saat bersamaan remaja-remaja muslim tekun mendidik dirinya, dan optimis menatap masa depan.

Ketika gereja-gereja dijual karena ditinggalkan jemaatnya, di saat bersamaan masjid-masjid terus diperluas karena tidak sanggup lagi menampung jamaah. Tatkala jumlah pemeluk agama-agama lain menyusut, berbagai kota disana justru menyaksikan bersyahadatnya belasan sampai puluhan warga asli setiap pekan.

Bahkan, dengan nada bergurau seseorang berkata, “Ketika sebagian dari mereka mulai sadar dari kegilaannya, ternyata sebagian dari kita justru yang mulai sinting.” Bukankah sekularisasi, westernisasi, dan pemurtadan malah semakin mengganas di negeri-negeri yang mayoritas ditinggali kaum muslimin? La haula wa la quwwata illa billah.

Dalam konteks inilah Badi’uzzaman Said Nursi (ulama’ Turki penentang gigih sekularisme) berkata, “Daulat Usmaniyah – yakni: negeri-negeri Islam – adalah seorang wanita yang sedang mengandung janin Eropa yang akan lahir pada suatu hari. Sedangkan Eropa adalah seorang wanita yang sedang mengandung janin Islam yang akan lahir pada suatu hari.”

Maka, mari memusatkan diri membina umat yang ada dalam jangkauan kita, dengan segenap kesungguhan, keyakinan, dan adab yang baik. Adapun orang-orang kafir itu, biarlah Allah yang mengurusnya.

Al-Qur’an telah memproklamirkan:

“Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman diantara kamu dan mengerjakan amal shalih, bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa. Sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” (QS. An-Nuur: 55).

Ini bukan janji kampanye dalam Pemilu yang seringkali dusta, namun pernyataan Allah yang tak mungkin meleset. Maka, tidak pada tempatnya menuntut janji yang pasti ditepati.

Yang justru harus betul-betul diperhatikan adalah: sudahkah kita memenuhi syarat untuk mendapatkan janji-Nya? Sungguh, pengaturan Allah takkan pernah terkalahkan; maka bersiap-siagalah! Wallahu a’lam.

Ust. M. Alimin Mukhtar

- Advertisement -spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img

Indeks Berita Terbaru

Hidayatullah dan Revitalisasi Peran Muballigh dalam Mencerdaskan Kehidupan Bangsa

PERAN muballigh dalam mencerdaskan kehidupan bangsa di Indonesia sangatlah penting. Di tengah berbagai tantangan yang dihadapi, muballigh terus menjadi...
- Advertisement -spot_img

Baca Terkait Lainnya

- Advertisement -spot_img