SURAKARTA (Hidayatullah.or.id) — Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Dewan Murabbi (DM) Hidayatullah telah dibuka secara resmi oleh Pemimpin Umum Hidayatullah, KH. Abdurrahman Muhammad, yang digelar di Kampus Menara Al Qur’an, Hidayatullah Surakarta, Jawa Tengah, Kamis, 09 Rajab 1444 (2/2/2023).
Pembukaan Rakornas yang akan berlangsung selama 4 hari ini dihadiri juga oleh ratusan Murabbi Hidayatullah se-indonesia yang duduk dalam struktur Dewan Murabbi Wilayah Hidayatullah.
Dalam sambutannya membuka acara, KH. Abdurrahman Muhammad menyampaikan ihwal keutamaan niat yang luhur dan lurus bekerja untuk Islam.
“Berniatlah selalu untuk berbuat bagi Islam karena itulah komitmen dasar bagi setiap Muslim. Niat berbuat baik bagi Islam akan menjelma menjadi kebaikan kebaikan besar lainnya, baik terhadap manusia lainnya terutama bagi negeri yang tercinta ini,” katanya.
Ia mengemukakan, iman yang dibalut keyakinan yang utuh akan selalu memberi nilai lebih, surplus, dan membuat pemiliknya tidak akan merasa kekurangan apalagi merasa rugi. “Itulah yang membuat orang yang beriman tidak ragu dan takut untuk selalu berbuat baik dan berkorban bagi agamanya,” imbuhnya dalam.
Belau menjelaskan, Al Qur’an adalah mukjizat terbesar sepanjang zaman dengan kandungan yang selalu memberi Ibrah dan inspirasi, termasuk melalui kisah kisah yang termaktub di dalamnya. Ibrah tersebut baik kisah para Nabi dan orang orang shaleh juga kisah para pendurhaka, raja raja zhalim, termasuk kisah Fir’aun yang membuat seorang Ilmuwan Perancis masuk Islam saat meneliti jasad Fir’aun.
“Kisah Thalut memberi inspirasi bahwa lahirnya seorang pemimpin harus melalui proses ketat (screening) sebab kehidupan sehari-hari seorang pemimpin juga keras,” katanya.
Berkenaan dengan peran peran pembinaan, dia menjeskan, bahwa sosok Murabbi harus mampu memperagakan pola hidup yang menjadi teladan. Murabbi kata dia juga mesti kuat berinfaq, menjaga muru’ah dan tidak tergiur dengan kenikmatan dunia, hidup zuhud, yang pola hidupnya menjadi magnet dakwah bagi orang lain hingga tertarik kepada Islam ini.
“Kehidupan duniawi seorang Murabbi kadang tidak berlapang harta. Tidak berlimpah materi namun dia tetap harus rajin berinfaq, siang dan malam, termasuk saat kondisi keuangannya sedang susah. Seorang Murabbi tetap harus berinfaq karena dia adalah figur dalam agama, pelopor kebaikan yang kebaikan kebaikannya memberi maslahat bagi negerinya dan alam semesta,” katanya lagi dengan dalam dan perlahan.
Lebih jauh, ia menerangkan, agama tanpa kepemimpinan akan terasa lemah namun kepemimpinan tanpa agama akan membuat para pemimpin menjadi sesat dan menyesatkan. Disinilah, tegas dia, urgensi seorang Murabbi bagi para pemimpin pemimpin umat.
“Pribadi pribadi yang berkarakter kuat itu tidak banyak, sebagaimana pasukan Thalut yang lulus dari ujian air sungai juga berjumlah sedikit,” katanya.
Di penghujung arahannya, Pemimpin Umum Hidayatullah ini menyampaikan bahwasanya seorang pemimpin harus memiliki kemampuan komunikasi dan diplomasi yang handal. Sebab, lanjutnya, dakwah Nabi Muhammad juga Nabi nabi sebelumnya tidak lepas dari strategi diplomasi.
“Suatu negara mendapatkan pengakuan dari negara lain tidak terlepas dari strategi diplomasi bilateral dan bila suatu negara bersikap kaku, tidak lihai bernegosiasi, maka eksistensi negara tersebut akan lemah,” tandasnya.*/Naspi Arsyad