AdvertisementAdvertisement

Menuju Indonesia Maju 2045, Ormas Kepemudaan Islam Harus Ambil Peran

Content Partner

JAKARTA (Hidayatullah.or.id) — Pengurus Pusat (PP) Pemuda Hidayatullah menghadiri undangan Dialog Ormas Kepemudaan Islam Tingkat Nasional yang diselenggarakan oleh Subdit Kemitraan Umat Islam Direktorat Penerangan Agama Islam Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat (Dirjen Bimas) Islam Kementerian Agama (Kemanag) RI di Hotel Mercure Convention Center, Jln. Pantai Indah, Ancol, Pademangan, Jakarta Utara, dibuka Rabu, 26 Dzulqa’idah 1444 (14/6/2023).

Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama, Kamaruddin Amin, saat memberi arahan sekaligus membuka acara ini mengatakan di tangan para pemuda, Indonesia berpotensi besar menjadi negara maju di tahun 2045. Karenanya, Ormas Kepemudaan Islam harus mengambil peran strategis dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Ditegaskan Kamaruddin, Indonesia memiliki potensi besar menjadi negara maju. Apalagi jika melihat penduduk Indonesia, dimana 53 persen didominasi generasi muda.

“Pemuda inilah yang nantinya menahkodai dan mewujudkan cita-cita Indonesia menjadi negara maju di tahun 2045. Karenanya, Ormas Kepemudaan Islam harus mengambil peran untuk berkontribusi memajukan Indonesia,” ungkapnya seperti dilansir laman Kemenag.

Menuju Indonesia maju 2045, imbuh Dirjen, Ormas Kepemudaan Islam harus merespons tantangan yang dihadapi, agar bisa merawat dan menjaga keberagaman di Indonesia.

“Kita tidak boleh merasa bahwa semuanya sedang baik-baik saja. Seiring kemajuan teknologi informasi, maka semua orang bisa mengakses informasi apa saja, di mana saja, dan kapan saja, yang tentu berpotensi memengaruhi dan mengancam keberagaman kita,” terangnya.

Dia menerangkan, keberagaman memang sebuah keniscayaan. Dan keberagaman jelas ada potensi konflik.

“Tapi, potensi konflik ini berhasil kita antisipasi karena kita menyadari bahwa Indonesia adalah negara yang ramah dan damai, negara yang masyarakat hidup rukun dengan kebinekaan,” tambah Dirjen.

Dirjen mengajak Ormas Kepemudaan Islam juga menyadari hal dan kewajiban sebagai warga negara.

“Kita harus menyadari bahwa hak dan kewajiban kita sama di hadapan negara. Multikulturalisme tidak menjadi penghalang untuk kita terus berbuat baik dan menghargai satu sama lain,” pungkasnya.

Jatidiri Wasathiyah

Sementara itu, Haniffudin Chaniago yang mewakili Pengurus Pusat Pemuda Hidayatullah pada sesi dialog antar pimpinan organisasi kepemudaan Islam mengatakan Islam sebagai ajaran dan pandangan hidup telah memuat tuntunan persatuan, perdamaian, dan penghargaan yang tinggi terhadap keberagaman.

“Dengan demikian, Indonesia dengan penganut agama Islam yang mayoritas memiliki potensi untuk menjadi bangsa yang maju dan berpengaruh,” katanya.

Dalam lingkup sebagai bagian dari jamaah kaum muslimin dan bangsa Indonesia, jelas Hanif, Hidayatullah telah sejak awal melandaskan gerakannya pada 6 jatidiri yang salah satunya adalah berpegang teguh pada prinsip wasathiyah.

“Wasathiyah di sini adalah ditengah tengah, tidak berlebih lebihan. Artinya, proporsional di atas landasan tuntunan Islam dengan segala keagungan ajarannya untuk tersebarnya kebaikan, keselamatan, keberkahan, dan rahmah,” ujarnya.

Dia pun menyambut penuh semangat harapan akan peran pemuda dan ormas kepemudaan Islam yang dinilai sangat strategis dalam kehidupan berbangsa dan bernegara untuk mewujudkan cita-cita Indonesia menjadi negara maju di tahun 2045.

“Pemuda Hidayatullah berikhtiar sebaik mungkin menyongsong Indonesia Emas 2045 dengan karya nyata,” tandasnya.*/Yacong B. Halike

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Indeks Berita Terbaru

Ponpes Hidayatullah Mahulu Jadi Wadah Pemersatu Umat Beragama

MAHULU (Hidayatullah.or.id) -- Toleransi antarumat beragama di Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu) menemukan wujud nyatanya di Yayasan Pondok Pesantren Hidayatullah....
- Advertisement -spot_img

Baca Terkait Lainnya

- Advertisement -spot_img