AdvertisementAdvertisement

Sinergi Kuatkan Peran Guru PAUD Membentuk Kepribadian Generasi Penerus

Content Partner

JAKARTA (Hidayatullah.or.id) — Di balik riuhnya Jakarta, sebuah momentum kepedulian hadir menyapa mereka yang kerap terlewat dari sorotan: para guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).

Di PAUD Nurul Fikri Assyakira Rawadas, Pondok Kopi, Duren Sawit, Jakarta Timur, sebuah kegiatan hangat berlangsung. Vanilla Hijab, brand fashion yang dikenal luas di kalangan muslimah, berkolaborasi dengan Lembaga Amil Zakat Nasional Baitul Maal Hidayatullah (BMH), menyalurkan puluhan paket sembako kepada para guru PAUD.

Sebanyak 20 guru menerima langsung bantuan tersebut. Mereka adalah pendidik-pendidik yang dengan kesabaran dan ketekunan, membentuk karakter anak-anak sejak dini.

Profesi guru anak usia dini ini seringkali dipandang sebelah mata, namun di sinilah letak awal pembentukan kualitas manusia Indonesia. Dan kali ini, mereka menerima perhatian yang tulus.

Amelia, seorang ibu salah satu penerima manfaat, mengungkapkan rasa terima kasih yang dalam.

“Jazakallah Khoiron katsiron kepada BMH yang menjadi washilah rezeki kami guru-guru PAUD. Semoga berkah dan sehat selalu,” ujarnya dengan suara bergetar. Ungkapan tersebut menyiratkan lebih dari sekadar rasa syukur: ia adalah pengakuan atas eksistensi dan perjuangan mereka.

Menurut Imam Nawawi, Kepala Humas BMH Pusat, program ini merupakan hasil keselarasan visi antara BMH dan Vanilla Hijab.

“Vanilla Hijab memandang strategisnya guru-guru PAUD dalam membentuk generasi bangsa. BMH pun demikian,” tegasnya, seraya menekankan bahwa bantuan yang diberikan juga sebagai penghargaan atas peran fundamental yang dimainkan para guru PAUD.

Lebih jauh dari sisi logistik, kegiatan ini menyampaikan pesan kemanusiaan. Dalam satu gerakan, kolaborasi ini menghadirkan pengakuan sosial terhadap kerja sunyi para pendidik anak usia dini. Mereka yang setiap hari membentuk dasar kepribadian generasi penerus, kini disapa oleh tangan-tangan yang peduli.

Kegiatan ini juga menjadi bukti bahwa sinergi antara sektor usaha dan lembaga sosial mampu menjangkau ruang-ruang yang jarang tersentuh. Dari sembako yang dibagikan, muncul makna kolektif bahwa bangsa ini masih memiliki jiwa gotong royong. Bahwa pendidikan tidak bisa berjalan sendiri. Butuh kolaborasi, butuh dukungan, dan butuh apresiasi yang konsisten.

Imam Nawawi menutup kegiatan ini dengan harapan semoga kebaikan ini terus mengalir, menginspirasi lebih banyak lagi tangan-tangan dermawan untuk ikut serta menyemai benih kebaikan di seluruh penjuru negeri.

Apa yang dilakukan Vanilla Hijab dan BMH bukan hanya kegiatan amal, tetapi juga sebuah pernyataan sosial. Mereka yang kerap disebut “pahlawan tanpa tanda jasa”, kini diberi ruang untuk menerima, dihargai, dan diakui. Tidak lebih, tapi juga tidak kurang dari yang seharusnya mereka terima sejak awal: perhatian dan penghormatan.*/

Herim Achmad

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Indeks Berita Terbaru

Membangun Peradaban Islam, Menggali Akar Menjawab Zaman

PROF. Dr. Talip Küçükcan, Duta Besar Turkiye untuk Indonesia, dalam Hidayatullah Global Forum bertajuk “Masa Depan Persahabatan Turkiye-Indonesia Dalam...
- Advertisement -spot_img

Baca Terkait Lainnya

- Advertisement -spot_img