Hidayatullah.or.id — Kampus Pondok Pesantren Hidayatullah Surabaya Jawa Timur dipilih menjadi tuan rumah penyelenggaraan kegiatan pesantren kilat dan pelatihan kepemimpinan anak bangsa tingkat SD yang diselenggarakan bekerjasama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dispendik) Kota Surabaya, Sabtu.
Saling menghargai dan menghormati antar umat beragama merupakan sebuah upaya untuk mempererat persatuan dan kesatuan bangsa.
Hal tersebut dirasa perlu ditanamkan sejak dini kepada para pelajar agar mereka mengetahui sejak awal akan pentingnya kebhinekatunggalikaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Bertempat di Kampus Pondok Pesantren Hidayatullah Kejawan Putih Tambak, Surabaya, Jawa Timur, Forum Guru Agama Kota Surabaya mengadakan pesantren kilat (peskil) dan latihan kempimpinan anak bangsa tingkat SD.
Acara ini diikuti sedikitnya 300 peserta yang berasal dari berbagai siswa sekolah SD di Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (19/09) lalu.
Ketua KKG PAI Surabaya Drs. H. Sugiyanto mengemukakan latihan kempimpinan anak bangsa ini bertujuan selain memupuk rasa persaudaraan antar pelajar juga sebagai bentuk pembentukan karakter agar mereka nanti dapat saling menghargai dan menghormati dengan pemeluk agama lainnya.
Ketua KKG Agama Kristen Yermas Yohannes Takdare menyampaikan kegiatan yang melibatkan siswa antar lintas agama harus terus digalakkan.
Menurut Yermes Yohannes, kegiatan positif tersebut merupakan sebuah pondasi fundamentalis agar kedepannya para siswa dapat menyatukan sebuah keragaman dalam sebuah wadah untuk mencapai tujuan bersama yakni mampu memajukan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota (Dispendik) Surabaya Dr. Ikshan, S. Psi, MM yang membuka kegiatan pesantren kilat tersebut menyampaikan kegiatan pesantren kilat dengan melibatkan peserta dari para siswa lintas agama merupakan sebuah upaya dalam menyiapkan para calon pemimpin masa depan sekaligus menyiapkan para generasi emas Indonesia berakhlak mulia.
Ikhsan berpesan dalam meraih sebuah cita-cita dan kesuksesan ada tiga hal penting yang tidak boleh diabaikan. Ketiga hal tersebut diantaranya, patuh kepada orang tua, menghormati para guru dan menjaga persaudaraan dengan teman sebaya.
“Manfaatkan kegiatan ini untuk saling mengenal satu sama lainnya, hubungan baik yang telah terbina dapat menjadi sebuah modal untuk mencapai kesuksesan,” pesan Ikshan.
Mantan Kepala Bapemas dan KB tersebut berharap agar pelaksanaan pawai peringatan 1 Muharram nanti para siswa lintas agama juga dapat berpartisipasi mengikuti pawai. Dengan demikian nantinya akan terlihat indahnya sebuah kebersamaan. (ybh/hio)