AdvertisementAdvertisement

Agama sebagai Landasan Spiritual dan Moral Membangun Masyarakat Berkeadaban

Content Partner

BATAM (Hidayatullah.or.id) — Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Lektur, Khazanah Keagamaan dan Manajemen Organisasi, Balitbang-Diklat, Kementerian Agama RI Prof. Dr. M. Arskal Salim GP, M.Ag, mengatakan, agama merupakan landasan spiritual dan moral untuk membangun masyarakat yang berkeadaban.

Sebagai selain sentral yang harus dimiliki dalam menghadapi tantangan megatren global, menurut Profesor Arskal Salim, agama juga menjadi sumber nilai, basis etika dan moralitas dalam membangun tatanan kehidupan.

“Ia juga menjadi sumber inspirasi dalam membangun harmoni sosial dalam kehidupan masyarakat yang majemuk. Serta menjadi kekuatan pendorong dan energi penggerak untuk merealisasikan peradaban masyarakat yang bermartabat,” katanya.

Hal tersebut disampaikan Prof. Dr. M. Arskal Salim saat menyampaikan pidato ilmiah Sidang Senat Terbuka Wisuda Sarjana Strata Satu (S1) angkatan pertama Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Hidayatullah Batam di Hallroom Pusat Informasi Haji (PIH), Batam Center, Kota Batam, Kepulauan Riau, Selasa, 26 Dzulqa’dah 1442 H (6/7/2021).

Orasi ilmiah Guru Besar Ilmu Politik Hukum Islam ini (Shiyasah Syar’iyyah) ini mengangkat tema “Megatren Dunia: Peluang dan Tantangan, dan Solusinya”.

Prof Arskal, demikian ia disapa, menyebut sejumlah fenomena dunia yang diperkirakan akan terjadi. Misalnya tentang demografi global. Katanya, pada tahun 2045, penduudk dunia diperkirakan 9,45 miliar bertambah 2,1 miliar dari tahun 2015.

Beliau menyebutkan, lebih dari separuh pertumbuhan penduduk dunia disumbang oleh kawasan Afrika, tapi Asia dan Amerika Latin akan memiliki jumlah middle dan upper income class terbesar, sehingga tren demografi global mendorong urbanisasi, arus migrasi, dan penduduk usia lanjut.

“Maka penduduk dunia di perkotaan diperkirakan meningkat menjadi 65 persen, dengan 95 persen pertambahan terjadi di emerging economies. Sehingga pembangunan perkotaan berperan dalam meningkatkan daya saing , pertumbuhan ekonomi, dan kualitas hidup masyarakat,” papar Guru Besar UIN Jakarta ini.

Emerging economies, lanjut Arskal, akan berperan terhadap investasi SDM, infrastruktur, reformasi struktural, dan iklim usaha yang mendorong pertumbuhan ekonomi yang tinggi, berdaya saing, dan kerkesinambungan.

“Otomatis, perubahan teknologi ke depan didominasi oleh teknologi informasi dan komunikasi, bioteknologi, dan rekayasa genetik, kesehatan dan pengobatan, energi terbarukan, wearable decives, otomatisasi dan robotik, serta artificial intelligence,” imbuhnya.

Begitu pula tren perdagangan dan keuangan internasional, katanya lebih lanjut, negara berkembang menjadi poros perdagangan dan investasi dunia dengan pertumbuhan 6 persen pertahun. Perdagangan intra Asia meningkat dan investasi asing langsung ke dan antar negara berkembang berlanjut.

“Demikian halnya dominasi mata uang dunia bergeser dari dolar AS menjadi multi currencies. Aset keuangan emerging economies tahun 2050 diperkirakan melebihi negara maju. Cina berkembang sebagai salah satu sumber keuangan bagi pembangunan mendatang,” ungkap alumnus Universitas Melbourne ini.

Hal lain, papar Arskal lebih jauh, perubahan iklim dan geopolitik. Adanya tantangan pemanasan global semakin besar, baik berupa kejadian ekstrim maupun perubahan iklim jangka panjang. Tanpa usaha menurunkan emisi, rata-rata suhu global akan meningkat 3-3,5 derajat celcius pada akhir abad ini.

“Geopolitik juga terus berlanjut dengan meningkatnya peranan Cina, kerentanan di kawasan Timur Tengah, serta meningkatnya kelas baru dan kelompok tertentu,” imbuhnya lebih lanjut.

Pertanyaannya sekarang, lanjut Arskal, bagaimana perguruan tinggi mencetak sarjana yang mampu menjawab tantangan megatren fenomena global di atas. Sebab, revolusi industri 4.0 tidak hanya cukup dengan literasi lama, yaitu membaca, menulis, dan berhitung, sebagai modal dasar dalam berkiprah di masyarakat.

“Mesti mampu melahirkan lulusan yang lebih kompetitif, dengan kemampuan membaca, menganalisis, menggunakan informasi di dunia digital, memahami cara kerja mesin dan aplikasi teknologi, serta berkomunikasi dengan literasi baru di atas,” jelas Prof Arskal.

Maka, terang dia, kemampuan yang harus disiapkan untuk generasi hari ini adalah: interpersonal skills (keterampilan dari diri sendiri), communication skills (keterampilan berkomunikasi), technology skills, digital literacy, multi lingual literacy (kemampuan banyak bahasa), critical and creative thinking skills (memiliki daya kritis dan ide kreatif), dan problem solving skills (kemampuan mencari jalan keluar).

Acara wisuda angkatan pertama ini mengukuhkan dan menetapkan 142 wisudawan-wisudawati strata satu (S1) pada Program Studi Manajemen Pendidikan Islam (MPI) dan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI).*/Azhari

- Advertisement -spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img

Indeks Berita Terbaru

Kebijaksanaan Rasulullah Menimbang Saran dengan Hati Terbuka

DALAM kajian psikologi sosial dan budaya, sifat manusia untuk menerima atau menolak saran adalah fenomena yang kompleks. Secara umum,...
- Advertisement -spot_img

Baca Terkait Lainnya

- Advertisement -spot_img