AdvertisementAdvertisement

Alumni STIS Hidayatullah Dipesan Jaga Spiritual dan Profesionalisme

Content Partner

SAMARINDA (Hidayatullah.or.id) — Disela kesibukan dengan kegiatannya yang padat, Pimpinan Umum Hidayatullah KH Abdurrahman Muhammad berkesempatan menghadiri acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Ikatan Alumni Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Hidayatullah (IAS-Hida) yang diselenggarakan di Pondok Pesantren Madinatul Qur’an Al Izaah Samarinda, beberapa waktu lalu.

Alumni STIS Hidayatullah (IAS-Hida) menyelenggarakan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) di Pondok Pesantren Madinatul Qur’an Samarinda pada 16-17 Maret 2019. Rakernas yang mengambil tema “Sinergitas Alumni dan Almamater Demi Terwujudnya Dakwah-Tarbiyah Untuk NKRI Bermartabat” ini diikuti ratusan peserta yang terdiri dari alumni STIS Hidayatullah Balikpapan

Dalam penyampaiannya saat didapuk memberikan sambutan, Pimpinan Umum yang karib disapa Ustadz ini berpesan kepada para alumni harus mensifati spiritualitas, militansi, dan berpacu dengan cepat dunia ini dengan memiliki intelektualitas dan profesionalisme.

“Kehadiran Hidayatullah untuk menjalin silaturahim kepada siapapun juga. Kejarlah dunia sekuatnya untuk menegakkan agama,” pesannya, seraya menukil perkataan sahabat tabi’in Said bin al-Musayyib bin Hazn bin Abi Wahb al-Makhzumi.

Beliau menyampaikan sangat bersemangat menghadiri Rakernas IAS Hida karena mengingat salah seorang rekan sejawatnya, Ustadz Darmadi, yang pernah bersamanya bergiat dalam kegiatan dakwah merupakan perintis Pondok Tahfidz Al Izzah bersama Ustadz Uswandi yang kini juga Ketua DPD Hiadyatullah Samarinda.

“Saya sebagai orangtua, sangat berkepentingan dengan para pemuda, khususnya alumni STIS Hidayatullah. Melihat sinergitas alumni STIS, maka lihatlah pelaksanaan acara di Al-Izzah ini,” katanya.

Beliau mengatakan, Rakernas IAS Hida bertempat di Kampus Al Izzah yang menurutnya luar biasa. Mendengar nama Al-Izzah, lanjutnya, tidak bisa terlepas dari peran Ust. Darmadi, yang juga adalah kawan seperjuangannya sewaktu di Gunung Tembak.

“Salah satu spirit dakwah di Gunung Tembak waktu itu adalah didorong oleh gerakan jamaah tabligh. Dahulu ada Kiai Munir, ulama Kharismatik di Balikpapan, terharu oleh kegigihan dakwah dai Hidayatullah,” katanya.

Beliau melanjutkan, dalam pembinaan dakwah dan tarbiyah, para alumni STIS Hidayatullah seyogyanya penuh semangat dalam bina akidah, sinergis dalam berjamaah, kohesif dalam mencerahkan umat serta tuntas dalam halaqah.

“Kader Hidayatullah harus membangun komunitas yang Islami. Lalu melakukan pembinaan aqidah dan efektivitas halaqah,” imbuhnya.

Beliau pula mendorong anak-anak muda terutama alumni STIS Hidayatullah yang telah menyebar dari Sabang sampai Merauke untuk tidak saja sibuk memperbaiki umat, melainkan juga selalu memperbaiki diri.

“Inti dari perbaikan diri, pertama, dengan taubat yang akan melahirkan sikap muraqabah. Setelah itu melakukan muhasabah untuk melakukan penilaian terhadap diri secara terus-menerus,” pesannya.

“Selain didasari dengan takwa, harus ada militansi yaitu semangat pantang menyerah. Ingat bagaimana seorang pemuda Al Fatih mendorong perahu naik gunung untuk menembus benteng Konstantinopel untuk menaklukkannya,” pungkasnya.

Alumni STIS Hidayatullah (IAS-Hida) menyelenggarakan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) di Pondok Pesantren Madinatul Qur’an Samarinda pada 16-17 Maret 2019. Rakernas yang mengambil tema “Sinergitas Alumni dan Almamater Demi Terwujudnya Dakwah-Tarbiyah Untuk NKRI Bermartabat diikuti ratusan peserta yang terdiri dari alumni STIS Hidayatullah Balikpapan.

Pada kesempatan tersebut, juga hadir Pimpinan Umum Hidayatullah Ustadz Abdurrahman Muhammad yang juga merupakan penggagas berdirinya STIS Hidayatullah, Ketua Departemen Sosial dan Kesehatan DPW Hidayatullah Kalimantan Timur Ir Mulyadi yang sekaligus salah satu perintis Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Hidayatullah, Ketua DPW Hidayatullah Banten Endi Haryono, dan Ketua DPD Hidayatullh Samarinda Uswandi.

Ketua IAS-Hida, Rizky Kurnia Sah dalam sambutannya menerangkan eksistensi ikatan alumni STIS Hidayatullah yang dipimpinnya ini merupakan halaqoh keluarga besar yang beranggotakan para alumni STIS Hidayatullah.

“Secara spesifik wadah alumni ini merupakan sebuah halaqah keluarga besar yang kebetulan lahir dari rahim almamater yang sama. Cuma halaqah besar ini dikembangkan menjadi lembaga formal menjadi ikatan alumni,” kata Rizky dalam keterangannya diterima media ini.

Menurut Rizky, keberadaan wadah ini untuk memperkuat simpul yang sudah ada, yaitu keberadaan STIS Hidayatullah sebagai Perguruan Tinggi yang konsen melahirkan kader dakwah dan pendidik.

“Halaqah ini konsen memantau dan membina kader sesama alumni agar terkontrol dan terpantau sehingga tidak lari dari visi perjuangan yang diinginkan almamater. Menjadi pemimpin yang ulama, ulama pemimpin. Sebab kita lahir dari rahim orangtua kita, yaitu almamater STIS Hidayatullah. Segala aktifitas, perilaku, program, kinerja, dan laporan organisasi ini akan dipertanggungjawabkan kepada STIS,” kata pria yang lahir di Manado dan besar di Maluku ini.

Di akhir sambutan, pria yang memiliki latar belakang keluarga multi agama ini, mengatakan alumni STIS Hidayatullah harus terus berpacu dalam dakwah dan menghimbau untuk terus konsisten mengamalkan Gerakan Nawafil Hidayatullah (GNH). Dia mengatakan, GNH merupakan kepribadian kita yang sudah mendarah daging bagi alumni STIS Hidayatullah.

“Karena kenyataanya, jauh sebelum GNH dideklarasikan, sewaktu kita mahasiswa , kurang lebih selama empat tahun, GNH ini merupkan kegiatan keseharian kita sewaktu menjalani proses perkaderan di STIS, dan itu masih terus berjalan hingga sekarang. Jadi kalau ada mahasiswa atau alumni STIS yang tidak menjalankan GNH, maka dipertanyakan itu kekaderannya,” pungkasnya.

Sementara itu, Ketua Departemen Sosial dan Kesehatan DPW Hidayatullah Kalimantan Timur Ir Mulyadi yang sekaligus salah satu perintis Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Hidayatullah, dalam sambutannya menitipkan pesan saat menceritakan kenangan dirinya yang ditunjuk langsung oleh Pimpinan Umum bersama beberapa ustadz senior lain dalam merintis berdirinya STIS Hidayatullah.

“Sebuah perjalanan panjang dimulai dari langkah pertama. Pertnyaannya, kita mau memulai melangkah atau tidak. Karena kalau tidak memulai langkh itu, sependek apapun perjalanan kita tidak akan sampai. Tetapi, ketika kita terus melangkah, sejauh apapun perjalanan, Insya Allah sampai,” kata Mulyadi.

Mulyadi menambahkan, yang penting kita tidak pernah berhenti melangkah. Karena kehidupan ini bukanlah perjalanan pendek, tetapi sebuah perjalann panjang yang harus kita lalui ritmenya agar kita terus dalam langkah.

Ia pula menghimbau kepada alumni yang telah berkiprah di seluruh nusantara untuk betul-betul berasatu padu, menyatukan pikiran, perasaan untuk sama-sama merencanakan program-program yang akan dikerjakan. Karena intinya, tegas dia, Raker bukan sekedar merencakan kerja, tetapi bagaimana kita mengerjakan perencanaan itu.(ybh/hio)

- Advertisement -spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img

Indeks Berita Terbaru

Hidayatullah dan Revitalisasi Peran Muballigh dalam Mencerdaskan Kehidupan Bangsa

PERAN muballigh dalam mencerdaskan kehidupan bangsa di Indonesia sangatlah penting. Di tengah berbagai tantangan yang dihadapi, muballigh terus menjadi...
- Advertisement -spot_img

Baca Terkait Lainnya

- Advertisement -spot_img