JAKARTA (Hidayatullah.or.id) — Departemen Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Dewan Pengurus Pusat (DPP) Hidayatullah bekerjasama dengan Hidayatullah Institute (HI) kembali menggelar training kepemimpinan dalam rangka peningkatan kompetensi Kepemimpinan Kepala Sekolah/Madrasah di lingkungan sekolah Hidayatullah.
Kegiatan ini digelar di Gedung Pusat Dakwah Hidayatullah, Cipinang Cempedak I/14, Otista Polonia, Jakarta, yang dibuka pada Selasa, 10 Sya’ban 1445 (20/2/2024).
Pelatihan yang mengangkat tajuk “Kemimpinan Manhaji: Mencetak Kepala Sekolah yang Profetik dan Profesional” digelar selama 5 hari.
Direktur Hidayatullah Institute Ust. Dr (cand.) Muzakkir Usman Asyari, SS., M.Ed menyampaikan dengan begitu banyaknya aktivitas Hidayatullah di hampir semua bidang meliputi dakwah, pendidikan, sosial, dan ekonomi, maka diperlukan peningkatan kemampuan bagi para pemangku amanah di segala lini.
Di bidang pendidikan, Hidayatullah memiliki lembaga profesional yang dikenal dengan istilah “kampus” atau pesantren berbadan hukum yayasan. Di dalamnya diselenggarakan program pendidikan mulai dari TK hingga Perguruan Tinggi.
“Karena fungsi strategis lembaga pendidikan dalam melakukan fungsi tarbiyah kepada umat, sehingga diperlukan pengelolaan sekolah yang profetik dengan tata kelola manajemen yang profesional,” kata Muzakkir.
Peran strategis lembaga pendidikan salah satunya adalah ia mampu melakukan multiplayer effect perubahan dalam berkontribusi mencapai visi lembaga, yaitu membangun peradaban Islam.
Sebagai conveyer (pembawa) dan performer (peraga) peradaban Islam, jelas Muzakkir, lembaga pendidikan harus mampu memeragakan lembaga pendidikan yang Islamiah, ilmiah, dan alamiah. Disinilah, kata dia, diperlukan hadirnya pemimpin pemimpin lembaga pendidikan yang harus mampu mengoptimalkan dan mengaktualisasikan fungsi dan nilai tarbiyah sesuai dengan cita-cita dan harapan para pendiri dan perintis Hidayatullah.
“Kemampuan memahami fungsi dan model kepemimpinan Islam, merupakan modal utama bagi para pemimpin lembaga pendidikan untuk memiliki kemampuan berpikir strategis guna melahirkan inspirasi dan gagasan-gagasan besar,” terangnya.
Kepemimpinan Manhaji
Lebih jauh Muzakkir menjelaskan konsep kepemimpinan Islam yang coba dihadirkan oleh Hidayatullah menjadi wawasan penting bagi para kepala lembaga pendidikan untuk menjalankan amanah yang mereka emban di lembaga strategis guna mentransformasi nilai nilai berbasis manhaj nubuwwah.
“Gagasan besar seorang pemimpin lembaga pendidikan perlu diperkaya dengan khazanah tentang kepemimpinan profetik yang teraktualisasi dalam nilai budaya lembaga pendidikan yang diperagakan oleh seluruh stakeholders yang ada di lembaga pendidikan,” jelasnya.
Dia menerangkan, kemampuan membangun budaya organisasi berbasis profetik ini diharapkan dapat mendorong para pemimpin pendidikan untuk meningkatkan mutu dan produktivitas pendidikan dan pengkaderan.
Pelatihan kepemimpinan yang dirancang untuk para kepala pendidikan ini, menurutnya, juga akan memberi perhatian terhadap profesionalisme para pemimpin dalam mengelola lembaga pendidikan.
Profesionalisme memimpin lembaga pendidikan ditunjukkan dengan bagaimana para pemimpin memahami visi pendidikan, merencanakan, dan mendesain pendidikan yang berbasis pengkaderan.
“Serta mengelola transformasi ilmu pengetahuan, sikap, dan keterampilan sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan oleh para siswa untuk mampu berdaya saing menjadi kader kader ummat yang memberi manfaat di masa depan,” imbuhnya.
Disamping itu, kemajuan teknologi belakangan ini, menjadi tantangan sekaligus peluang bagi para pengelola pendidikan baik dalam bentuk fullday atau boarding school untuk mencari strategi tepat dalam mengintegrasikan kemudahan kemudahan yang ditawarkan oleh teknologi tersebut dengan sistem pendidikan di sekolah.
“Dan tentu saja, sebagai pimpinan di sekolah, kepala sekolah harus mampu melakukan penjaminan mutu terhadap program – program yang dilaksanakan di sekolah,” tandasnya. (ybh/hidayatullah.or.id)