SURABAYA (Hidayatullah.or.id) — Besar nian harapan Pemimpin Umum Hidayatullah KH. Abdurrahman Muhammad kepada generasi milenial sebagai pelanjut rperjuangan dakwah menebarkan risalah Islam ke penjuru negeri.
Optimisme itu ia kemukakan pada acara Tabligh Akbar rangkaian kegiatan Halaqah Kubra Kader Hidayatullah Jawa Timur yang mengangkat tema “Menyongsong Usia Emas Hidayatullah” Kader Hidayatullah Jawa Timur, belum lama ini.
“Allah masih memberikan bagian juga sesuai dengan zamannya. Apalagi hari-hari ini yang disebut generasi milenial, generasi yang dipermudah oleh kemajuan teknologi sehingga tidak ada yang mustahil,” katanya seperti dilansir laman Ummul Qura Hidayatullah yang dinukil Hidayatullah.or.id, Kamis, 17 Sya’ban 1444 (9/3/2023).
Pemimpin Umum Hidayatullah mengapresiasi para generasi pelanjut yang selalu punya cita-cita tinggi. Apalagi dukungan kemajuan teknologi diyakini akan mempermudah percepatan dari harapan besar tersebut.
Menurut ustadz yang pernah tugas dakwah ke Irian Jaya hanya berbekal peti pakaian dari kayu ini, dibutuhkan sinergi dan kolaborasi antara dua generasi berbeda. Yakni, para orangtua sebagai generasi awal yang merintis dakwah dengan generasi milenial yang akan melanjutkan cita-cita pendahulunya.
“Memang generasi Rasulullah dan Sahabatnya adalah generasi terbaik sebagaimana sesepuh Hidayatullah adalah generasi terbaik. Karena dia perintis, makanya dikatakan menyongsong generasi emas,” ucapnya.
Kenapa demikian? Karena generasi awal itu, sambungnya, adalah yang telah meletakkan sesuatu yang bernilai mahal. Mahalnya itu karena telah membuktikan keistiqamahan dalam kesabaran. Jadi punya nilai keemasan mahal.
Ustadz Abdurrahman lalu menceritakan satu kisah peperangan di masa sahabat Umar al-Faruq.
Diceritakan waktu itu, umat Islam membutuhkan tambahan personel hingga 8.000 pasukan. Namun khalifah Umar hanya mengirim sekitar separuh dari jumlah yang diminta.
“Karena di situ ada panglima yang nilainya bisa beratus kali lipat lebih dari orang biasa. Itu mahal, generasi perintis memang mahal,” jelasnya.
Menyongsong Usia Emas Hidayatullah
Tema “Menyongsong Usia Emas Hidayatullah” menjadi daya tarik tersendiri baginya jelang Silaturahim Nasional Hidayatullah tahun ini.
Di hadapan ribuan kader Hidayatullah yang memadati lapangan SMP-SMA Integral Luqman al-Hakim, Surabaya, Pemimpin Umum mengawali pencerahannya dengan bersyukur kepada Allah dan menceritakan perkembangan kondisi kesehatan yang dialaminya.
“Alhamdulillah Allah telah membimbing kita, memberikan semangat, kemauan dan teristimewa kesehatan untuk hadir di majelis silaturahim ini. Syukur kepada Allah atas doa jamaah Hidayatullah. Saya katakan ini doa-doa yang memberikan spirit,” ucapnya berbahagia.
Kaitan dengan tema “Menyongsong Usia Emas Hidayatullah” Pemimpin Umum mengingatkan soal percepatan dan obsesi besar dalam meraih capaian pada momentum istimewa tersebut.
“Ayat yang dibaca ‘infiru khifafan wa tsiqalan’ itu tadi berarti mobilitas tinggi,” jelasnya menerangkan ayat yang terdapat pada surah at-Taubah.
Mobilitas tinggi, jelas sahabat karib KH. Abdullah Said, Pendiri Hidayatullah itu, tidak hanya sekadar semangat berlomba dalam kebaikan (sabiqun bil khairat), tetapi juga dibutuhkan kemampuan visioner dan obsesi besar.
Soal cita-cita, menurutnya, hal itu bisa saja ditertawakan oleh manusia yang lain atau dianggap tidak masuk logika. Tapi itu disebutnya tak masalah, sepanjang orang itu meyakini cita-cita yang diperjuangkannya.*/Abu Jaulah/MCU