Hidup adalah perjuangan. Perjuangan memerlukan pengorbanan. Demikianlah pernyataan para instruktur training materi ideologi. Biasanya pernyataan tersebut disampaikan ketika masa orientasi perkaderan suatu organisasi. Masa orientasi itu adalah masa pendoktrinan suatu ideologi organisasi yang disampaikan pada peserta anyar. Peserta dicekoki dengan sekian banyak doktrin organisasi agar fanatik dan loyal kepada suatu kepemimpinan. Bahkan para instruktur dalam memberikan materi trainingnya mengarah ke pemikiran yang menonjolkan organisasinya.
Setiap kelompok bangga terhadap organisasinya, demikian firman Allah Subhanahu wa Ta’ala. Jadi tidaklah heran jika setiap orang bangga dengan organisasinya. Namun, fakta perjalanan manusia dalam berorganisasi terjadi pasang surut dalam hal loyalitas. Loyalitas merupakan salah satu indikator kualitas kader.
Mengapa demikian? Sebab, kader merupakan generasi pelanjut kepemimpinan organisasi. Itulah sebabnya jika suatu organisasi tidak rajin mengadakan training perkaderan nisacaya usia organisasi itu hanya seumur pendirinya.
Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah seorang nabi yang berdimensi negarawan. Sosialisasi ideologi dilakukan melalui rencana terukur. Analisis SWOT dilakukan secara seksama. Pengukuran konten SWOT didasarkan atas data riil kekuatan dan kelemahan internal dan eksternal, kemudian dipetakan seberapa besarnya peluang dan tantangannya. Hasil analisis SWOT dijadikan dasar untuk menyusun strategi membangun kekuatan yang dapat menumbangkan kekuatan lawan.
Tiga belas tahun Rasulullah SAW intensive mencetak kader yang output-nya adalah cerdas, militan, loyal, dan visioner. Darul al-Arqam adalah wadah training centre untuk membentuk mindset peserta didik. Paradigma jahiliah dirombak total menjadi paradigma islamiyah.
Paradigma yang diinjeksikan kepada peserta didik adalah masalah aqidah yang berdimensi imamah jamaah. Sebuah visi ideologis yang berdimenasi ukhrawi. Orientasi organisasi kufar hanya sebatas dunia, sementara orientasi organisasi Rasulullah SAW adalah lintas dunia bahkan akhirat.
Rasulullah SAW sebagai trainer handal. Belum ada duanya di dunia ini. Nilai aqidah sebagai dasar membangun pola pikir peradaban didoktrinkan tuntas kepada peserta didik. Karena itu, fanatisme terhadap ajaran Islam sebagai way of life tidak tergoyahkan. Gelombang ancaman, himpitan, bahkan siksaan dari kompetitor tidak menjadikan surutnya sebuah perjuangan ideologi.
Nah, di sinilah wujud atau bukti seia sekata seorang instruktur perkaderan melalui pernyataan “hidup adalah perjuangan dan perjuangan memerlukan pengorbanan.” Perjuangan yang gigih dan konsisten akan menyaksikan sebuah kemenangan yang dicitakan. Rasulullah SAW adalah pelaku sejarah kemenangan. Tetapi, kemenangan itu tidak diraih dengan hayalan tanpa upaya serius. Pengorbanan harta benda, bahkan nyawa diperuntukkan demi eksisnya sebuah ideologi. Beliau tauladan umat manusia dalam segala hal.
Saat ini, umat Islam dirundung malang dalam proses perjuangan penegakkan peradaban Islam. Kekuatan berada di pihak kompetitor ideologi sekuler. Islam, diharapkan sebagai solusi pasti untuk menyelamatkan hidup dan kehidupan umat manusia yang sedang sekarat.