اَلْحَمْدُ للهِ، اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِالْاِعْتِصَامِ بِحَبْلِ اللهِ، وَهُوَ الَّذِيْ أَدَّبَ نَبِيَّهُ مُحَمَّدًا ﷺ فَأَحْسَنَ تَأْدِيْبَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ، اَللَّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرِ خَلْقِ اللهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنِ اتَّبَعَ هُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ، أما بعد
فيا أيها الحاضرون، أُوْصِيْنِي نَفْسِيْ وَ إِيَّاكُم بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ المُتَّقُوْن. قال الله تعالى في كتابه الكريم، بسم الله الرحمن الرحيم، وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنْتُمْ عَلَى شَفَا حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ
Hadirin jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah
Alhamdulillah, beberapa hari lagi kita akan dipertemukan dengan bulan Ramadhan dan itu menjadi doa harapan kita semua untuk bisa bertemu dengan Ramadhan.
Sebagaimana doa yang masyhur dari ulama Tabi’in, Yahya bin Abi Katsir ketika menjelang bulan Ramadhan beliau berdoa:
اَللَّهُمَّ سَلِّمْنِي إِلَى رَمَضَانَ ، وَسَلِّمْ لِي رَمَضَانَ ، وَتُسلمهُ مِنِّي مُتَقَبَّلاً.
“Ya Allah, antarkanlah aku hingga sampai Ramadhan, dan antarkanlah Ramadhan kepadaku, dan terimalah amal-amalku di bulan Ramadhan.” [Hilyatul Auliya’ (1/420)]
Doa harapan untuk bertemu Ramadhan itu sangat penting, karena banyak dari saudara, teman, dan tetangga yang tahun lalu bersama-sama kita shalat tarawih, buka bersama, dan iktikaf di masjid. Namun tahun ini, sebelum masuk Ramadhan mereka sudah dipanggil oleh Allah Subhanahu wa ta’ala.
Jika Allah Subhanahu wa ta’ala sudah memanggil maka tidak ada daya untuk menahan sedikitpun waktu untuk menundanya.
Sehingga, kita harus selalu berdoa atas lemahnya kita sebagai manusia biasa yang tidak memiliki kekuatan dan kemampuan terkaitnya harapan bertemu Ramadhan tahun ini.
Hadirin jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah
Jika Ramadhan diibaratkan sebagai tamu. Maka bentuk pemuliaan tamu yang akan datang itu terlihat pada persiapannya.
Contohnya, ada kabar bahwa pekan depan akan datang bapak lurah ke rumah. Tentu minimal ada persiapan untuk membersihkan rumah dan lingkungannya, menyiapkan jamuan makanannya, pakaian yang akan kita pakai dan susunan acaranya.
Itu baru tamu bapak Lurah, belum tamu pak camat, pak bupati, gubernur dan sekelas menteri dan presiden.
Semakin tinggi jabatan tamu yang akan datang maka semakin banyak yang harus disiapkan. Semakin banyak yang dilibatkan untuk suksesnya kedatangan tamu tersebut.
Ramadhan sebagai tamu tentu jauh lebih mulia karena Ramadhan menjanjikan banyak kemuliaan dunia dan akhirat. Tunai janjinya pasti. Berbeda dengan janjinya manusia, yang terkadang masih lupa.
Hadirin jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah
Setidaknya, ada 5 persiapan yang harus kita siapkan untuk menyambut bulan Ramadhan.
Pertama, persiapan iman.
Ramadhan ini diperuntukkan untuk orang-orang yang di hatinya ada keimanan. Iman yang dimaksud di sini adalah keyakinan tentang kemuliaan Ramadhan dengan semua amalan di dalamnya.
Sehebat apapun informasi tentang kemuliaan Ramadhan tapi jika hati tidak ada keimanan maka tidak akan menarik untuk menyambutnya. Karena kenikmatan Ramadhan itu bersifat ruhani dan spritual, meski tetap ada hikmah luar biasa pada hal yang bersifat fisik.
Ramadhan tidak menarik jika dipandang dari kaca mata dunia atau materi karena harus menahan lapar dan haus, banyak ibadah, dzikir, berdoa, dan membaca al Qur’an. Harus mengurangi waktu tidur malam dengan shalat lail dan makan sahur, mengeluarkan harta untuk infak dan zakat.
Oleh sebab itu, perlu menguatkan keimanan untuk bisa menyambut Ramadhan dengan baik. Di antara caranya dengan memperdalam lagi bacaan tentang tafsir dan hadist tentang keutamaan Ramadhan.
Buku shirah tentang bagaimana Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, sahabat dan tabi’in menyambut dan memaksimalkan Ramadhan. Dengan keimanan akan tumbuh niat dan tekad kuat untuk bisa melaksanakan Ramadhan dengan serius.
Hadirin jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah
Persiapan Kedua, mental untuk senang, semangat, dan bergembira menyambut Ramadhan.
Mental atau perasaan senang ini muncul dari keyakinan dan harapan yang besar terhadap kemuliaan Ramadhan.
Mengapa bergembira? Sebagaimana contoh tadi, jika ada kabar akan datang pejabat di rumah kita maka pasti kita bergembira, bersuka ria, dan senang karena ada kehormatan dan kemuliaan, meski ada kerepotan sedikit.
Ramadhan datang dengan segala janji kemuliaannya, pasti orang beriman merasa bergembira. Sebab ini momentum yang luar biasa memberikan kesempatan untuk bisa mendapatkan banyak keberkahan, kemuliaan dan ampunan.
Ibnu Rajab Al-Hambali menjelaskan,
“Bagaimana tidak gembira? seorang mukmin diberi kabar gembira dengan terbukanya pintu-pintu surga. Tertutupnya pintu-pintu neraka. Bagaimana mungkin seorang yang berakal tidak bergembira jika diberi kabar tentang sebuah waktu yang di dalamnya para setan dibelenggu. Dari sisi manakah ada suatu waktu menyamai waktu ini (Ramadhan)” (Latha’if Al-Ma’arif hlm. 148)
Dengan penjelasan Ibnu Rajab ini maka pantas dan wajib orang beriman bergembira dengan datangnya Ramadhan. Gembira dengan semangat, bergairah untuk menyambut dan mempersiapkan segala bentuk rencana ibadah, kegiatan, dan target amal-amal yang lain
Hadirin jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah
Persiapan Ketiga adalah ilmu.
Meskipun sudah bertahun-tahun atau berkali-kali kita melaksanakan puasa Ramadhan dan mungkin sudah hafal dengan pengalaman sebelumnya. Namun tetap wajib untuk mempelajari kembali rukun, syarat, sunnah dan amal-amal selama Ramadhan.
Tujuannya adalah agar Ramadhan tahun ini bisa lebih baik dengan Ramadhan tahun-tahun sebelumnya. Karena belum tentu tahun depan bertemu Ramadhan atau tahun ini menjadi tahun terakhir Ramadhan kita.
Jika Ramadhan ini biasa-biasa saja atau sama dengan tahun-tahun sebelumnya maka kita termasuk orang yang merugi dan yang beruntung jika bisa lebih baik.
Dengan bekal ilmu maka ibadah kita akan semakin berkualitas dan meningkat kuantitasnya. Maka wajar ada banyak masjid atau komunitas yang mengadakan tarhib Ramadhan untuk memotivasi diri dan jamaah untuk lebih baik Ramadhan tahun ini.
Hadirin jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah
Persiapan Keempat adalah materi.
Ini bukan untuk membeli baju lebaran atau persiapan buka puasa dan makan sahur. Materi juga penting untuk menyiapkan mushab al Quran, sajadah, baju, minyak wangi, sandal dan peralatan ibadah.
Ramadhan ini bulan istimewa maka tidak salah jika kita memperlakukan juga istimewa dengan pakaian yang berbeda dengan bulan-bulan sebelumnya.
Persiapan materi ini untuk infak, shadaqah, berbagi buka puasa dan amal-amal yang memerlukan pengorbanan materi. Bukankah Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam orang yang paling dermawan di bulan Ramadhan karena mulianya berinfak di bulan Ramadhan.
Abdullah bin ‘Abbâs Radhiyallahu anhuma berkata:
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللّٰـهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ النَّاسِ ، وَأَجْوَدُ مَا يَـكُوْنُ فِـيْ رَمَضَانَ حِيْنَ يَلْقَاهُ جِبْرِيْلُ ، وَكَانَ جِبْرِيْلُ عَلَيْهِ السَّلَامُ يَلْقَاهُ فِـيْ كُـّلِ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ فَـيُـدَارِسُهُ الْـقُـرْآنَ ، فَلَرَسُوْلُ اللّٰـهِ صَلَّى اللّٰـهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدُ بِالْـخَيْـرِ مِنَ الِرّيْحِ الْـمُرْسَلَةِ
“Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling dermawan dengan kebaikan, dan lebih dermawan lagi pada bulan Ramadhan ketika Jibril Alaihissallam bertemu dengannya. Jibril menemuinya setiap malam Ramadhân untuk menyimak bacaan al-Qur’annya. Sungguh, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam lebih dermawan daripada angin yang berhembus.”
Masuk Ramadhan jangan melulu terbayang-bayang dengan mudik atau biaya lebaran. Sebab jika itu saja yang dipikirkan maka memasuki Ramadhan seperti ada beban berat karena harus mempersiapkan mudik, THR, kue-kue dan baju-baju baru.
Hadirin jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah
Persiapan Kelima adalah kesehatan fisik.
Sungguh sangat sedih dan merugi ketika Ramadhan menderita sakit. Meski sakit itu taqdir dan bagian dari tarbiyah dari Allah Subhanahu wa ta’ala.
Namun, ketika menderita sakit, maka puasa menahan lapar haus tidak kuat, shalat lail juga tidak mampu, membaca al Qur’an tidak maksimal dan ibadah-ibadah yang lain juga tidak bisa dilakukan dengan baik. Termasuk tidak bisa berdakwah dan silaturahim.
Karena hanya bisa berbaring, jangankan beribadah, makan, minum dan tidur saja kesulitan jika sedang sakit. Sungguh kesehatan itu nikmat yang luar biasa setelah keimanan maka menjaga kesehatan sangat penting di bulan Ramadhan.
Maka persiapan fisik dengan menjaga kesehatan menjelang dan di bulan Ramadhan menjadi sangat penting. Menjaga pola hidup dan pola makan, olah raga rutin dan mengkonsumsi suplemen untuk menjaga stamina, kalau perlu medical chek up kesehatan.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ, وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ, وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah Kedua
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ كَانَ بِعِبَادِهِ خَبِيْرًا بَصِيْرًا، تَبَارَكَ الَّذِيْ جَعَلَ فِي السَّمَاءِ بُرُوْجًا وَجَعَلَ فِيْهَا سِرَاجًا وَقَمَرًا مُنِيْرًا. أَشْهَدُ اَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وأَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وُرَسُولُهُ الَّذِيْ بَعَثَهُ بِالْحَقِّ بَشِيْرًا وَنَذِيْرًا، وَدَاعِيَا إِلَى الْحَقِّ بِإِذْنِهِ وَسِرَاجًا مُنِيْرًا
اللهم صل و سلم على هذا النبي الكريم و على آله و أصحابه و من تبعهم بإحسان إلى يوم الدين. أما بعد
Do’a Penutup
إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَآأَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
الَّلهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَعَلَى خُلَفَائِهِ الرَّاشِدِيْنَ الْمَهْدِيِّيْنَ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ وَمَنْ سَارَ عَلَى نَهْجِهِمْ وَطَرِيْقَتِهِمْ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ الأَحْيَآءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مَجِيْبُ الدَّعَوَاتِ
اللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَوَحِّدِ اللَّهُمَّ صُفُوْفَهُمْ، وَأَجْمِعْ كَلِمَتَهُمْ عَلَى الحَقِّ، وَاكْسِرْ شَوْكَةَ الظَّالِمِينَ، وَاكْتُبِ السَّلاَمَ وَالأَمْنَ لِعِبادِكَ أَجْمَعِينَ
اللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ الْمُوَحِّدِيْنَ الْمُخْلِصِيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ الْمُسْلِمِيْنَ ودَمِّرْ أَعْدَآئَنَا وَأَعْدَآءَ الدِّيْنِ وأَعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الخَاسِرِيْنَ
رَبَّنَا لا تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا، وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً، إِنَّكَ أَنْتَ الوَهَّابُ
رَبَّنَا آتِنَا في الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ و َمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن
وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ ……. عِبَادَ اللهِ
إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُو