CERITA tentang lika liku dakwah di daerah selalu jadi sesi menarik di momen Silaturahim Nasional (Silatnas) Hidayatullah.
Ribuan jamaah yang memadati Masjid Ar-Riyadh Pesantren Hidayatullah Gunung Tembak, Teritip, Balikpapan di sela waktu Maghrib dan Isya tampak menyimak kisah perjuangan tersebut.
Malam itu, Senin, 6 Jumadil Awal 1445 (20/11/2023), giliran Ustadz Muhammad Nawir, dai Hidayatullah yang bertugas di Lampung menyampaikan laporan perkembangan dakwah di provinsi yang juga dikenal dengan angka kriminalitas yang cukup tinggi.
Soal peristiwa kriminal, rupanya ustadz yang juga diamanahi sebagai Ketua Dewan Murabbi Wilayah (DMW) Lampung tersebut mengaku telah kenyang sebagai korban peristiwa.
“Selama tugas di Lampung, sudah empat kali kendaraan motor saya dicuri orang,” ucapnya yang disambut senyum hadirin di masjid. Mulai dari kehilangan motor di rumah, raib di kantor, hingga motor lenyap di parkiran masjid saat ditinggal shalat berjamaah.
Bukan sekali, ia melapor kejadian kehilangan motor kepada aparat kepolisan yang bertugas. Namun yang didapat justru cibiran dari oknum seragam warna coklat itu.
“Malah dia mencibir saya. Dia bilang, Pak saya ini polisi. Rumah itu digembok. Saya punya senjata, tapi motor yang ada di dalam rumah saya gembok lagi,” ucap aparat tersebut.
Hal itu, lanjut Munawir, menunjukkan saking parahnya aksi premanisme di kota yang menjadi tempat tugasnya.
Namun di balik getirnya tantangan itu, dakwah Islam melalui Hidayatullah juga terus berkembang.
Pelan tapi pasti, orang-orang mulai tersentuh dakwah. Bahkan ikut berkontribusi dan memberikan support yang luar biasa untuk pengembangan dakwah di Lampung.
“Walau dakwah ini berat, tapi selalu ada hiburan dari Allah. Pernah ada donatur yang berinfak sampai milyaran rupiah. Belum lagi yang menghibahkan tanah untuk lokasi pesantren,” ucap ustadz yang semasa santri dahulu pernah tugas jadi tukang masak di dapur umum dan takmir masjid di Gunung Tembak.
Hal itu, menurut Munawir, tak lepas dari pesan Ustadz Abdullah Said yang selalu diingat dan menjadi motivasi dirinya. “Jangan mengeluh, kerjakan saja. Sebab semua pekerjaan itu dikontrol dan dilihat oleh Allah,” terangnya sambil menyebut ayat “fa idza faraghta fanshab”.
Di hadapan ribuan peserta Silatnas Hidayatullah, Munawir tak lupa mengingatkan pentingnya silaturahim digencarkan kepada siapa saja dalam menyampaikan dakwah.
“Perbanyak silaturahim dan doakan terbuka hati-hati mereka,” tutupnya masih dengan penuh semangat. (masy/hidayatullah.or.id)