KONSEL (Hidayatullah.or.id) — Suara ceria anak-anak memenuhi ruang kelas SDN 2 Laeya di Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, Senin, 23 Jumadil Awal 1446 (25/11/2024).
Dalam rangka memperingati Hari Guru Nasional, Lembaga Amil Zakat Nasional Baitulmaal Hidayatullah (Laznas BMH) Sulawesi Tenggara menyelenggarakan acara istimewa yang menghadirkan Kak Rubi, seorang pendongeng terkenal.
Dengan gaya bercerita yang memikat, Kak Rubi membawa anak-anak menyelami dunia dongeng, menyampaikan nilai-nilai kehidupan dengan cara yang sederhana namun penuh makna.
Melalui cerita, Kak Rubi mengajarkan penghormatan terhadap guru, yang diibaratkannya sebagai lilin yang “rela membakar dirinya untuk menerangi orang lain.” Pesan tersebut menggugah emosi para siswa dan mengingatkan mereka akan dedikasi para guru yang tak kenal lelah mendidik generasi penerus bangsa.
Acara ini adalah bentuk apresiasi mendalam kepada para guru yang sering disebut sebagai “pahlawan tanpa tanda jasa.” Kepala Sekolah SDN 2 Laeya, Ibu Nuraidah, menyampaikan rasa syukur atas program ini.
“Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi siswa-siswa kami. Mereka tidak hanya terhibur, tetapi juga mendapatkan pelajaran berharga,” ungkapnya.
Senada dengan itu, Armin, Ketua Perwakilan BMH Sulawesi Tenggara, menegaskan pentingnya menghargai peran guru dalam kehidupan bangsa.
“Guru adalah ujung tombak dalam mencerdaskan kehidupan bangsa,” ujar Armin, menggarisbawahi peran vital mereka dalam membangun karakter generasi muda.
Menurut Armin, program seperti ini bertujuan untuk membentuk generasi muda yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berbudi pekerti luhur. “Kami ingin anak-anak tumbuh menjadi generasi yang peduli dan berempati terhadap sesama,” tambahnya.
Kegiatan ini adalah bagian dari program Indonesia Bercerita yang diinisiasi oleh BMH, sebuah upaya untuk mengedukasi dan memperkuat karakter anak-anak melalui pendekatan cerita.
Dongeng adalah media pendidikan yang efektif. Dalam konteks Hari Guru Nasional, dongeng digunakan untuk mengenalkan anak-anak pada nilai-nilai moral seperti rasa syukur, hormat kepada guru, dan kepedulian sosial. Pendekatan ini, yang menggabungkan pendidikan dan seni bercerita, menciptakan pengalaman belajar yang menyenangkan sekaligus mendalam.
Selain menyampaikan penghormatan terhadap guru, acara ini juga dirancang untuk menanamkan nilai-nilai kebaikan. Anak-anak diajak untuk memahami pentingnya berbagi, terutama melalui edukasi tentang sedekah.
Kak Rubi dengan lihai menyisipkan pesan moral dalam dongeng-dongengnya, memberikan inspirasi kepada anak-anak untuk menjadi individu yang peduli dan berempati terhadap sesama.*/Herim