BATAM (Hidayatullah.or.id) — Para penyelenggara pendidikan harus melakukan proses pendidikan sebaik-baiknya sebagai ikhtiar melahirkan generasi terbaik di masa mendatang. Demikian disampaikan Dewan Pertimbangan Pimpinan Umum, Us. H. Drs. Hamim Thohari MA.
“Anak-anak santri sekarang adalah generasi yang akan mengisi masa depan. Sebanyak-banyaknya anak didik yang kita bina agar semakin banyak orang baik yang akan mengisi masa depan bangsa ini,” kata Hamim Thohari dalam ceramahnya di Batam, belum lama ini.
“Dengan kata lain, dengan sistem pendidikan pesantren, sebenarnya kita bisa mendidik dan mendakwahi santri 24 jam perhari,” tambahnya.
Para santri dan guru berada dalam sistem pendidikan pesantren untuk mewujudkan cita-cita kita mewujudkan masyarakat yang berperadaban Islam.
“Tugas kita sekarang adalah memperbaiki terus menerus pola pendidikan kita, pola kepengasuhan kita, serta pola perkaderan kita yang terbaik,” imbuhnya.
Beliau mengatakan, jika dihitung jumlah pertumbuhan santri di Hidayatullah menurut data DPP Hidayatullah pertahun selalu meningkat dan bertambah 5000 orang.
“Sungguh jumlah yang tidak sedikit sebenarnya. Bayangkan berapa jumlah alumni santri Hidayatullah 10 tahun yang akan datang,” kata Hamim.
Sebagai aktivis Hidayatullah, dia berpesan, kita harus menyadari sepenuhnya bahwa ini semua adalah amanah besar bagi kita. Sehingga menjadi sebuah pekerjaan tidak ringan kemudian bagaimana caranya dan seperti apa seharusnya agar bisa mengantar para santri ini menjadi kader-kader pembangun peradaban Islam dimasa yang akan datang.
“Maka tidak ada cara lain, kecuali mari kita bersama-sama memajukan pondok pesantren kita, ayo bersama sama kita memajukan pendidikan pesantren kita karena ini adalah amanah,” pesannya.
Dia mengatakan, pilihan Hidayatullah menjadikan pendidikan sebagai program mainstream sudah sangat tepat. Menurutnya, menjatuhkan pilihan pada sistem pendidikan pondok pesantren adalah pilihan yang tidak main-main karena tentu saja sudah sejak awal oleh para pendiri Hidayatullah dipikirkan secara mendalam.
“Hanya dengan pendidikanlah kita bisa berdakwah dalam waktu 24 jam sehari dan dalam masa 3 tahun di tingkat SMP dan 6 tahun lamanya di Tingkat SMA dan 4 atau 5 tahun di perguruan tinggi,” kata Hamim seraya menukil pernyataan pakar dan praktisi pendidikan Ir. Abdul Kadir Baraja.
Hamim menambahkan, seiring dengan kemajuan dan pencapainnya, pengelolaan pesantren Hidayatullah belumlah cukup dianggap memuaskan sehingga harus selalu ada upaya sungguh-sungguh untuk terus menguatkan.
“Jangan merasa puas dengan apa yang sudah ada supaya kita terus menerus berupaya untuk meningkatkan dan memajukan pendidikan kita. Namun jangan juga lupa untuk tetap bersyukur dengan apa yang sudah ada dan kita tetap merasa gembira dengan capaian kita semua, setahap demi tahap. Hanya kepada Allah kita berharap dan berdo’a kiranya Allah beri petunjuk dan kekuatan,” kata Hamim memungkasi. (ybh/hio)