AdvertisementAdvertisement

Mengungkap Kekuatan Komunikasi: Berkata Baik atau Diam

Content Partner

TAK ada yang menyangkal, kemampuan berbicara yang sering terabaikan dalam kehidupan sehari-hari memiliki kekuatan magis untuk menghubungkan kita dengan orang lain. Ini seperti sebuah sihir kecil yang mampu membuka pintu hubungan manusia.

Bahkan, ketika anak kecil pertama kali mengucapkan kata-kata sederhana seperti “ibu” atau “ayah,” ekspresi bahagianya dapat mengubah dunia.

Pentingnya kemampuan berbicara merembes ke dalam berbagai aspek kehidupan. Di dalam keluarga, misalnya, kemampuan ini memungkinkan anggota keluarga untuk saling berkomunikasi, memahami satu sama lain, dan mempererat ikatan kasih sayang.

Demikian pula di sekolah, guru dan murid harus mampu berkomunikasi dengan baik untuk membantu proses belajar-mengajar berjalan lancar.

Begitupun di dunia dakwah, para da’i memerlukan kemampuan berbicara yang kuat untuk menyampaikan pesan-pesan agama.

Bahkan di dunia bisnis, organisasi, dan pemerintahan, pemimpin yang efektif harus memiliki kemampuan berbicara yang kuat untuk memimpin dan memengaruhi orang lain.

Dalam menyadari pentingnya kemampuan berbicara, acara seminar dan pelatihan public speaking pun semakin menjamur. Ini membuktikan bahwa banyak orang ingin meningkatkan kemampuan berbicara mereka.

Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan “kemampuan berbicara”?

Kemampuan berbicara bukan sekadar memuntahkan kata-kata tanpa arah. Sebuah percakapan yang sukses harus memiliki pesan yang jelas, mudah dipahami, dan fokus. Tanpa itu, percakapan hanyalah sekumpulan kata-kata kosong.

Di samping itu, kemampuan berbicara juga mencakup intonasi suara dan bahasa tubuh yang mendukung pesan yang disampaikan, sehingga pesan tersebut menjadi lebih memikat dan meyakinkan.

Seorang pembicara dianggap mahir dalam berbicara jika ia dapat menyampaikan pesan dengan jelas, utuh, mendalam, dan efektif. Ini berarti bahwa berbicara bukan hanya sekadar kata-kata, melainkan juga bagaimana kata-kata tersebut disampaikan. Ini adalah kekuatan komunikasi yang hebat, yang mampu mempengaruhi cara berpikir dan bertindak orang lain.

Namun, di balik kekuatan kemampuan berbicara, ada beberapa catatan yang perlu diingat oleh seorang pembicara. Komunikasi seharusnya bukan hanya tentang menyampaikan pesan dengan meyakinkan, tetapi juga tentang kejujuran.

Terlalu sering kita terkesima oleh cara seseorang menjelaskan sesuatu, bahkan jika pesan yang disampaikan salah atau tidak memiliki dasar. Interpretasi yang berlebihan dan retorika yang memukau hanya akan membawa kita kepada keyakinan yang salah.

Penting untuk memahami bagaimana kemampuan berbicara harus digunakan. Islam, sebagai contoh, memberikan panduan yang jelas tentang berbicara.

Islam menekankan pentingnya berbicara dengan sederhana dan menghindari berbicara berlebihan. Hal ini mengingatkan kita untuk tidak terjebak dalam melebih-lebihkan hal-hal yang sebenarnya sederhana.

Jika seseorang tidak mampu berbicara dengan baik, ada saatnya lebih baik diam. Ini adalah pelajaran yang diajarkan oleh agama Islam agar kita terhindar dari perkataan sia-sia.

Jadi, seiring dengan pengembangan kemampuan berbicara, kita juga harus memahami bahwa ada saatnya untuk berbicara dengan bijak dan saatnya untuk lebih baik diam.

*) Adam Sukiman At Tiniji, penulis adalah pemetik hikmah di kebun kehidupan. Saat ini menjabat sebagai Ketua PW Pemuda Hidayatullah DKI Jakarta

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Indeks Berita Terbaru

Waspada Jebakan Pinjol dan Paylater Kalangan Anak Muda dengan Literasi Keuangan

MAKASSAR (Hidayatullah.or.id) -- Maraknya kasus jeratan pinjaman online (pinjol) dan paylater di kalangan anak muda terutama mahasiswa dan pelajar...
- Advertisement -spot_img

Baca Terkait Lainnya

- Advertisement -spot_img