DUNIA terus berubah dengan kecepatan, ketidakteraturan, kompleksitas yang tinggi, dan lain sebagainya. Hal ini menyentuh hampir semua aspek kehidupan. Sehingga, siapapun yang tidak berubah ia akan punah, kalah dan hilang dari peredaran.
Dalam perspektif organisasi, baik profit maupun non-profit, mau tidak mau juga terbawa oleh arus ini. Realitas ini tidak dapat dianggap sepele, atau hanya mengikuti arus, namun perlu direncanakan secara baik semenjak dari awal.
Dalam kaitannya dengan ini, berkenaan dengan organisasi maka ada sebuah pendekatan dan istilah baru yang disebut dengan Organisasi 5.0.
Untuk dipahami bahwa, Organisasi 5.0 menciptakan paradigma baru dalam tata kehidupan baik pemerintahan, organisasi non-profit maupun dunia bisnis. Di mana landasan utamanya terletak pada integrasi manusia, teknologi, dan nilai-nilai sosial untuk mencapai transformasi menyeluruh.
Dalam konteks ini, Organisasi 5.0 mengambil inspirasi dari revolusi industri 4.0 yang menekankan pada otomasi, konektivitas, dan pengolahan data. Namun, yang membedakannya adalah fokus pada dimensi manusiawi, di mana teknologi tidak hanya diimplementasikan untuk efisiensi operasional, tetapi juga untuk meningkatkan keterlibatan dan perkembangan individu.
Dalam konsep ini, manusia bukan hanya sebagai pengguna atau pemakai teknologi, tetapi sebagai elemen integral dalam proses pengambilan keputusan, kolaborasi, dan inovasi.
Untuk menuju Organisasi 5.0, sesungguhnya terkait erat dengan visi Society 5.0 yang digagas oleh pemerintah Jepang. Society 5.0 menciptakan gambaran masyarakat yang terhubung secara digital (smart society), tetapi juga berpusat pada nilai-nilai kemanusiaan, dan sangat terbuka untuk memasukkan nilai-nilai agama yang universal.
Organisasi 5.0 berperan sebagai mesin penggerak transformasi ini, karena mencoba untuk menghadirkan manfaat teknologi ke dalam kehidupan sehari-hari, memberdayakan individu, dan menciptakan dampak positif dalam masyarakat.
Konsep ini membawa keselarasan antara kemajuan teknologi dan keberlanjutan sosial, di mana organisasi tidak hanya bertujuan untuk pertumbuhan ekonomi dan atau alasan yang bersifat material semata, akan tetapi juga berkomitmen pada kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan yang bersumber dari nilai-nilai keagamaan.
Dengan menggabungkan elemen-elemen ini, Organisasi 5.0 menjadi pandangan masa depan yang holistik dan berkelanjutan, menangkap semangat perubahan yang diusung oleh era industri 4.0 dan Society 5.0.
Tantangan
Untuk menuju Organisasi 5.0, tidak semudah membalik telapak tanga. Di dalamnya terdapat sejumlah tantangan yang perlu diatasi agar transformasi menjadi lebih baik dan efektif.
Tantangan-tantangan ini, bisa terjadi saat ini dan akan terus berkembang pada tahapan berikutnya. Beberapa hal yang dapat menjadi tantangan diantaranya adalah:
Pertama, Adaptasi Terhadap Teknologi, perkembangan teknologi yang cepat dan kompleks dari era industri 4.0 menjadi suatu kendala. Organisasi perlu terus meningkatkan literasi digital dan kemampuan teknologi karyawan agar dapat mengoptimalkan penggunaan alat dan sistem yang baru.
Kedua, Integrasi Teknologi dan Manusia, sebagai inti dari konsep Organisasi 5.0, juga menimbulkan tantangan dalam mengubah budaya organisasi yang mungkin telah terpola. Menciptakan lingkungan di mana teknologi dan manusia saling melengkapi dan berkolaborasi memerlukan perubahan sikap dan praktek kerja.
Ketiga, Manajemen Data dan Keamanan Informasi, dengan penggunaan teknologi yang lebih besar, organisasi perlu memastikan bahwa data yang dikumpulkan dan digunakan dengan bijak, etis, dan aman. Perubahan ini juga menantang organisasi untuk mengembangkan kebijakan privasi yang kuat dan keamanan siber yang efektif guna melindungi informasi sensitif.
Keempat, Keberlanjutan dan Dampak Sosial, dimana hal ini juga menjadi fokus utama dalam Organisasi 5.0. Organisasi perlu bergerak lebih dari sekadar pertumbuhan ekonomi dan mempertimbangkan dampaknya pada masyarakat dan lingkungan. Ini melibatkan tantangan dalam mengukur dan melaporkan dampak sosial, serta mengembangkan strategi bisnis yang berkelanjutan.
Kelima, Persaingan Global, Mau tidak Mau, kehadiran Organisasi 5.0 mesti mampu bersaing di level global. Sementara itu persaingan global akan semakin ketat di mana membutuhkan organisasi untuk mampu beradaptasi dengan cepat dan terus berinovasi untuk tetap mampu bersaing level global.
Keenam, Perubahan Budaya Organisasi, mengubah budaya organisasi dari model tradisional ke Organisasi 5.0 dapat menjadi tantangan. Ini melibatkan mengatasi resistensi terhadap perubahan, membangun kesadaran, dan membentuk sikap positif terhadap inovasi.
Ketujuh, Infrastruktur dan Investasi, Organisai 5.0 mesti membangun infrastruktur yang mendukung konektivitas dan integrasi teknologi memerlukan investasi yang signifikan. Baik dengan membangun infrastruktur mandiri maupun berkolaborasi dan memanfaatkan infrastruktur yang telah ada. Tantangan ini memungkinkan organisasi juga mesti berorientasi terhadap profit yang mencakup bagaimana mengelola anggaran dan memastikan return on investment yang sesuai.
Kedelapan, Perubahan Model Bisnis, Organisasi 5.0 seringkali membutuhkan perubahan pada model bisnis tradisional. Dalam perspektif organisasi non-profit, maka perlu mengubah berbagai casra dalam menjalankan organisasi yang disesuaikan dengan dinamika nternal dan eksternal organisaisi.
Tantangan melibatkan identifikasi dan adaptasi terhadap model bisnis dan juga layanan yang baru dan inovatif, dengan memanfatkan sumberdaya (resources) internal dan eksternal organisasi.
Kesembilan, Kolaborasi dan Keterbukaan, tantangan terkait kolaborasi antara organisasi, terutama dalam ekosistem organaisasi yang memiliki visi dan misi yang sejenis. Organisasi perlu bersedia untuk berbagi informasi dan berkolaborasi untuk menciptakan nilai tambah bersama.
Sehingga, secara keseluruhan, tantangan menuju Organisasi 5.0 bukan hanya sebatas perubahan teknologi, tetapi juga melibatkan perubahan budaya, manajemen informasi, dan penekanan pada aspek keberlanjutan dan dampak sosial. Organisasi perlu bersiap menghadapi dinamika kompleks ini untuk mencapai transformasi yang sukses.
Pintu Terbuka Menggapai Organisasi 5.0
Berdasarkan realitas di atas, maka menuju Organisasi 5.0 adalah perjalanan yang dinamis, di mana mencakup transformasi mendalam dalam cara organisasi beroperasi dan berinteraksi dengan lingkungannya.
Dalam upaya mencapai Organisasi 5.0, tantangan-tantangan seperti perubahan budaya, pengelolaan data yang aman, dan keterlibatan anggota aktif, menjadi landasan untuk pertumbuhan yang berkelanjutan.
Pentingnya mengatasi tantangan ini bukan hanya sekadar menerapkan teknologi canggih, tetapi juga menciptakan ekosistem di mana manusia dan teknologi dapat berkolaborasi secara sinergis.
Organisasi 5.0 menjanjikan keberlanjutan bisnis yang berkesinambungan dan dampak positif dalam masyarakat, menciptakan lingkungan di mana nilai-nilai etika, inovasi, dan kesejahteraan bersama menjadi fokus utama.
Pada akhirnya, Organisasi 5.0 memandang teknologi sebagai sarana untuk mencapai tujuan yang lebih luas, yaitu meningkatkan kualitas hidup manusia dan memberikan kontribusi positif dalam skala yang lebih besar.
Keberhasilan implementasi Organisasi 5.0 tidak hanya diukur dari efisiensi operasional atau pertumbuhan ekonomi, tetapi juga dari kemampuan organisasi untuk menciptakan dampak yang berarti dalam masyarakat sambil menjaga integritas nilai-nilai manusiawi.
Disisi lain, dan ini menjadi kunci serta sangat penting adakah menjadikan dan menerapkan nilai-nilai agama sebagai basis dari Organisasi 5.0.
Dan inilah sesungguhnya yang menjadikan tantangan sekaligus peluang, sehingga Organisasi 5.0 adalah wajah lain dari organisasi yang semakin religius, apapun bentuknya.
Dengan semakin merajut keterlibatan manusia, penggunaan teknologi cerdas, dan kesadaran akan keberlanjutan, Organisasi 5.0 mencerminkan evolusi positif dalam cara kita memandang dan mengelola organisasi di era modern ini.[]
*) ASIH SUBAGYO, penulis peneliti senior Hidayatullah Institute (HI)