PEKALONGAN (Hidayatullah.or.id) — Dalam semarak peringatan Hari Santri Nasional pada 24 Oktober 2024, Lembaga Amil Zakat Nasional Baitulmaal Hidayatullah (Laznas BMH) Kantor Perwakilan Pekalongan melangsungkan acara puncak perayaan dengan pembagian hadiah dan bingkisan untuk santri yatim dhuafa.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program berkelanjutan yang mengedepankan semangat berbagi dalam rangka membangun generasi santri yang unggul, berintegritas, dan memiliki kecintaan tinggi terhadap tanah air.
Santri, khususnya dari kalangan yatim dan dhuafa, sering kali menghadapi keterbatasan dalam akses pendidikan. Karena itu, acara yang diadakan oleh BMH ini sebagai upaya meneguhkan dukungan bagi santri dalam meringankan beban dan menginspirasi mereka untuk lebih bersemangat dalam menuntut ilmu.
Seperti yang disampaikan Rijal, salah seorang santri penerima bantuan, “Dengan bantuan ini, saya merasa sangat terbantu dan semakin bersemangat dalam menuntut ilmu,” katanya, seperti dalam keterangan diterima media ini, Jum’at, 22 Rabiul Akhir 1446 (25/10/2024).
Aziz Firmansyah dari BMH Pekalongan mengingatkan akan peran fundamental santri dalam membangun negeri ini. “Adek-adek santri harus terus semangat menjadi pelopor kebaikan. Santri adalah generasi penerus para kiyai dan ulama di negeri ini, dan jihad santri saat ini adalah menuntut ilmu sebaik dan sebanyak mungkin.”
Dia menegaskan pentingnya kontribusi santri dalam upaya melestarikan nilai-nilai perjuangan dan kebaikan yang telah diajarkan para ulama terdahulu. Tanggung jawab untuk memimpin dan menjaga keberlanjutan nilai luhur agama dan negara menjadi landasan kokoh bagi santri dalam melaksanakan jihad intelektual mereka.
Acara ini dimeriahkan dengan berbagai penampilan seni santri, seperti pembacaan puisi, balas pantun, dan permainan sambung kata. Melalui seni, santri dapat mengembangkan kemampuan komunikasi dan kreativitas yang merupakan keterampilan penting dalam menghadapi tantangan modern. Seni menjadi alat untuk menanamkan nilai moral dan budaya, yang berperan penting dalam pendidikan karakter.
Pembagian bingkisan kepada santri yatim dhuafa dalam acara ini merupakan bagian dari program “Ekspedisi Kebaikan” yang diinisiasi oleh BMH. Program ini, jelas Aziz, menandakan bahwa kepedulian sosial terhadap kelompok marginal, khususnya yatim dhuafa, haruslah menjadi agenda prioritas.
Peringatan Hari Santri Nasional melalui kegiatan seperti ini, bagi Aziz, bukan hanya untuk merayakan eksistensi santri, melainkan juga untuk mengokohkan peran mereka sebagai pionir kebaikan yang terus mendorong transformasi sosial.
“Mereka diharapkan menjadi individu yang tidak hanya berilmu, tetapi juga memiliki kepekaan sosial tinggi yang akan membawa perubahan nyata di masa depan,” imbuhnya menukaskan.*/Herim