BALIKPAPAN (Hidayatullah.or.id) — Ketua Panitia Pernikahan Mubarak di Balikpapan, Ustadz Naspi Arsyad, Lc mengatakan, momentum pernikahan massal Hidayatullah yang digelar sekaligus menyambut Munas V Hidayatullah adalah sebuah penajaman dari warisan nilai dan kepedulian terhadap Indonesia lewat dakwah.
“Pekerjaan keummatan seperti Pernikahan Mubarak ini adalah warisan nilai dan kepedulian terhadap kader dakwah dari Pendiri Hidayatullah, Ustadz Abdullah Said rahimahullah,” ungkapnya sebagaimana siaran pers panitia Munas V(irtual) Hidayatullah kepada media, Rabu (16/09/2020).
Salah seorang pengantin, M. Khuluqun Azhim asal Samarinda mendapatkan pasangan, Farhah Nur Azkiah dari Tangerang Selatan. Azhim menyebutkan, Pernikahan Mubarak adalah langkah awal untuk menjadi generasi bangsa yang siap totalitas dalam dakwah.
“Saya mengikuti Pernikahan Mubarak ini dalam upaya menjaga semangat diri untuk terus bisa bermanfaat bagi umat,” ucapnya.
Peserta Pernikahan Mubarok terbesar pernah diikuti oleh 100 pasang santri yang kala itu sempat dihadiri oleh mendiang Presiden RI ketiga, Prof. Dr. BJ. Habibie.
Pernikahan Mubarak merupakan agenda yang terus dilangsungkan oleh Pesantren Hidayatullah, bahkan kini tidak saja di Ummul Quro Gunung Tembak tapi juga rutin digelar di berbagai kampus Hidayatullah di Indonesia.
Pada masa pandemi Covid-19 saat ini, pernikahan massal tersebut digelar dengan menerapkan protokol kesehatan. Saat di pelaminan, misalnya, para pengantin diatur tempat duduknya dengan berjarak.
Dalam acara yang disiarkan live streaming di kanal Youtube LPPH Gunung Tembak itu, Ketua Yayasan Pondok Pesantren Hidayatullah Balikpapan Ustadz Hamzah Akbar menilai bahwa menggelar pernikahan di tengah pandemi tersebut merupakan tantangan tersendiri.
Hamzah menilai, menerapkan protokol kesehatan di tengah pandemi merupakan kebaikan yang mesti dipatuhi. Sementara menikahkan para pemuda-pemudi bangsa juga suatu kebaikan.