AdvertisementAdvertisement

Pertemuan Tokoh Islam Minta KPU Harus Jujur Transparan

Content Partner

JAKARTA (Hidayatullah.or.id) — Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla menggelar pertemuan dengan sejumlah tokoh Islam di rumah dinas Wapres, Jalan Diponegoro No. 2, Jakarta, Senin malam (22/04/2019).

Tokoh Islam yang hadir diantaranya Ketua Umum PBNU Said Agil Siradj, Ketua PP Muhammadiyah Haedar Nashir, Pimpinan Pesantren Tebuireng Salahuddin Wahid, Ketua MUI Yusmar Yusuf dan Zainul Tauhid dan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD.

Lalu ada Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar, Ketua Umum DPP Hidayatullah Nashirul Haq, Ketua ICMI Jimly Asshiddiqie, Ketua Wantim MUI Din Syamsuddin, Ketua PB Syarikat Islam Hamdan Zoelfa, Bendahara MUI Anwar Abbas, Sekjen PBNU Helmy Faisal, Sekjen PP Muhammadiyah Abdul Multi, Ketua DPP Persis Yeye Zainuddin, anggota MUI Yusmar Yusuf dan Ketua DMI yang juga Menteri PAN-RB Syafruddin.

Kepada awak media, Wapres didampingi tokoh Islam menjelaskan bahwa pertemuan tersebut digelar dalam rangka silaturahmi dan menjaga suasana pasca Pemilu lebih damai.

Tokoh mengharapkan penyelesaian pemilu ini harus diselesaikan dengan baik dengan jujur. Lebih jauh, Wapres menekankan agar Komisi Pemilihan Umum (KPU) dapat bersikap jujur dan transparan dalam melakukan perhitungan suara baik Pemilihan Presiden (Pilpres) maupun Pemilihan Legislatif (Pileg). Apabila ada masalah maka dapat diselesaikan melalui jalur hukum.

“Intinya adalah, KPU harus menjalankan sebaik-baiknya, sejujur-jujurnya, transparansi sebaik-baiknya, karena apabila KPU menjalankan itu masyarakat akan tenang dan apapun hasilnya dapat diterima masyarakat, apabila ada prosesnya lewat jalur hukum,” tegas Wapres.

Soal adanya yang meninggal dan sakit di kalangan KPPS karena kelelahan menghitung 5 surat suara, Wapres menilai harus ada evaluasi dalam pelaksanaan Pemilu serentak ini.

Wapres menyarankan agar dipisahkan antara Pilpres dan Pileg agar terhindar dari keruwetan menghitung seperti saat ini.

“Itulah yang kita memang khawatirkan sejak awal, bahwa ini pemilihan terumit, ternyata ada korbannya baik dikalangan KPPS, juga dikalangan Kepolisian ada korban seperti itu maka juga tentu harus evaluasi yang keras dan salah satu hasil evaluasi, ya harus dipisahkan antara pilpres dengan pileg,” katanya.

“Itu supaya bebannya jangan terlalu berat dengan itu termasuk juga usulan mungkin saja bahwa caleg calon-calon itu yang tertutup. Pilih partai saja tidak usah seperti itu, sehingga tidak terjadi keruwetan menghitung,” pungkasnya.

Turut hadir mendampingi Wapres, Kepala Sekretariat Wapres Mohamad Oemar dan Staf Khusus Wapres Bidang Penanggulangan Kemiskinan dan Otonomi Daerah Syahrul Udjud. (Setwapres)

- Advertisement -spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img

Indeks Berita Terbaru

“Sa Terharu, Sa Dapat Bantuan”, Simpul Sinergi Hangatkan Hati Mualaf Suku Marind

MERAUKE (Hidayatullah.or.id) -- Di tengah rimba Papua Selatan, suasana haru bercampur bahagia menyelimuti Distrik Malind, Kabupaten Merauke, Provinsi Papua...
- Advertisement -spot_img

Baca Terkait Lainnya

- Advertisement -spot_img