Hidayatullah.or.id – Masih dalam suasana perayaan kemerdekaan RI, umat Islam diingatkan untuk tidak tenggelam dalam euforia perayaan. Apalagi jika berimbas kepada perayaan yang sia-sia dan tak bermanfaat.
Hal itu disampaikan oleh Tokoh Perbankan Syariah Indonesia, Dr. Muhammad Syafii Antonio, M. Ec, di Masjid Agung ar-Riyadh, Komplek Pondok Pesantren Hidayatullah Pusat Balikpapan, Kalimantan Timur, beberapa waktu lalu.
“Indikasi kemerdekaan suatu bangsa dilihat dari kemerdekaan ekonomi. Tak ada kemandirian ekonomi tanpa ditopang oleh kemandirian finansial,” ungkap Syafii Antonio.
Bedanya, lanjut tokoh yang sudah “mengislamkan” belasan bank konvensional itu, seorang Muslim yang jadi pegiat ekonomi tidak boleh mementingkan keuntungan pribadi dan keluarga semata.
“Lihatlah teladan para sahabat Nabi yang konglomerat. Semua kekayaannya habis untuk kepentingan dakwah dan memajukan umat Islam,” ujar cendekiawan Muslim keturunan Tionghoa tersebut.
Lebih jauh, Syafii Antonio mengajak untuk melakukan redefenisi dari istilah “fardhu kifayah”. Dikatakan, selama ini makna ungkapan itu sudah tergerus dan mengalami penyempitan makna.
“Fardhu kifayah itu jadi sempit artinya. Orang tahunya hanya memandikan jenazah dan mengantar ke kuburan saja,” ucap pendiri Sekolah Tinggi Ekonomi Islam (STEI) Tazkia.
Padahal, menurut Syafii, jihad di bidang ekonomi juga mutlak dlakukan oleh umat Islam untuk memajukan dakwah.
Jika diabaikan, semua bisa menanggung dosa. Akibatnya, seluruh sektor ekonomi dikuasai oleh non Muslim sekarang ini.
“Kini hampir seluruh produk yang dikonsumsi kaum Muslimin berasal dari non Muslim. Termasuk industri makanan dan obat-obatan,” tutup Syafii mengingatkan.
Dalam kunjungan ke Kota Balikpapan tersebut, dilakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) STEi Tazkia dengan Pesantren Hidayatullah.
Acara itu dilakukan sederhana dan wakil dari Hidayatullah adalah Ketua Umum Nashirul Haq Lc MA. Sinergi dengan Hidayatullah dilakukan karena kedua lembaga ini mempunyai visi yang sama yaitu pengembangan pendidikan, dakwah, serta pemberdayaan ekonomi umat berbasis syariah.
Melalui MOU ini diharapkan terjadi penguatan diantara kedua pihak sehingga bisa menjadi lembaga yang kuat dan solid untuk mencapai visi masing-masing dimasa datang.
Doktor banking micro finance dari University of Melbourne ini juga beraudiensi dengan Wali Kota Balikpapan H Rizal Effendi SE di rumah dinasnya */ Masykur Abu Jaulah