HIDORID — Sebuah masjid kecil yang sudah lama terbengkalai di komplek Terminal Regional Kabupaten Mamuju di bilangan Simbuang kini lebih “hidup”. Masjid yang bernama Al Muhajirin itu belum lama ini difungsikan kembali setelah sekian lama tal terurus.
“Al-Muhajirin sangat pas dengan kondisi masjid ini”, ungkap Hajrul Malik yang juga pemberi nama masjid ini. Hal itu diamini juga oleh seorang wakil rakyat juga aktif sholat berjamaah di masjid terminal jika dirinya tidak sibuk keluar daerah.
Geliat kembali masjid ini membuat lega para pejalan khususnya calon penumpang di Terminal Regional Kabupaten Mamuju tujuan Makassar dan kota lainnya di Sulawesi Selatan.
Sebelumnya, bagi penumpang muslim khususnya, jadwal keberangkatan bus malam tujuan Makassar kebanyakan pada waktu shalat isya. Jadwal ini sangat menyulitkan dengan kondisi sarana ibadah yang tidak terawat.
Namun kini masjid berukuran 10×10 meter persegi bercat putih yang terletak di sisi barat terminal itu sudah berfungsi. Nampak fasilitas tempat wudhu di sebelah utara masjid dengan tower yang menyangga galon air berkapasitas 110 liter.
Kamar mandi dan toilet dibangun sebelah selatan masjid dan semuanya berjajar membujur persis di puncak bukit, sehingga di ruaangan masjid tidak memerlukan kipas angin atau air conditioner (ac).
“Fasilitas lengkap di sini, ini tidak perlu dipikirkan langsung saja dibersihkan” Ungkap Syaiful seorang jamaah masjid usai shalat subuh di masjid.
Pemanfaatannya hanya sebatas sholat lima waktu dan belum ada rencana untuk digunakan sholat jumat. Hal ini dikarenakan di sebelah barat masjid Al-Muhajirin juga ada masjid yang ditempati sholat Jumat sebagaimana 80 meter di sebelah timur terminal juga ada masjid. Selain itu dibutuhkan mediasi dan izin tertulis ke instansi terkait pelaksanaan sholat jumat.
Ditemui di ruang kerjanya, kepala Bidang Teknis Sarana dan Prasarana Terminal, Musrip AR Siga, menyebutkan kalau pihaknya belum berani memberikan izin secara tertulis untuk penggunaan masjid Al-Muhajirin.
“Secara resmi belum pernah diserahkan kepada pemerintah daerah sejak selesainya pekerjaan terminal ini akhir 2010 lalu” meski secara pribadi ia senang jika ada masyarakat yang sukarela memanfaatkan fasilitas umum ini.
Semua sarana di masjid Al-Muhajirin merupakan sumbangan jamaah. Dari kerjabakti, pengadaan balon lampu, alat-alat kebersihan hingga pemasangan instalasi listrik.
Semangat memakmurkan masjid ini datang juga dari beberapa pengelola travel yang berkantor di komplek terminal, kini pada jam-jam sholat sebagian pekerja mulai berdatangan.
“Semoga dengan aktifnya masjid ini kami lebih mudah untuk melakukan sholat berjamaah di sana, kufur nikmatlah kalau sampai tidak bersyukur atas berfungsinya fasilitas mahal di lingkungan kerja kita” harap Musrip.
Selain kegiatan shalat berjamaah, masjid ini akan menyelenggarakan kegiatan kajian keislaman seperti parenting, fiqih, dan pembelajaran Al Qur’an. Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) telah melakukan kerjasama dengan Pesantren Hidayatullah setempat untuk kegiatan-kegiatan tersebut.
(Laporan wartawan Hidayatullah.or.id di Mamuju, Muhammad Bashori)