AdvertisementAdvertisement

Pesantren Belum Mandiri karena Tak Sadar Potensi

Content Partner

Foto peresmian Sakinah Mart di Kampus Hidayatullah Balikpapan, Kaltim / hio
Foto peresmian Sakinah Mart di Kampus Hidayatullah Balikpapan, Kaltim / hio

Hidayatullah.or.id — Pondok pesantren sebagai pusat kegiatan Muslim ternyata belum mampu mengefektifkan kemandirian ekonomi dari potensi yang dimiliki.

“Yang sudah mandiri baru berjumlah sekitar ratusan dari 27 ribu pesantren yang ada di seluruh Indonesia,” ujar pakar perekonomian Islam KH Prof Didin Hafidhuddin, baru baru ini.

Ketua Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) ini menyatakan, pada prisipnya, pesantren memiliki potensi perekonomian yang besar. Lahan luas yang dimiliki pesantren berpotensi dijadikan lahan pertanian, peternakan dan industri rumahan berbasis syariah.

Kegiatan perkonomian pesantren secara internal dapat mejadikan perekonomian pesantren lebih mandiri. Sekaligus dapat mengurangi ketergantungan pondok pesantren terhadap bantuan, baik dari pemerintah maupun dari pihak lain.

Lebih luas, peningkatan perekonomian pesantren dapat meningkatkan perbaikan perekonomian di Indonesia. Terutama perbaikan perekonomian melalui kegiatan perekonomian berbasis syariat Islam.

“Pesantren memiliki potensi perekonomian yang sangat besar. Jika dimaksimalkan bisa mengurangi ketergantungan pesantren akan bantuan dari luar,” ujar Didin dikutip Republika.

Didin menyebutkan, sebagain pondok pesantren besar, seperti Gontor di Jawa Timur, Hidayatullah di Kalimantan Timur, Alfalah di Bogor telah mempraktikkan pengembangan perekonomian berbasis Islam.

Pengembangan pertanian, peternakan dan industri rumahan di dalam pesantren terbukti mengangkat perekonomian pesantren. Pilihan model perekonomian, kata Didin sangat bergantung pada kondisi lingkungan di sekitar pesantren.

Dia mengatakan, kegiatan perkonomian pesantren secara internal dapat mejadikan perekonomian pesantren lebih mandiri. Sekaligus dapat mengurangi ketergantungan pondok pesantren terhadap bantuan, baik dari pemerintah maupun dari pihak lain.

Lebih luas, peningkatan perekonomian pesantren dapat meningkatkan perbaikan perekonomian di Indonesia. Terutama perbaikan perekonomian melalui kegiatan perekonomian berbasis syariat Islam.

“Pesantren memiliki potensi perekonomian yang sangat besar. Jika dimaksimalkan bisa mengurangi ketergantungan pesantren akan bantuan dari luar,” ujarnya.

Pengembangan pertanian, peternakan, dan industri rumahan di dalam pesantren, jelas dia, terbukti mengangkat perekonomian pesantren. Pilihan model perekonomian, kata Didin sangat bergantung pada kondisi lingkungan di sekitar pesantren.

Beberapa jenis pesantren besar juga banyak memanfaatkan sirkulasi perekonomian di internal pesantren melalui koperasi pesantren. Selain sirkulasi di internal pesantren, sebagian lainnya juga membuka sirkulasi di luar pesantren.

“Selain itu, kegiatan perekonomian pesantren mengasah keterampilan wirausaha para santri,” ujar Didin. (hio/ybh)

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Indeks Berita Terbaru

Rakerwil V Hidayatullah Jatim Ditutup, Ketua DPW Apresiasi Pelayanan Tuan Rumah

Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) V Hidayatullah Jawa Timur resmi ditutup pada hari Ahad, 19 Januari 2024, di Situbondo. Dalam...
- Advertisement -spot_img

Baca Terkait Lainnya

- Advertisement -spot_img