Gubernur Provinsi Kalimantan Timur Awang Faroek Ishak menyebut pendiri Pondok Pesantren Hidayatullah, mendiang Abdullah Said, sebagai tokoh besar Kaltim yang harus dilanjutkan pekerjaannya.
“Abdullah Said adalah salah satu tokoh besar yang tercatat dalam sejarah Kalimantan Timur. Beliau adalah tokoh yang harus kita hormati, tokoh yang sangat cerdas, dan kita wajib melanjutkan apa yang telah beliau rintis,” kata Awang Faroek Ishak saat membuka acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Hidayatullah di Emberkasi Asrama Haji, Batakan, Balikpapan, seperti dikutip portal nasional Merdeka.com, Kamis (20/6).
Dengan kiprah dan kerja keras Abdullah Said, Hidayatullah kini menjadi salah satu ikon Kalimantan Timur. Sebab biasanya, pesantren pesantren besar lahir di pulau Jawa baru menyebar ke seluruh nusantara.
“Kalau di Jawa Timur ada Gontor, maka di Kalimantan Timur ada Hidayatullah yang telah menyebar ke pelosok nusantara. Hidayatullah merupakan organisasi keagamaan yang telah eksis di Indonesia,” kata Awang di hadapan lebih 700 pengurus PW dan PD Hidayatullah.
Pada kesempatan itu Awang juga bercerita menyaksikan sendiri bagaimana Abdullah Said mulai merintis pembangunan pesantren ini. Bahkan dia tahu persis sejarah proses administrasi berdirinya termasuk dukungan Gubernur Kaltim kala itu, Abdul Wahab Sjahranie
“Saya menyaksikan dengan mata kepala sendiri perjuangan beliau,” ungkapnya.
Visi dan misi Hidayatullah adalah sebagai salah satu lembaga pengembangan keagamaan yang menyelenggarakan kegiatan dakwah, pendidikan, dan sosial. Selama ini, Hidayatullah telah membuktikan diri dengan kerja keras untuk mengembangkan pemikirannya dalam rangka pembangunan dan pembinaan umat.
“Yang penting Hidayatullah tidak berpolitik, tapi saya tahu Hidayatullah tidak buta politik,” selorohnya.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Hidayatullah, Abdul Mannan, di kesempatan yang sama mengatakan Hidayatullah lahir dari ide sederhana dari seorang anak muda yang bernama Abdullah Said yang masih berusia 20-an.
“Hidayatullah benar-benar murni lahir dari sebuah ide, dengan modal semangat heroik, yang digembleng dengan banyak organisasi yang melatari pendirinya. Seorang ideolog sejati yang membuat kita mengerti Islam yang sebenarnya,” kata Abdul Mannan.
Abdul menyebutkan, Hidayatullah saat ini telah menjadi organisasi massa dengan 33 pimpinan wilayah, 296 pimpinan daerah tingkat kabupaten atau kota, dengan ratusan amal usaha berupa pesantren, sekolah, dan panti asuhan.
Hidayatullah secara reguler meluluskan mahasiswa di bidang pendidikan dan dakwah, hukum Islam, dan ekonomi. Setiap tahunnya, kata Abdul, Hidayatullah sukses meluluskan sedikitnya 320 mahasiswa sarjana kader dai.
“Mereka kita sebar ke seluruh Indonesia. Sebagian kemarin sebelum dilepas ke daerah-daerah, mereka kita nikahkan,” terang Abdul.