Hidayatullah.or.id — Salah satu cara menghindari kelesuan (futur) dalam berdakwah adalah dengan giat mengikuti halaqah. Sebab bagi seorang dai atau pegiat dakwah, halaqah tidak sekedar ajang kumpul-kumpul saja bersama orang lain.
Halaqah taklim yang di dalamnya ada proses transformasi ilmu dan kultur sudah menjadi kebutuhan dan kewajiban mutlak bagi setiap Muslim, terlebih bagi para dai atau seorang kader Hidayatullah.
Demikian yang tersimpul dalam pencerahan yang disampaikan anggota Dewan Syura Hidayatullah, Dr (cand) Nashirul Haq, di hadapan peserta Silaturahim Halaqah Kubra Hidayatullah se-Luwu Raya (24-25/05/2014) lalu.
Dalam pemaparan yang bertajuk “Urgensi Halaqah Dalam Tarbiyah Umat” Nashirul menjelaskan peran penting halaqah sebagai sarana pembinaan.
Menurutnya, evaluasi diri seorang dai dan kewajiban dakwah kepada umat adalah sesuatu yang tak terpisahkan. Ibarat dua sisi mata uang. Keduanya saling melengkapi dan menguatkan.
“Seorang dai tidak boleh hanya asyik berdakwah kepada orang lain tapi ia sendiri lupa membina dan mengevaluasi kesehariannya,” terang pria jebolan Fakultas Syariah Universitas Islam Madinah ini.
Hal itu bisa tercapai, masih menurut Nashirul, jika setiap dai atau pegiat dakwah punya kesadaran yang benar tentang peran penting kegiatan halaqah tersebut. Sebab halaqah bagi seorang kader adalah sarana tarbiyah yang mencakup tilawah al-Quran, muhasabah diri (tazkiyatun nafs), dan taklim serta transformasi nilai-nilai manhaj Sistematika Nuzul Wahyu (SNW).
“Halaqah juga bisa berfungsi sebagai media muakhah (persaudaraan) yang menguatkan ikatan jamaah,” imbuh kandidat doktor di International Islamic University Malaysia (IIUM) Malaysia ini.
Acara Silaturahim Halaqah Kubra Hidayatullah se-Luwu Raya yang bertempat di kampus Hidayatullah Lambara Harapan, Luwu Timur ini dipadati oleh ratusan kader Hidayatullah. Mereka tersebar sebagai dai-dai di berbagai titik dakwah di wilayah Luwu Raya, Sulsel.
Hingga kini, tercatat telah ada 4 Pengurus Daerah (PD) dan 5 Pengurus Cabang (PC) yang menjadi titik sentral dakwah Hidayatullah di wilayah Luwu Raya dan akan terus dikembangkan di masa mendatang.
Kegiatan yang digagas oleh Departemen Pengkaderan Pengurus Wilayah (PW) Hidayatullah Sulawesi Selatan (Sulsel) ini berlangsung secara rutin dan berkala. Diharapkan dari acara tersebut, selain sebagai wadah silaturahim para dai Hidayatullah, mereka juga mendapatkan penguatan kembali tentang peran penting keaktifan dalam berhalaqah tersebut.
“Selain bersilaturahim, kami berharap ada evaluasi menyeluruh tentang pelaksanaan halaqah kader di daerah-daerah,” ujar Sumaryadi, Ketua Bidang Pengkaderan PW Hidayatullah Sulsel. (Masykur)