Hidayatullah.or.id — Kabar gembira menghampiri dunia pengkaderan Hidayatullah khususnya bagi perguruan tinggi Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Hidayatullah (STISHID) di Balikpapan, Kalimantan Timur. Herianto Muslim, salah seorang kader Hidayatullah Gunung Tembak, berhasil meraih gelar master dalam acara wisuda yang digelar oleh Universitas Ibn Khaldun (UIKA) Bogor, Jawa Barat, pertengahan Mei lalu.
Capaian tersebut menjadi kebanggan tersendiri bagi STIHID yang sedang concern mengembangkan aspek studi selain bidang hukum Islam (ahwal asysyakhsiyah) yakni ekonomi syariah yang mensyaratkan tenaga akademik berkualitas di bidangnya.
Bersama wisudawan lainnya, Muslim, demikian sapaan akrabnya, berhasil menyelesaikan pendidikan di UIKA program studi (Prodi) Magister Ekonomi Islam. Untuk itu, Muslim berhak menyandang gelar Master Ekonomi Islam atau yang biasa disingkat dengan sebutan gelar M.E.I.
Secara umum, hal ini tentu menjadi kesyukuran bagi Hidayatullah sebagai salah satu organisasi massa (ormas) Islam yang mainstream gerakannya fokus pada bidang dakwah dan tarbiyah. Terlebih, Muslim, saat ini tercatat sebagai salah seorang pengajar di almamaternya dahulu, STIS Hidayatullah, Balikpapan.
“Alhamdulillah, semua capaian ini kami dapatkan atas dukungan doa dari semuanya,” ujar Muslim yang meraih predikat cum laude (dengan kehormatan) dalam pengukuhannya tersebut.
Untuk program pengembangan kualitas SDI, STIS secara berkala mengirim kader-kader terbaiknya melanjutkan pendidikan ke berbagai perguruan tinggi dan lembaga pendidikan yang ada. Hal ini dimaksud sebagai respon terhadap dinamika tantangan dan harapan dalam dunia pendidikan sekarang.
“Ini salah satu cara STIS bersyukur lewat peningkatan kualitas Sumber Daya Insani (SDI) dosen,” ujar Abdul Ghofar Hadi, Ketua STIS Hidayatullah.
“Tantangan dan harapan tersebut hanya bisa dijawab dengan bekerja dan berdoa secara sungguh-sungguh,” imbuh Abdul Ghofar.
Selain Universitas Ibn Khaldun di Bogor, selama ini STIS Hidayatullah juga berinvestasi kader di Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan bahasa Arab (LIPIA) Jakarta dan Ma’had ar-Rayah, Sukabumi, Jawa Barat.
Di luar itu, puluhan kader Hidayatullah saat ini juga tengah menyebar menuntut ilmu di berbagai universitas di luar negeri. Sebut saja misalnya, Universitas al-Iman, Yaman, Universitas Islam Madinah, Universitas al-Azhar, Kairo, Universitas Islam Afrika Internasional di Khartoum, Sudan, dan Universitas Islam Internasional Malaysia.
Sedianya, khusus kerjasama dengan UIKA Bogor, STIS Hidayatullah berupaya secara rutin menempatkan utusannya kuliah di kampus yang beralamat di Jl. KH. Sholeh Iskandar Km. 2 Bogor ini. Tercatat, Azhari (lulusan STIS angkatan (2011) menjadi duta pertama STIS yang menempuh pendidikan di UIKA, Bogor.
Kini Azhari telah bergabung mengajar di STIS dan mengampu mata kuliah Metodologi Penelitian. Sebelumnya ia berhasil menggondol gelar M.Pd.I pada prodi Pendidikan Islam.
Sebagai informasi, Universitas Ibn Khaldun, Bogor kini membuka peluang bagi kader-kader muda Muslim untuk mendalami berbagai bidang terkait pendidikan dan pemikiran Islam. Menariknya selain tawaran beasiswa pendidikan dari Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), para mahasiswa yang mengikuti proses perkuliahan tersebut wajib mondok berasrama di Pondok Pesantren Mahasiswa dan Pasca Sarjana (PPMS) Ulil Albab Universitas Ibn Khaldun (UIKA) Bogor selama satu tahun.
Selanjutnya para mahasiswa itu wajib mengikuti sejumlah kegiatan pembinaan dan penunjang di pesantren. Mulai dari shalat berjamaah di masjid. qiraah al-kitab (text reading), hafalan al-Qur’an, pelatihan jurnalistik, dan berbagai diskusi dan kajian ilmiah lainnya.
Seiring waktu, kini UIKA yang merupakan kampus Islam tertua di wilayah Bogor ini telah menghasilkan sejumlah tokoh Pendidikan dan Pemikiran Islam. Beberapa di antaranya bahkan menjadi tokoh nasional dan ahli di bidangnya masing-masing.
“Mohon doa, semoga kami semua bisa istiqamah di jalan dakwah dan perjuangan ini,” pungkas Muslim meminta dukungan. (Masykur)