Hidayatullah.or.id – Ketua Departemen Organisasi Dewan Pengurus Pusat (DPP) Hidayatullah, Ust Drs. Samsuddin, mengatakan Hidayatullah mendukung upaya penguatan bersama sinergi Ahlus Sunnah Waljamaah (Aswaja) menuju kedaulatan bangsa.
Ust Samsuddin turut menjadi peserta dalam kegiatan silahturahmi bersama KH. Ma’ruf Amin (Rois Aam PBNU Pusat dan Ketua Umum MUI Pusat) dengan para Kasepuhan, Habaib, para Kyai dan para Cendekia yang berlangsung di Pondok Pesantren Riyadlul Jannah pimpinan KH Mahfudz Syaubari Jl Raya Pacet Kec. Pacet, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, Sabtu (21/01/2017) lalu.
Silaturrahim tokoh tersebut mengusung tema “Peran Habaib, Ulama dan para profesional dalam penguatan sinergi Ahlus Sunnah Waljamaah menuju kedaulatan bangsa” yang dihadiri oleh sekitar 200 orang.
Hadir dalam kegiatan tersebut antara lain KH. Ma’ruf Amin (Rois Aam PBNU Pusat dan Ketua Umum MUI Pusat), KH Sholahudin Wahid (Gus Sholah), Prof Dr. Muh Nuh (Mantan Mendikbud), Prof. Imam Suprayogo (Rektor UIN Malang), KH Marzuki Ali (Jakarta), KH Idris Ali (Pasuruan), Habib Umar Al Atthas (Malang), KH.Bashori Alwi (Malang), DR. Sofiyulloh (Semarang), KH.Mas’udi Busyiri MA (Malang ), KH.Imron Mutamakin (Pasuruan), KH Prof Nizam (Madura), KH Ali Karoh (Madura), KH Muhamad Rofii (Madura), KH Muhamad Bani (Madura), KH Holili (Madura).
Selain dari berbagai daerah lainnay hadir pula KH. Zuhri Zaeni (Probolinggo), KH. Abdul Jala (Probolinggo), KH Kholili (Lumajang), KH Adnan Syarif (Lumajang), H Muh Nashirudin (Probolinggo), KH Zaim Maksum (Lasem), KH Amin Hamid (Magelang), KH. DR.M Zuahery.MA (Magelang), KH Sholeh Ehem (IKADI Surabaya ), KH Sholeh Qhosim (Sidoarjo), KH Syadili (Bojoneggoro), KH Ahmad Wahid (Bojonegoro), Habib Abdulrohman Asegaf (Pasuruan), H Muksin (Radio Samara Surabaya), Happy Trenggono (President IIBF), Ustadz Atok (Lirboyo Kediri), DR. KH. Imam Mawardi (PP Al Haromain Tulungagung), KH.Mujib Imron (Pasuruan), KH.M. Luthfi Abd Hadi (Malang), KH. Mujib Imron (Pasuruan) dan tamu udangan lainnya.
Dalam konferensi pers yang digelar disampaikan bahwa kegiatan ini adalah kegiatan rutin dari berbagai kyai dan cendiakawan yang forumnya tidak normal hanya sebagai ajang silahturahmi dan berbagi ilmu atau pendapat.
Diterangkan pula bahwa Pondok Pesantren Riyadlul Jannah pimpinan KH Mahfudz Syaubari ini adalah pondok pesantren yang telah berhasil dalam mengembangkan wiraswastanya sehingga melahirkan generasi bangsa yang unggulan.
Disampaikan bahwa acara ini merupakan ajang silahturahmi untuk saling bertukar pendapat untuk memajukan bangsa dan negara dengan melakukan terobosan-terobosan yang baru.
“Bahwa seorang Kyai atau ulama itu selalu membawa kedamaian, ketentraman dan ikut serta dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan negara. Bahwa peran Pondok Peantren bukan untuk membodohi umat tetapi untuk ikut memajukan bangsa dan negara ini,” terangnya.
Pada kesempatan itu juga ditegaskan bahwa sangat penting untuk membangun spiritual bangsa ini yang beradab bukan malah merusak bangsa ini dengan mengadu domba sesama rakyat Indonesia.
Kita tidak boleh lupa bangsa ini dulu didirikan oleh para pejuang syuhada. Oleh karena itu kita bukan mengkritik pemerintah tetapi memberikan masukan agar bangsa ini tetap berpegang teguh pada Pancasila dan UUD 1945.
KH Mahfudz Syaubari selaku ketua panitia mengatakan bahwa pihaknya selaku panitia penyedia tempat kegiatan jika ada kekurangan memohon maaf yang sebesarnya.
Ia juga mengingatkan bahwa bangsa saat ini mengalami krisis dari bagi sektor oleh karena itu pihaknya mengajak para peduli bangsa untuk memberikan masukan demi kemajuan bangsa dan negara.
“Mari kita semua menangis dihadapan Allah Ta’ala agar kondisi bangsa ini dapat segera kembali ke jalan Allah, jalan yang penuh berkah bagi seluruh umat manusia,” ungkapnya.
Kepedulian Ulama
Pada silaturrahim tersebut disampaikan tausiah dari beberapa tokoh. Diantaranya KH. Muhamad Bashori Alwi Al Murtadho yang berpesan bahwa mereka berkumpul di sini untuk bersenang-senang karena kita dipertemukan oleh Allah SWT dalam kegiatan silaturrahim.
Kyai Alwi menegaskan, sebagai umat Islam hanya berpegang teguh dengan Al – Quran karena disitulah sebenarnya tuntunan hidup ini sangat lengkap. Islam, tegas dia, mengajarkan kebaikan penuh dengan rahmatnya Allah SWT oleh karena itu kita jangan meninggalkan Allah agar hidup kita tenteram dan damai.
Kemudian penyampaian pandangan oleh KH Sholeh Al Jufri yang mengatakan bangsa ini didirikan oleh para pejuang ulama. Kyai dan para syuhada lainnya dan kita sekarang mendapatkan tongkat estafet untuk meneruskan perjuangan bangsa.
“Bahwa dengan kegiatan silahturahmi yang digagas oleh Forum Peduli Bangsa ini merupakan kebangkitan ke-2 para Ulama , Kyai, Habaib , Profesional dan Cendikiawan untuk menyelamatkan bangsa ini yang sudah dikuasi hampir separuhnya oleh pihak asing,” imbuhnya.
Sementara itu penyampaian materi oleh Bpk.Prof Dr. M Bisri dan Prof Dr. KH Muhammad Nuh yang intinya menegaskan bahwa pendidikan itu sangat penting agar para generasi bangsa ini tidak kalah dengan bangsa lain. Ia menegaskan bahwa pendidikan di Pondok Pesantren kwalitasnya dapat teruji dan melahirkan santri-santri yang unggulan.
Dijelaskan dia, harus ada sinergi antara Pondok Pesantren dengan perguruan tinggi agar pendidikan dapat berjalan dengan baik untuk menuju kedaulatan bangsa. Sebab, lanjutnya, kalau bukan kita yang peduli lagi dengan kondisi bangsa ini siapa lagi yang akan peduli, karena pendidikan itu merupakan tonggak bagi generasi bangsa yang tangguh dan mampu bersaing dengan bangsa lain.
Senada dengan itu, KH. Sholahudin Wahid (Gus Sholah) menilai kita sebenarnya mempunyai media-media umat Islam jika ini bersatu maka umat islam tidak akan mudah diprovokasi.
Gus Sholah menyesalkan pemberitaaan media-media yang sangat tidak bertanggung jawab. Karenanya, ia mengajak umat Islam bersama-sama membangun bangsa ini dengan jalan yang selalu di ridhoi oleh Allah SWT.
Sementara penyampaian KH Maaruf Amin menekankan pentingnay sinergi dan silaturrahim. Beliau menjelaskan ajang silahturahmi ini merupakan bentuk kepedulian para Ulama, Kyai, Habaib, Profesional dan Cendekiawan untuk menyampaikan pandangannya masing-masing terkait bangsa dan negar.
Beliau berharap agar bangsa ini jangan sampai kehabisan Ulama, Kyai, Habaib, Profesional dan Cendekiawan yang merupakan panutan bagi umat Islam di Indonesia.
Kyai Ma’ruf mengimbuhkan bahwa umat Islam harus ada kebangkitan dengan dimotori oleh kebangkitan ulama-ulama dan Kyai yang nantinya dapat menuju kebangkitan nasional.
“Harus ada gerakan-gerakan yang sistematis dan terencana oleh umat Islam yang dapat membawa dampak positif untuk kemajuan bangsa ini,” harapnya.
Dia menegaskan bahwa bangsa ini tidak akan bisa dipisahkan dari peran Ulama dan Kyai, sebab bangsa ini didirikan oleh para pejuang-pejuang islam dengan resolusi jihadnya. (ybh/hio)