SAMARINDA (Hidayatullah.or.id) — Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Hidayatulllah Kalimantan Timur (Kaltim) melalui Departemen Dakwah gelar kegiatan pendidikan dan pelatihan (diklat) Guru Ngaji metode Gerakan Dakwah Mengajar dan Belajar Al-Qur`an (Grand MBA) bertempat di Aula Utama Kantor DPW Hidayatullah Kalimantan Timur, Jln Antasari, Gang Tujuh, Kecamatan Samarinda Ulu, Kota Samarinda, yang dibuka pada hari Jum’at, 14 Muharram 1444 (12/8/2022).
Penyelenggaraan kegiatan yang berlangsung intensif selama 3 hari ini melibatkan amal usaha Posdai dan Rumah Qur’an Hidayatullah (RQH) Kaltim yang didukung oleh Baitulmaal Hidayatullah (BMH).
“Ini adalah sebagai bentuk kepedulian Hidayatullah untuk terus menggairahkan pemberantasan buta aksara Al Quran dalam upaya agar semakin banyak kamu muslimin bisa menikmati belajar membaca Al-Qur’an lebih mudah,” kata Ketua Panitia Ust Charles Yusuf kepada Hidayatullah.or.id beberapa waktu lalu.
Charles menyebutkan, sebagai negara dengan 238,09 juta jiwa atau 86,93% penduduknya yang tercatat beragama Islam pada akhir 2021, maka sudah sepantasnya umat muslim di Indonesia belajar dan memahami kitab sucinya.
Namun, realitanya, umumnya kaum muslimin belum sepenuhnya mampu atau mau belajar membaca Al Quran.
“Fakta ini seharusnya membuat kita priharin dan risau untuk selanjutnya kita carikan solusi bagaimana bisa memperbaiki kondisi yang terjadi,” kata Charles.
Menurut Charles, kondisi ini tak mungkin diatasi secara parsial dan partikular semata sebab ia membutuhkan kebersamaan agar program ini dapat diangkat bersama sama sehingga dapat berdampak secara universal baik untuk kemajuan umat, agama, bangsa, dan negara.
“Pekerjaan ini tidak ringan, tapi harus dimulai dan dilakukan. Setidaknya ada upaya nyata dan berkesinambungan dalam rangka mengurangi jumlah umat Islam Indonesia yang belum mampu membaca Al-Qur’an,” katanya.
Ia pun menyampaikan rasa syukur mendalam dengan munculnya berbagai komunitas yang berupaya menyadarkan umat tentang betapa pentingnya belajar membaca Al-Qur’an. Namun, dia berharap, gerakan ini perlu dilakukan secara kolosal dan berkelanjutan.
“Kendala di lapangan ketika umat sudah mulai tumbuh kesadarannya untuk belajar Qu’an, terkadang dihadapkan dengan masalah yakni mereka kebingungan dimana harus belajar dan dengan siapa belajarnya karena sulitnya mencari guru ngaji,” kata Charles.
Kegiatan diklat guru ngaji ini dibuka langsung oleh Kepala Bidang Dakwah dan Pelayanan Ummat (Yanmat) DPP Hidayatullah Drs Nursyamsa Hadis.
Pelatihan menghadirkan pemateri dari DPP Hidayatullah yakni Ketua Departemen Komunikasi dan Penyiaran Ust Shohibul Anwar, Ketua Departemen Rekrutmen dan Pembinaan Anggota Ust Iwan Abdullah. Ada juga Koordinator yang juga instuktur nasional Grand MBA Pusat Ust Agung Tranajaya bersama dan instruktur nasional Grand MBA Pusat Ust Muhdi Muhammad.
Acara ini diikuti oleh 34 penanggung jawab RQH se-Kaltim serta sejumlah perwakilan dari Mahulu, Kutai Barat, Kutai Kartanegara, Samarinda, Bontang, Kutai Timur, Berau, Balikpapan, Penajam Paser Utara, Paser, dan perwakilan dari organisasi pendukung tingkat wilayah Pemuda Hidayatullah Kaltim.
Selama 3 hari acara dibagi menjadi dua sesi. Dua hari pertama adalah pelatihan guru ngaji dan Daurah muallim Grand MBA Metode 8 jam mahir membaca Qur’an dan dilengkapi dengan paket tahsin.
Adapun satu hari berikutnya dilanjut kegiatan Training of Trainer (TOT) Bina Aqidah untuk wali murid Hidayatullah. TOT ini dilaksanakn sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan pelayanan pembinaan wali murid yang selama ini.
Dalam momen ini juga DPW Hidayatullah Kalimantan Timur meluncurkan program Sekolah DaI Hidayatullah Kaltim yang merupakan salah satu program yang tertunda karena pandemi.
“Tahun perdana ada 15 orang mahasantri yang akan dididik selama satu tahun untuk nanti setelah selesai belajar selama satu tahun akan di tugaskan terjun membina umat,” tandas Charles.*/Ainuddin