AdvertisementAdvertisement

H2R SAR Hidayatullah Sulsel Tekankan Kewaspadaan Dini dan Mitigasi Bencana Hidrometeorologi

Content Partner

PAREPARE (Hidayatullah.or.id) — Search and Rescue (SAR) Hidayatullah, badan pendukung ormas Hidayatullah dalam mengkoordinasi dan memobilisasi sumberdaya dalam tanggap darurat bencana, mitigasi, kewaspadaan dini dan rehabilitasi pasca bencana, menggelar pertemuan koordinasi wilayah selama 2 hari di Pantai Madinatul Izzah Mubarak, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan, pada 24-25 Rabi’ul Awal 1446 (28-29/9/2024).

Pertemuan ini menjadi bagian dari rangkaian kegiatan yang bertujuan untuk memperkuat tanggap darurat bencana, mitigasi, kewaspadaan dini, dan rehabilitasi pascabencana, yang menjadi fokus utama SAR Hidayatullah.

Acara koordinasi wilayah bertajuk “Halaqah Hidayatullah Rescue (H2R)” ini terasa istimewa karena selain dihadiri langsung oleh Ketua Umum SAR Hidayatullah Irwan Harun, juga ditinjau langsung oleh Pemimpin Umum Hidayatullah, KH Abdurrahman Muhammad, yang meluangkan memberi motivasi selama kurang lebih 30 menit kepada peserta.

Kehadiran KH Abdurrahman Muhammad disela sela kesibukannya memenuhi undangan perlbagai agenda di provinsi berjuluk Anging Mamiri ini memberi semangat dan motivasi kepada para peserta yang datang dari berbagai wilayah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat, termasuk Pengurus Wilayah dan anggota SAR Hidayatullah, mahasiswa Sekolah Dai Hidayatullah Sultanbatara, dan potensi relawan SAR dari Pondok Pesantren Hidayatullah Menro, Kabupaten Pinrang.

Dalam pertemuan tersebut, fokus utama adalah menguatkan pelayanan mitigasi bencana dan tanggap darurat khususnya di Sulawesi Selatan, yang merupakan wilayah rentan bencana.

Sulawesi Selatan secara geografis terletak di kawasan cincin api dunia (ring of fire), yang membuat wilayah ini sering kali mengalami gempa bumi dan bencana hidrometeorologi lainnya seperti banjir, tanah longsor, serta kekeringan berkepanjangan.

Ketua Umum SAR Hidayatullah, Irwan Harun, dalam keterangannya menyampaikan pentingnya kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana hidrometeorologi termasuk gempa megathrust.

Berdasarkan laporan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa megathrust di wilayah selatan Pulau Sulawesi berpotensi besar menimbulkan kerusakan luas, terutama di daerah pesisir. BMKG telah mengidentifikasi potensi gempa berkekuatan lebih dari 8,0 magnitudo yang dapat memicu tsunami di sepanjang pantai barat Sulawesi dan sebagian wilayah lainnya.

Mengingat tingginya risiko tersebut, Irwan menekankan bahwa edukasi dan sosialisasi mengenai bencana harus terus digalakkan di masyarakat, terutama di lingkungan pendidikan.

“Kita hidup di wilayah yang sangat rawan terhadap gempa, khususnya potensi gempa megathrust yang disebutkan dalam berbagai temuan BMKG. Ini mengharuskan kita untuk lebih siap dan terus melakukan sosialisasi serta edukasi mitigasi bencana di seluruh lapisan masyarakat,” ujar Irwan.

Kewaspadaan Dini di Lingkungan Pendidikan

Sebagai bagian dari program tanggap bencana, SAR Hidayatullah berkomitmen untuk terus melakukan sosialisasi dan pelatihan kepada masyarakat, termasuk di sekolah-sekolah dan pondok pesantren yang menjadi lingkungan pendidikan utama di kawasan tersebut.

Irwan menyebutkan bahwa SAR Hidayatullah siap menjadi instruktur dan pelatih dalam kegiatan mitigasi dan kewaspadaan bencana di lingkungan satuan pendidikan, dengan harapan agar para siswa, santri, serta tenaga pendidik bisa memiliki pemahaman mendalam tentang langkah-langkah tanggap darurat yang harus diambil ketika terjadi bencana.

“Anak-anak kita harus sadar akan bahaya yang mengancam dan tahu apa yang harus dilakukan ketika bencana melanda. Edukasi ini tidak hanya untuk anak-anak, tetapi juga untuk seluruh elemen masyarakat,” tambahnya.

Selain pendidikan formal, SAR Hidayatullah juga terus mendorong peningkatan kapasitas relawan yang berasal dari pondok pesantren dan lembaga pendidikan lainnya di Sulawesi Selatan. Para santri dan relawan ini diharapkan bisa menjadi garda terdepan dalam membantu penanganan bencana di masa mendatang.

Menurut Irwan, salah satu tantangan utama dalam menghadapi gempa bumi dan bencana hidrometeorologi adalah kurangnya kesadaran masyarakat akan bahaya yang mengintai. Karenanya, sosialisasi yang terus menerus dan latihan kesiapsiagaan sangat diperlukan untuk meminimalisir dampak dari bencana tersebut.

SAR Hidayatullah, melalui pertemuan ini, menegaskan komitmennya untuk terus memperkuat edukasi kepada masyarakat, agar mereka lebih siap dan tangguh dalam menghadapi bencana.

“Kita semua harus bersiap menghadapi segala kemungkinan. Kewaspadaan dini, mitigasi, dan pelatihan secara berkala harus menjadi prioritas. Tidak hanya di kalangan relawan, tetapi juga masyarakat umum,” tegas Irwan Harun.

Pengukuhan SAR Hidayatullah Pinrang dan Parepare

Sebagai bagian dari agenda pertemuan, SAR Hidayatullah juga mengukuhkan tim relawan untuk wilayah Pinrang dan Parepare. Pengukuhan ini dilakukan langsung oleh Ketua SAR Hidayatullah Sulsel, Armin Karim.

Armin berharap dengan adanya tim SAR yang terorganisir di kedua wilayah ini, respons terhadap bencana bisa lebih cepat dan terarah, mengingat kedua wilayah tersebut sering dilanda bencana alam, khususnya banjir dan tanah longsor.

“Kita harus memperkuat sinergi di lapangan, baik di Pinrang maupun Parepare. Dengan adanya tim SAR yang kuat di wilayah-wilayah ini, kita bisa lebih sigap dalam merespons setiap bencana yang terjadi,” ujar Armin dalam sambutannya.

Armin juga mengungkapkan bahwa di akhir tahun 2024, SAR Hidayatullah merencanakan untuk mengadakan program pelatihan berskala nasional bagi para relawan Search and Rescue (SAR) di Sulawesi Selatan. Program ini akan menjadi ajang peningkatan kapasitas bagi para relawan dalam menangani berbagai jenis bencana, baik yang bersifat lokal maupun nasional.

“Insyaallah, di akhir tahun ini kita akan adakan training center nasional untuk meningkatkan kapasitas relawan SAR di Sulawesi Selatan,” tambahnya.

SAR Hidayatullah ditegaskan Armin juga akan bekerja sama dengan pemerintah daerah dan lembaga terkait lainnya untuk memperkuat sistem peringatan dini dan tanggap darurat di wilayah Sulawesi Selatan.

Melalui kerjasama ini, diharapkan masyarakat dapat lebih cepat mendapatkan informasi yang akurat dan terpercaya ketika terjadi bencana, sehingga langkah-langkah penyelamatan bisa segera diambil. (ybh/hidayatullah.or.id)

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Indeks Berita Terbaru

Pesan dari Tabligh Akbar Hidayatullah Karo, Jaga Kerukunan dan Bentengi Akidah Umat

BRASTAGI (Hidayatullah.or.id) -- Pondok Pesantren Hidayatullah Karo selenggarakan Tabligh Akbar yang bertempat di Masjid Muhammad Cheng Hoo, Kecamatan Berastagi,...
- Advertisement -spot_img

Baca Terkait Lainnya

- Advertisement -spot_img