Hidayatullah.or.id – Innaalillaahi wainnaa ilaihi rojiun. Laa ilaha ilallaahul ’azhiimul haliimu laa ilaaha ilallahu rabuul ’arsyil ’azhiim, laa ilaaha ilallaahu rabbussamaa waati wa rabbul ardhi wa rabbal arsyil kariim.
Keluarga besar Hidayatullah berduka. Salah seorang kader dai senior, Ustadz Hasan Rofidi, meninggal dunia. Beliau menghembuskan nafas terakhirnya di RSUD Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Selasa malam ini sekitar pukul 20:30 WIB (12 April 2016).
Beliau dilarikan ke rumah sakit setelah sebelumnya tiba-tiba terjatuh di sela acara Rapat Pleno DPP Hidayatullah yang digelar di Kampus Pesantren Hidayatullah Depok, Jawa Barat, siang tadi.
Berbagai upaya telah dilakukan, namun Allah Ta’ala berkehendak lain. Beliau dipanggil ke kharibaan-Nya setelah sempat menjalani beberapa tindakan medis termasuk usaha CT-scan (computerized tomography scanner) untuk mendiagnosis dan memonitor kondisi beliau.
Informasi dihimpun media ini, seminggu terakhir ini beliau memang sangat sibuk mengurusi ibu mertua dan ibu kandungnya. Selain sibuk menjadi Ketua Majelis Murobbi di Dewan Mudzakarah Hidayatullah, beliau juga pembina yayasan-yayasan Hidayatullah di Jember, Semarang dan berbagai daerah lainnya. Seminggu terakhir beliau juga tambah sibuk menyiapkan pemberangkatan ibunya umrah.
Almarhum Ustadz Hasan Rofidi adalah anggota Dewan Mudzakarah DPP Hidayatullah. Sebelumnya beliau mengemban amanat Ketua Departemen Pengkaderan Pimpinan Pusat (PP) Hidayatullah dan pernah memimpin PW Hidayatullah Jawa Timur. Beliau pun termasuk tokoh awal dan perintis sejumlah kampus Hidayatullah di Jawa.
Semangat dakwahnya selalu menggebu. Beliau selalu siap tugas dakwah kapan saja diminta, kecuali sedang uzur. Saat mengemban amanat sebagai pengurus DPP Hidayatullah, beliau secara rutin memantau dan mengisi pelatihan leadership di lembaga Hidayatullah Training Center (HiTC) yang dibawah koordinasi departemennya.
Karena amanah-amanah yang diembannya tersebut, beliau seringkali harus meninggalkan keluarga berhari-hari. Namun demikian, perhatian beliau terhadap keluarga tidaklah berkurang. Berkat didikan dan perhatiannya, putranya bernama Azzam telah hafal Al Qur’an 30 Juz yang selesai menghafal Al-Quran sebelum lulus SMA dan dapat sanad Hifzh langsung dari Syaikh Abdullah Basfar.
Dalam satu nasihatnya di hadapan peserta Training Marhalah Wustha Hidayatullah Kaltim, awal Januari 2014 silam (11/01/2014), almarhum Hasan Rofidi pernah mengingatkan bahwa kader Hidayatullah harus selalu menjaga etika Islam dan adab-adab dalam berdakwah. Hal prinsip bagi kader-kader Islam adalah menjaga akhlak yang mulia.
Kata beliau, apalah arti ilmu yang mumpuni, hafalan yang banyak, kemampuan yang hebat dalam berdakwah, jika semua itu dibungkus dengan perilaku yang tidak baik hanya akan melahirkan antipati dari umat.
Layaknya terminal pompa bensin atau yang populer dengan sebutan pom bensin, jelas beliau, para peserta Training Marhalah Wustha ini mampir sejenak dari rutinitas dakwah mereka untuk menambah bekal mereka. Bukan untuk rehat dari kewajiban dakwah, tapi justru para juru dakwah ini diharapkan mengumpulkan bekal sebanyak-banyaknya. Mulai dari bekal ilmu, semangat, dan motivasi. Lebih penting lagi tentunya bekal spiritual untuk kembali mengarungi samudera perjuangan dakwah.
“Untuk itu mari kita besarkan nama Allah sebagai spirit kita dalam berdakwah,” ucap Ustadz Hasan sambil mengajak seluruh peserta penutupan acara untuk bertakbir. Allaahu Akbar!.
Allahummaghfir Lahu Warhamhu Wa ‘Aafihi Wa’fu ‘Anhu Wa Akrim Nuzulahu Wa Wassi’ Mudkhalahu Waghsilhu Bilmaa`I Wats Tsalji Wal Baradi Wa Naqqihi Minal Khathaayaa Kamaa Naqqaitats Tsaubal Abyadla Minad Danasi Wa Abdilhu Daaran Khairan Min Daarihi Wa Ahlan Khairan Min Ahlihi Wa Zaujan Khairan Min Zaujihi Wa Adkhilhul Jannata Wa A’idzhu Min ‘Adzaabil Qabri Au Min ‘Adzaabin Naar”.