Hidayatullah.or.id – Istri Gubernur Aceh Zaini Abdullah, Hj. Niazah A Hamid, memimpin acara bakti sosial santunan 200 anak yatim dan dhuafa di Pondok Pesantren Hidayatullah, Gampong Nusa, Kecamatan Lhoknga, Aceh Besar, Minggu (14/02) lalu.
“Kami merasakan betapa pentingnya membangun kepedulian kepada anak yang tidak lagi didampingi orang tuanya,” ujar Hj. Niazah.
Istri orang nomor satu di Aceh ini hadir bersama rombongan Majelis Taklim Uswatun Nisaa, yaitu majelis taklim yang anggotanya para istri-istri pejabat Pemerintah Aceh.
“Kami merasakan betapa pentingnya membangun kepedulian kepada anak yang tidak lagi didampingi orangtuanya,” ujar Hj. Niazah.
Beliau menyebutkan, majelis taklim yang ia pimpin umumnya beranggotakan orangtua. Sebagai orangtua, tentunya, para pendamping pemimipin Aceh dan kepala-kepala SKPA tentu merasakan bagaimana mendidik anak.
“Kewajiban kita untuk mendidik anak-anak kita ini,” kata Hj. Niazah.
Dahlia, Koordinator Majelis Taklim Uswatun Nisaa menyebutkan, para rombongan istri pimpinan hadir di Gampong Nusa untuk bersilaturrahmi, menghadiri maulid nabi, serta memberikan santunan kepada 200 anak yatim dan fakir miskin.
Para rombongan membawa beras sebanyak 20 sak, gula 2 sak, telur, minyak, sebanyak sarung 20 kodi, serta santunan sebanyak 20 juta rupiah.
“Ini program rutinitas Majelis Taklim kita setiap tahun. Tahun lalu di Krung Raya,” ujar Dahlia.
Dahlia menjelaskan, program utama Majelis Taklim Uswatun Nisaa adalah pengajian rutin hari Selesa, yaitu kajian tentang islam, akhlak, fikih, tafsir, pendidikan, tajwid dan sirah nabawiyah. Pengajian dilangsungkan di Aula Pendopo Gubernur Aceh, Banda Aceh.
“Umum juga bisa ikut serta. Ini untuk merajut silaturahmi antar kita dengan masyarakat. Mudah-mudahan tidak hanya di provinsi, tapi di seluruh kabupaten/kota para ibu-ibu bupati juga melakukannya,” ujar Dahlia.
Di hadapan para santri, Hj. Niazah berpesan untuk belajar dengan rajin dan tidak lalai dalam beribadah kepada Allah.
“Dan yang paling penting juga, jangan pernah lupa mendoakan orangtua kita yang sudah terlebih dahulu mendahului kita,” ujar Umi Niazah.
Hj. Niazah yang datang bersama Istri Sekda Aceh, istri para SKPA, Danramil Lhoknga, Camat Lhoknga, Polsek Lhoknga, PKK Lhoknga dan Gampong Nusa, serta para tokoh masyarakat meminta para santri untuk tidak menyerah.
“Berputus asa adalah haram,” kata Umi Niazah.
Tengku Mahyidin, Pimpinan Pasantren Hidayatullah Lhoknga berterima makasih atas kehadiran para jamaah Majelis Taklim Uswatun Nisaa.
“Sebelumnya kami hanya melihat ibu-ibu di TV (media massa),” ujar Tengku Mahyidin.
Tengku menjelaskan, pesantren yang ia pimpin ini berdiri di tahun 1998. Pesantren ini dibangun sebagai lembaga sosial, dakwah dan lembaga pendidikan.
Bangunan pesantren tersebar di beberapa titik pada sebuah komplek di kaki perbukitan Gampong Nusa. Bangunan tersebut berdiri atas bantuan negara donor pasca tsunami.
“Kampus (pesantren) kita ini hadir sebagai Rahmatan lil ‘Alaamin, rahmat untuk seluruh alam,” ujar ustad Mahyidin.
Tengku menambahkan, pesantrennya juga pernah mendapatkan bantuan donor khususnya pasca tsunami diantaranya dari Inggris, Australia, Arab Saudi, dan Pemerintah Aceh sendiri. (ybh/hio/hms)