BATAM (Hidayatullah.or.id) — Pimpinan Umum Hidayatullah Ust Abdurrahman Muhammad mengiingatkan bahwa kader Hidayatullah adalah figur tercerahkan yang diharapkan selalu menebarkan kebaikan dan memeliharanya.
“Kunu Rabbaniyyin, Jaddidu imanakum. Jadilah orang yang rabbani. Orang yang menjaga dan memelihara kebaikan. Perbaharui terus imanmu karena semangat juang itu perlu pembaharuan terus,” kata Ust Abdurrahman di acara penutupan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Kampus Induk dan Utama di Kampus Utama Hidayatullah Batam, Ahad (8/3/2020).
Oleh karena itu, lanjut beliau, dirinya dan kita semua harus ada semangat baru untuk terus berjuang. Harus ada proses untuk menciptakan manusia manusia Rabbani itu dan harus ada satu perjalanan yang dilalui untuk menjadi pendidik dan pemelihara kebaikan itu.
“Juga terus menjaga adab karena adab adalah upaya untuk menguatkan kepribadian dalam kebaikan, dengan cara bersama dengan orang-orang baik dan benar,” imbuhnya.
“Kunu ma’as shadiqin. Lagi lagi ini menggunakan kata kunu, artinya memang harus ada proses menjadi itu, karena tidak serta merta orang itu dapat menjadi baik, harus ada prosesnya. Menjadi kunu rabbaniyyin dan kunu ma’as shaadiqin, itu butuh proses yang ketat,” jelasnya dengan menukil masing-masing ayat dalam al-Qur’an surah Al-Taubah [9]: 119 dan surah Ali Imran [3]: 79.
Inilah kata dia penemuan yang luar biasa dari almarhum Ustadz Abdullah Said, Pendiri Hidayatullah, dimana beliau mampu menemukan sebuah ide, cara untuk memproses manusia menjadi baik. Yaitu mengkader manusia menjadi baik, menjadi rabbani, dan juga membuat kampus-kampus untuk membebaskan bumi Allah.
“Dengan proses memperbaharui iman itulah senantiasa orang akan terproses menjadi manusia rabbani,” imbuh beliau.
Abdurrahman juga menyebut adab sebagai proses yang mesti dijalani oleh setiap manusia. Sebab, katanya, Nabi Muhammad shallalahu alaihi wasallam saja di-ta’dib hingga beliau menjadi manusia yang paling ahsan adabnya.
Masih di kesempatan yang sama, Pimpinan Umum Hidayatullah juga menyampaikan pentingnya penguatan komitmen berjamaah kepada seluruh kader Hidayatullah.
Di hadapan peserta rakor, Abdurrahman menyebut pertemuan ini dengan istilah majelis mulia karena banyaknya faidah yang diperoleh dari acara ini.
“Ada komitmen berjamaah bagi para kader, dan itu kekayaan yang sangat besar, juga saya dapat bertemu dengan para pendiri Hidayatullah,” katanya.
“Ada kerinduan bertemu pendiri dan berharap beliau bisa sehat dan besama sama kita dalam sebuah aktifitas. Alhamdulillah, ini karunia besar. Karena ada keutamaan mendatangi majlis mulia ini,” lanjutnya.
Dalam kesempatan ini, Abdurrahman menekankan pentingnya komitmen berjamaah karena cita kita bersama adalah menegakkan Islam kaffah.
“Ini penting karena sebenarnya pemahaman keislaman kita itu sudah bagus. Cuma memang harus dihilangkan rasa angkuhnya agar menjadi manusia manusia rabbani, tawadhu, qanaah, dan wara,” lanjutnya.
Akhirnya, Abdurrahman berpesan kepada seluruh kader Hidayatullah untuk terus berkarya di medan juang tanpa pernah menyerah dan putus semangat, dan tetap memohon pertolongan Allah.
“Bermunajat dengan syahdu di malam hari, bertarung dengan seluruh pekerjaaan di siang hari”, pungkasnya.
Acara Rakornas yang mengangkat tema “Optimalisasi Peran LPIH-PTH sebagai Wadah Pembinaan dan Perkaderan” ini di hadiri oleh Kampus Induk dan Utama Hidayatullah terdiri dari Kampus Ummul Qura, Hidayatullah Gunung Tembak, Balikpapan, dan Kampus Utama: Hidayatullah Depok, Hidayatullah Surabaya, Hidayatullah Makassar, Hidayatullah Samarinda, Hidayatullah Timika, Hidayatullah Medan, dan Hidayatullah Batam.*/Azhari