PALU (Hidayatullah.or.id) – Sampai berita ini diturunkan, dapat dilaporkan santri Kampus Pondok Pesantren Hidayatullah Palu, Sulawesi Tengah, semua selamat dari terjangan tsunami yang sebelumnya didahului gempa bumi melanda sejumlah kawasan Sulteng yang berpusat titik di Donggala, Jum’at (28/9/2018). Kendati demikian, sejumlah bangunan pondok luluh lantak.
Pasca gempa santri dan warga segera diungsikan ke tempat tinggi dan semalam harus tidur di kolong langit karena masih mengkhawatirkan adanya tsunami susulan. Sempat ada santri berusia 9 tahun disebut hilang diseret ombak tsunami, namun belakangan diketahui telah diamankan oleh warga setempat.
Seperti diketahui, gempa magnitudo 7,4 mengguncang Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, Jumat (28/9/2018). Gempa beruntun meski berpusat di Donggala, namun dirasakan hampir di setiap wilayah di provinsi ini.
Gempa pertama kali terjadi dengan magnitudo 5,9 pada pukul 13.59 WIB. Dari informasi BMKG, pusat gempa berada di darat, 61 kilometer sebelah utara Palu. Gempa yang pusatnya berada di kedalaman 10 kilometer ini dirasakan di Palu, Donggala, Sulawesi Tengah.
Berdasar data dari situs BMKG, sejumlah gempa susulan kemudian terjadi. Yang paling besar adalah gempa bermagnitudo 7.4 (sebelumnya disebutkan 7.7) pada pukul 18.02 Wita.
Hidayatullah turut berduka cita dan menyampaikan rasa simpati yg sangat mendalam untuk masyarakat Sulawesi Tengah yang sedang ditimpa musibah gempa. Ia juga mendorong gerakan keswadayaan nasional untuk gempa Sulteng.
“Mengharapkan agar masyarakat Indonesia secara umum dan umat Islam secara khusus memberikan empati dan mengulurkan tangan untuk saling membantu dan meringankan beban sesama,” kata anggota Dewan Mudzakarah Hidayatullah KH Naspi Arsyad, Jum’at (28/9/2018) malam.
Ia pula menyerukan untuk mendoakan agar masyarakat yang ditimpa musibah diberikan kesabaran dan kekuatan oleh Allah SWT juga mendoakan agar musibah ini cepat berlalu.
“Meyakini bahwa setiap ujian dari Allah mengandung kebaikan yang akan terungkap, cepat atau lambat. Sehingga tetap berprasangka baik dan mengambil hikmah adalah hal mutlak walau berat dalam keadaan seperti sekarang ini,” ingatnya. (ybh/hio)