Hidayatulla.or.id – Memperhatikan dinamika kebangsaan yang kian jauh dari nilai-nilai keadilan dan adab, Dewan Pengurus Daerah (DPD) Hidayatullah Bali bekerjasama dengan Laznas BMH mengundang cendekiawan Muslim Adian Husaini untuk bedah buku beliau “Mewujudkan Indonesia Adil dan Beradab”.
Acara itu digelar sekaligus sebagai rangkaian Musyawarah Daerah yang dilaksanakan di Pesantren Hidayatullah yang beralamat di Jalan Raya Pemogang Gang Taman No. 20X, Denpasar Selatan, Kota Denpasar, Bali, Ahad (17/01/2016) lalu.
Dalam pemaparannya Dr. Adian Husaini mengaku mencoba menakar akar pemasalahan yang terjadi dalam pergolakan Islamisasi di Indonesia.
“Indonesia yang adil dan beradab merupakan cita-cita bersama seluruh komponen bangsa Indonesia dengan segala dinamikanya harus selalu kita kawal untuk kita wujudkan,” ujar Adian.
“Cita-cita besar founding father itulah yang coba dituangkan dalam bentuk nyata,” imbuhnya.
Direktur Program Pendidikan Pascasarjana Universitas Ibn Khaldun itu mengungkapkan, gagasan para pendiri bangsa Indonesia adalah mencitakan terwujudnya sebuah negara yang adil dan makmur dalam naungan ridha Ilahi (baldatun thayyibatun wa-rabbun ghafur). Itulah negara yang ideal yang diidam-idamkan sampai saat ini.
Oleh karena itu, menurutnya, bangsa Indonesia mesti kembali menghidupkan adab dalam kehidupan.
“Akar permasalahan umat Islam adalah “loss of adab” (hilang adab),” tegasnya.
Adian menegaskan, Ada dua gagasan besar yang coba dikemukakan secara konkret dalam kehidupan sehari-hari yang pada akhirnya melahirkan insan-insan yang mampu menempatkan dirinya sebagai Muslim yang baik, juga sebagai warga Indonesia yang baik.
Pertama, kata dia, aplikasi adab dalam kenegaraan. Seorang muslim, jelasnya, harus tetap meletakkan loyalitas tertingginya kepada Tuhan Yang Maha Esa, yaitu Allah SWT. Karena menempatkan loyalitas terhadap makhluk lebih tinggi daripada kepada Al-Khaliq merupakan perbuatan yang tidak beradab.
Kedua, adalah aplikasi adab dalam pendidikan. Dia menjelaskan, Dewasa ini salah satu masalah terbesar umat Islam adalah masalah eksternal, yakni berupa serbuan pemikiran-pemikiran yang merusak.
Padahal, lanjutnya mengutip cendikiawan muslim kontemporer Prof. Al-Attas, ada masalah internal yang lebih mendasar. Akar masalah tersebut yang banyak tidak disadari oleh umat Islam yakni loss of adab.
Menurut Prof al-Attas, loss of adab umat Islam yakni hilangnya disiplin, mulai disiplin badan, pemikiran, dan jiwa. Seorang yang beradab menurut Al-Attas, adalah orang yang memahami dan mengakui posisinya yang tepat dengan dirinya sendiri, masyarakat dan sekelilingnya.
Dan juga memahami potensi-potensi fisik, intelektual, dan spritualnya. Olehnya itu, krisis saat ini terapinya harus dengan ta’dib (pendidikan), karena pendidikan dalam Islam adalah proses penanaman adab dalam diri seorang Muslim, pungkas Adian.*/Yusron